Akidi Tio Sumbang 2 Triliun ke Sumsel

Mantan Ketua DPR RI Ungkap Fakta Lain Akidi Tio, Kerabat Tong Joe Taipan Pendiri Pertamina

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerahan bantuan dana Rp.2 Triliun dari keluarga alm. Akidi Tio, pengusaha sukses asal Kota Langsa Kabupaten Aceh Timur yang pernah tinggal di Palembang untuk penanganan covid-19 di Sumsel, Senin (26/7/2021)

"Kalau jadi dana wakaf dengan modal Rp 2 T, manfaatnya hingga kiamat itu, karena kita tidak bicara pengembangan dana saja, kita letakkan di bank saja sekitar 4 persen saja sudah Rp 80 milyar. Artinya setiap tahun bisa dibagikan untuk kepentingan masyarakat dan pendidikan, dimana pendidikan itu sangat penting," tuturnya, seraya ia sudah menghubungi Kapolda Sumsel untuk menyarankannya jadi dana wakaf.

Ditambahkan Marzuki, jika dana Rp 2T itu dimanfaatkan untuk pendidikan di Sumsel akan jadi luar biasa, termasuk beasiswa menjadikan anak- anak bermanfaat untuk negeri nantinya.

"Jadi kalau dibagi- bagikan, pemerintah pusat sudah ada anggaran negara dan jangan dicampuri. Tapi donasi ini untuk membangun masyarakat di Sumsel melalui pendidikan jadi luar biasa," pungkasnya, seraya ia sendiri memiliki niat kedepan untuk bisa melakukan serupa.

Tentang Tong Joe

Pejuang dan juga pengusaha Tong Djoe meninggal dunia, Selasa (9/2/2021) di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Tong Djoe meninggal dunia di usia 94 tahun.

Dikutip Tribun dari Kompas.id, semasa hidup, Tong Djoe selain menjadi pelaku sejarah perjuangan era kemerdekaan 1945, juga mengembangkan bisnis semasa Orde Lama dan Orde Baru.

Ia juga turut memperjuangkan pulihnya hubungan dua negara besar, Indonesia dan China, bersama Sukamdani Sahid Gitosardjono dan Mensesneg Moerdiono.

Semasa muda, Tong Djoe berjuang bersama AK Gani, Gubernur Sumatera Selatan di masa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1949), dengan menyelundupkan senjata untuk Republik Indonesia.

Atas jasa tersebut, Pemerintah Republik Indonesia di masa Presiden BJ Habibie memberikan penghargaan Bintang Jasa Pratama tahun 1998.

Selanjutnya, Tong Djoe yang akrab dengan Ibnu Sutowo—pimpinan Pertamina—membuka usaha Grup Tunas di Tanjong Pagar, Singapura, tahun 1970-an, serta menjalin hubungan diplomasi publik yang baik antara Indonesia, Singapura, dan China.

Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat China Soegeng Rahardjo yang dihubungi, mengatakan, Tong Djoe dan Sukamdani adalah ”duet maut” yang mampu memulihkan hubungan Jakarta-Beijing.

”Beliau berdua memiliki wawasan strategis dan menjalankan diplomasi publik yang efektif antara dua negara penting di kawasan. Pak Tong Djoe pun tidak mau kelihatan atas peran selama ini yang sangat strategis,” kata Soegeng, yang pernah menjadi diplomat di Amerika Serikat, Amerika Latin, Australia, dan Dubes di Afrika Selatan serta China.

Soegeng menambahkan, Sukamdani Sahid berhasil meyakinkan Presiden Soeharto, dan Tong Djoe menjadi jembatan ke pihak Beijing dalam langkah strategis memulihkan kembali hubungan diplomatik RI dan China yang sama-sama ikut menjadi motor Konferensi Asia Afrika 1955 bersama India dan Mesir.

Soegeng mengenang perbincangannya bersama Tong Djoe tahun 2019 di Jakarta selama dua jam lebih.

Tong Djoe yang mendirikan grup usaha Tunas itu sangat bersahaja dan mengingatkan pentingnya hubungan strategis yang saling melengkapi antara Indonesia dan China.

Halaman
123

Berita Terkini