TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Jika sebelumnya mudik lokal di dalam Provinsi Sumatera Selatan masih diberikan toleransi maka mulai hari ini, Senin (3/5/2021) secara final pemerintah menegaskan mudik lokal 2021 di Sumsel resmi dilarang jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel, Nasrun Umar, mengatakan, pelarangan mudik tersebut sesuai dengan peraturan dari pemerintah pusat.
"Iya (dilarang mudik). Kalau pusat melarang tentu secara integral kita di daerah harus melanjutkan apa yang sudah digariskan oleh pemerintah pusat," ujarnya pada konferensi pers usai Rapat Koordinasi Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan dan Penanganan Covid-19 di Daerah di Aula Bina Praja, Senin (3/5/2021).
Menurut Nasrun, semua pihak harus memaknai surat edaran gubernur mengenai mudik sebagai kesatuan narasi kebijakan dari pusat.
Dia menjelaskan, larangan mudik ketat harus diberlakukan juga untuk masyarakat Sumsel. Untuk itu, pemprov Sumsel pun akan melaksanakan aturan tersebut dengan penuh tanggung jawab.
"Sebetulnya makna pengecualian diperbolehkan mudik sama dengan pusat. Hanya orang sakit, melahirkan, keluarga meninggal di kampung, perjalanan dinas dan distribusi logistik itu yang dibolehkan. Tetapi, satu prinsip, satu narasi seperti yang telah disampaikan Mendagri," jelas dia.
Nantinya pemeriksaan tes cepat berbasis antigen akan disediakan di sejumlah lokasi penyekatan mulai H-7 sampai H+7 Idulfitri atau mulai 6-17 Mei 2021.
Rapid test antigen terus akan diberikan kepada pihak yang mendapatkan pengecualian untuk melakukan perjalanan keluar masuk saat menjelang dan setelah hari raya.
"Tetap diberikan dengan melalui proses antigen pengecualian yang boleh melakukan perjalanan," ujar Nasrun.
Baca juga: Sembunyi di Toilet Masjid, Remaja 17 Tahun di Lubuklinggau Curi Kotak Amal, Dipakai Foya-foya
Baca juga: Pengamat Pendidikan Prof Drs HM Sirozi: Banyak Kebijakan Seperti Mie Instan, Tidak Terlalu Sehat
Sebelumnya, Rabu (28/4/2021), Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru, menegaskan masyarakat Sumsel tetap boleh melakukan perjalanan pulang ke kampung asal selama libur lebaran.
"Saya tidak mau bicara soal mudik, tapi bila masyarakat ingin pulang ke dusun (kampung) selama di dalam Sumsel, silakan,” ujar Deru.
Dia mencontohkan, misalnya masyarakat ingin melakukan mudik lokal dari daerah di Ogan Ilir dan Ogan Komering Timur.
Menurutnya, sepanjang masyarakat Sumsel mematuhi protokol kesehatan selama di perjalanan dan kampung halaman, hal tersebut tidak akan menjadikan kasus positif korona akan mengalami penambahan.
"Harus dipastikan masyarakat pulang kampung tidak membawa virus. Caranya yaitu dengan sebelumnya melakukan tes antigen. Kami menyediakan tes gratis," kata dia.
Warga Sumsel Banyak Mudik ke Yogya-Solo
Larangan mudik berdasarkan Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah mulai 6 sampai 17 Mei mendatang.
Meski sudah ada peringatan mengenai larangan mudik, aktivitas pelayanan calon penumpang mudik masih berlangsung di loket bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Indralaya.
Seperti di loket biro perjalanan Kiaai Kuponah di Timbangan, Indralaya Utara.
Jelang H-3 larangan mudik, pihak loket masih melayani penjualan tiket perjalanan rute Palembang-Jawa maupun sebaliknya.
Pengelola Loket Kiaai Kuponah, Bambang mengatakan, pemesanan tiket oleh penumpang sejak satu bulan lalu.
"Karena antisipasi larangan mudik seperti tahun kemarin, pemesanan tiket perjalanan ke Jawa sudah ada sejak satu bulan lalu," kata Bambang kepada TribunSumsel.com, Senin (3/4/2021).
Pemesanan tiket diantaranya tujuan Palembang ke Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
Memasuki adendum larangan mudik pada 22 April lalu, Loket Kiaai Kuponah menerima pemesanan tiket perjalanan dari calon penumpang di daerah Ogan Ilir dan sekitarnya.
"Ada yang pesan tiket dari Prabumulih, Muaraenim. Calon penumpang ingin berangkat ke Jawa dari Indralaya," ungkap Bambang.
Untuk jumlah penumpang yang berangkat dari Indralaya melalui Loket Kiaai Kuponah, rata-rata 40 sampai 70 orang perhari.
"Ada empat sampai tujuh bahkan lebih kendaraan perusahaan otobus (PO) yang singgah di loket kami. Setiap PO ada 10 penumpang berangkat dari Indralaya ke berbagai kota di Jawa," terang Bambang.
Baca juga: BREAKING NEWS: Final, Pemerintah Tegaskan Mudik Lokal 2021 di Sumsel Resmi Dilarang
Kota-kota tujuan penumpang asal Sumsel khususnya Indralaya yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Solo dan Yogyakarta.
Menurut Bambang, sejak pemberlakuan adendum larangan mudik, pemudik paling banyak memesan tiket perjalanan tujuan Solo dan Yogyakarta.
"Tujuan Solo dan Yogyakarta paling banyak. Ada lebih dari 100 penumpang memesan tiket tujuan dua kota itu," jelas Bambang.
Loket Kiaai Kuponah Indralaya akan berhenti operasi mulai tanggal 5 April mendatang dan kembali buka pada 18 April mendatang.
"Besok lusa, loket kami tutup karena pelabuhan penyeberangan Bakauheni dan Merak tutup selama masa larangan mudik. Jadi, besok hari terakhir pelayanan penumpang," kata Bambang.