TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Hari ini, Selasa (6/4/2021) sebanyak sebelas finalis Kartini Milenial Award (KMA) 2021 mengikuti tahap penjurian tatap muka bersama tiga juri di kantor Graha Tribun.
Sebelas finalis Kartini Milenial Award (KMA) 2021 ini tidak hanya sekedar hadir mengikuti tahap penjurian tatap muka tetapi mereka juga dipastikan sudah menaati protokol kesehatan dengan vaksin dan tes swab antigen.
Sebelum masuk ke menuju ruang penjurian, sebelas finalis KMA 2021 ini terlebih dahulu dicek suhu tubuh dan mencuci tangan terlebih dahulu.
Senior GM Bussines Sumatera Tribun, MF Ririen Kusumawardhani mengatakan saat memberi kata sambutan sebelum dilakukan penjurian, tahun ini kategori KMA dikurangi.
"Menjadi 4 kategori, saya pikir 4 kategori ini sudah mencakup semuanya. Dan 4 kategori ini seperti kesehatan, pendidikan itu pasti lebih banyak dilakukan di lapangan," kata Ririen.
Dia mengatakan tema yang diusung KMA 2021 ini adalah Ibu Sehat, Indonesia Maju tanpa Stunting.
"Dari awal, presiden kita terus menggaungkan kalau mau maju dari awal kesehatan dan gizi anak harus dijaga sejak dini," ujarnya.
Tidak lupa dia berpesan siapapun yang menang, semua finalis KMA 2021 ini merupakan kartini kartini milenial.
"Jangan sampai kegiatannya terhenti. Tetap harus berkontribusi dengan masyarakat, semakin banyak berbagi semakin kita lebih lagi," katanya.
Baca juga: Medina Siswi SD di Palembang Membuat Listrik Alternatif dari Kentang,Event SaPa Science Project Show
Baca juga: Selama Ramadan, PDAM Tirta Musi Palembang Pastikan Distribusi Air Lancar
Ketua TP PKK, Febrita Lustia Herman Deru mengatakan peran perempuan juga merupakan bagian dari pembangunan, perempuan adalah guru pertama untuk anak-anaknya.
"Perempuan juga harus cerdas agar mampu menjalankan perannya agar generasi menjadi pintar," katanya.
Ditambahkan oleh Kepala Newsroom Sripo dan Tribun Sumsel, L Weny Ramdiatuti, ide digelarnya KMA ini dimulai dari masa pemerintahan Herman Deru.
"Kami waktu itu sempat membuat rekor muri sebanyak 5000 orang perempuan berkebaya. Hak ini untuk aktualisasi perempuan karena selama ini kita melihat kalau perempuan gak dikasih panggung itu bahaya, jadi kami mencoba mengakomodir dengan Kartini milenial award ini," jelas Weny.