TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU – Puluhan perajin tahu tempe di Kota Lubuklinggau Sumatra Selatan (Sumsel) menggelar kesepakatan melakukan mogok produksi dan menaikan harga di pasaran.
Rencananya para pengrajin tahu tempe di kota ini akan melakukan mogok produksi selama dua hari terhitung tanggal 15 - 16 Februari 2021 mendatang.
Rosichin Darmo, perajin tahu mengatakan mogok produksi tersebut untuk menyikapi naiknya kacang kedelai sejak beberapa bulan terakhir ini yang mulai tak menentu.
"Ini bentuk protes kita dalam menyikapi adanya kenaikkan harga kacang kedelai akhir-akhir ini," ujar Rosichin saat ditemui di rumahnya Jl Karya II RT 09 Kelurahan Cereme Taba Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Jumat (12/2/2021).
Ia mengaku saat harga kedelai di kota ini masih Rp 7.800 per kilo saat itu para perajin masih bisa bertahan meski keuntungan yang dihasilkan tidak begitu besar.
Namun saat ini para pengrajin terasa sangat sulit karena harga kedelai sudah mencapai Rp 10.100 per kilo. Kenaikan harga kedelai ini jelas dampaknya sangat dirasakan, sebab jangan untung balik modal pun tidak.
"Kenaikan mencapai 22 persen, setelah mogok produksi nanti, Rabu( 17/02/2021) mendatang kita akan produksi kembali seperti semula, hanya saja kita berupaya akan menaikkan harga di pasaran," ungkapnya.
• Hadiri Perayaan Imlek di Vihara Vajra Bhumi, Herman Deru: Tahun Baru Imlek Harus Jadi Semangat Baru
• Terungkap Hasil Pemeriksaan Mayat Dalam Kardus di TPU Kubah Kenten, Sebelumnya Diduga Jenazah Bayi
Ia menyebutkan 53 perajin perajin tahu dan tempe di Kota Lubuklinggau telah sepakat dan akan konsisten untuk menghentikan produksi selama dua hari, bila ketahuan produksi akan diberikan sanksinya.
"Semua perajin tahu tempe telah sepakat semuanya harus ikut melakukan mogok produksi, nanti kita akan melakukan pengecekan langsung dilapangan" ujarnya.
Setelah mogok produksi mereka juga telah sepakat akan melakukan penaikan harga dipasaran, semua perajin tahu tempe melakukan penjualan dengan harga yang sama tanpa ada perbedaan.
"Pada tahun 2008, pernah juga mengalami hal yang sama yakni kenaikan harga kedelai, namun keluhan perajin tahu tempe saat itu cepat direspon pemerintah " ungkapnya.
Ia berharap tahun ini permintaan para pengrajin tahu tempe cepat direspon pemerintah pusat,
minimal memberikan subsidi untuk pembelian kedelai kepada perajin.
Terpisah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( Disperindag ) Kota Lubuk Linggau, Surya Darma mengaku telah mendengar keluh kesah para perajin tahu tempe di Kota Lubuklinggau.
"Guna menyikapi kenaikkan kedelai ini, para perajin tahu tempe kami minta dapat mensiasatinya, misalnya mengecilkan ukuran tahu dan tempenya, tapi mogok lama jangan," ungkapnya.