TRIBUNSUMSEL.COM - Ada banyak alasan seorang perempuan harus bekerja. Sebagian karena ingin turut serta menopang ekonomi keluarga sedangkan lainnya untuk aktualisasi diri. Ada perempuan bekerja yang memilih berkarir di luar rumah tetapi ada juga yang tetap bisa berkarir dari rumah.
Masyarakat seakan menganggap hal ini sebagai fenomena biasa dan tidak perlu dipermasalahkan. Tetapi ada juga yang mempersoalkan perempuan bekerja terutama yang harus berkarir di luar rumah. Seringkali norma juga aturan agama ikut dibawa-bawa sebagai alasan ketidaksepahaman terhadap fenomena perempuan bekerja.
Untuk mendapatkan jawaban Bolehkah Perempuan Bekerja dan Apa Hukumnya Dalam Pandangan Islam, Ini Kata Ulama Soal Wanita Karir, maka hal ini didasarkan pada ceramah para dai bersumber pada dalil Alquran dan Hadist juga sunnah Rasululllah SAW.
Buya Yahya dalam kanal youtube Al Bahjah TV menyampaikan wanita karir zaman Nabi Muhammad SAW sudah ada. Sayyidah Khadijah adalah contoh wanita karir. Tetapi memang Siti Khadijah mengerti manajemen, kewajiban terhadap suami tidak lalai bahkan kewajiban pada suami tetap nomor satu.
"Mungkin wanita karir sekarang perlu belajar manajemen pada Sayyidah Khadijah," katanya
Melanjutkan penjelasannya, Buya Yahya menuturkan salah satu contoh di antara manajemen dalam bekerja yang diterapkan Siti Khadijah Radilaahuanha adalah memiliki hewan ternak yang banyak, dirinya tidak perlu mengantarkan secara langsung kambing-kambing tersebut ke pembelinya tetapi meminta orang terpercaya.
Sayyida Khadijah pebisnis besar saat itu dan yang diambil sebagai orang-orang terpercaya adalah orang-orang hebat.
Termasuk Sayyidina Rasul bekerja dengan Khadijah membawa barang. Selama perjalanan Rasulullah SAW dikawal Maisaroh seorang pria yang memang sudah lama jadi orang kepercayaan Sayyidah Khadijah.
"Selama perjalanan itu timbul kekaguman Maisaroh pada sosok Rasulullah. Karena kejujuran, ketulusan dan tutur kata lembut selama dalam perjalannya," kata Buya Yahya sedikit menceritakan betapa mulia akhlak Sayyidah Khadijah.
Selama orang kepercayaannya menjalankan bisnis, Sayyidah Khadijah selaku wanita terhormat tetap berada di dalam rumahnya.
Setelah menjadi istri Rasulullah, karir Siti Khadijah tidak terputus. Selama orang kepercayaannya menjalankan bisnis, Sayyidah Khadijah selaku wanita terhormat tetap berada di dalam rumahnya.
"Pengabdian pada suami tetap diutamakan. Sayyidah Khadijah yang mengantarkan sendiri makanan untuk Rasulullah saat Nabi berada di Gua Hira 2 sampai 3 kali dalam sehari," kata Buya Yahya.
Meneladani kisah Sayyidah Khadijah ini lanjut Buya Yahya, seperti itulah jawaban atas Bolehkah Perempuan Bekerja dan Bagaimana Hukumnya Dalam Pandangan Islam, Ini Penjelasan Ulama.
Lanjut Buya Yahya, di masa Rasullah SAW ada banyak juga wanita karir yang berjuang.
"Bahkan ada salah seorang istri Nabi SAW juga berkarir tetapi di rumahnya. Menjahit dan menyulam yang hasilnya dijual diserahkan ke fakir miskin sehingga digelari Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin). Tetapi (karir) dilakukan tanpa mengganggu urusannya dengan Rasulullah SAW," kata Buya Yahya.
Jadi kata Buya Yahya, seorang wanita karir sangat diperkenankan. Namun, harus dijadikan catatan adalah jangan sampai karir tersebut jadi kesombongan. Sebaliknya karir itu justru menjadi alat mengabdi pada suami.