TRIBUNSUMSEL.COM, MYANMAR - 18 bulan kabur, seorang biksu radikal Myanmar berjuluk Buddhist bin Laden dilaporkan menyerahkan diri.
Analis menyatakan, keputusan si pemuka agama yang menyerah satu pekan jelang pemilu merupakan manuver untuk "memengaruhi" pemilihan.
Ashin Wirathu mendapat julukan itu dari majalah Time karena perannya dalam menyebarkan kebencian agama di negara mayoritas Buddha itu.
Tetapi, tindakannya itu bertentangan dengan pemerintahan Aung San Suu Kyi, yang berujung kepada upaya penangkapan terhadap Wirathu.
Baca juga: Detik-detik Balita Bersama Ibu Diselamatkan dari Puing-puing Bangunan Akibat Gempa Dahsyat Turki
Baca juga: Bukan Karena Tugas Daring, Inilah Penyebab Pelajar Bunuh Diri di Gowa, Kecewa dengan Ortu Terbongkar
Baca juga: Saya tak akan Menyesal Kalau Tidak Dihukum Mati, Saat Pelaku Begal Payudara Minta Dihukum Mati
Setelah 18 bulan kabur, sebuah video memperlihatkan si biksu berbicara di depan pendukungnya di Yangon, di mana dia mengenakan masker.
"Pemerintah sudah memaksa saya dalam situasi seperti ini," kata dia seraya meminta pendukungnya tak memilih Liga Nasional Demokrasi (NLD) yang dia sebut "iblis".
"Saya akan menyerahkan diri ke kantor polisi dan menuruti apa yang mereka perintahkan," kata dia sebelum kemudian naik taksi.
Direktur Kementerian Agama Pemerintahan Regional Yangon Sein Maw membenarkan penangkapan "Buddhist bin Laden" itu, dikutip AFP Senin (2/11/2020).
Wirathu terancam dipenjara selama tiga tahun atas dakwaan "menyuarakan kebencian atau penghinaan", atau "tidak puas kepada pemerintah".
Pada 2017, otoritas Buddha tertinggi Myanmar melarang Wirathu untuk berdakwah selama satu tahun karena sikapnya yang menebar kebencian tersebut.
Setelah larangannya berakhir, dia kembali masuk ke dalam pergerakan yang menuding pemerintah korup, dan terlibat dalam upaya gagal reformasi konstitusi.
Baca juga: Keluarga Tahu dari Instagram, Inilah Identitas Korban Kecelakaan Maut di Pegayut, Masih Bujangan
Baca juga: Pernah Viral karena Minta Jokowi Mundur, Kabar Terbaru Eks TNI Ruslan Buton, Besok Terakhir Bebas
Baca juga: Rekaman CCTV Ungkap Fakta Baru Oknum Anggota Moge Hajar Anggota TNI, Polisi Lerai Tapi Dikacangin
Sementara peneliti International Crisis Group Rchard Horsey berujar, keputusan Ashin Wirathu menyerahkan diri sepekan jelang pemilu bukanlah kebetulan.
Partai NLD pimpinan Suu Kyi diprediksi bakal kembali berkuasa di pemilu 8 November, meski terdapat ketidakpuasan di kalangan etnis minoritas.
Horsey menuturkan, kuat dugaan si "Buddhist bin Laden" berharap bisa menggambarkan NLD sebagai musuh umat Buddha dengan penyerahan dirinya Senin ini.
Daftar Kejahatan Wirathu
Ashin Wirathu, Biksu Buddha yang disebut sebagai penggerak kaum Buddha di Myanmar untuk menyerang Rohingya.
Ashin Wirathu adalah pimpinan kelompok kontroversial 969.
Sebelumnya, dia pernah dipenjara karena dianggap memicu permusuhan keagamaan.
Kelompok 969 menolak perluasan Islam di Myanmar.
Berikut fakta-fakta mengerikan tentang Ashin Wirathu:
1. 'The Face of Buddhist Terror'
Wirathu disebut dalam majalah TIME sebagai tokoh paling kontroversial.
Di balik jubah biksunya, dia mendapat cap provokator yang benci pada kaum muslim dan mulai khawatir atas perkembangan agama samawi ini di tanah Myanmar.
Kelompok 969 rajin menyebar rumor soal biadabnya kaum muslim dan tuduhan menyesatkan ini.
Atas kelakukannya, Wirathu dilabeli banyak media sebagai 'Buddhist Bin Laden'.
Bahkan, TIME juga menulis Wirathu sebagai 'The Face of Buddhist Terror' atau Wajah Teror Buddha.
Dalam majalah tersebut, dibeberkan bagaimana biksu militan yang dipimpin Wirathu mendalangi aksi kejahatan anti-Islam di Asia.
2. Musuhi Umat Muslim di Myanmar
Wirathu sempat mengatakan bahwa kaum Buddha tengah dalam ancaman bahaya.
Seperti dikutip The Economist, Wirathu mengatakan berabad-abad silam, Indonesia merupakan negara Hindu dan Buddha, sebelum jatuh ke tangan Islam.
Wirathu juga menilai Filipina juga sedang bertarung melawan jihadis.
Dia memperingatkan selanjutnya adalah Myanmar.
3. Gerakan nasionalis anti-Muslim 969
Kelompok bernama SKUAD 969 dibentuk untuk melancarkan serangan-serangan pada kaum muslim, termasuk benda-benda kepemilikan mereka.
Bayangkan, puluhan masjid sudah menjadi puing di tangan SKUAD 969.
SKUAD 969 mengacu pada sembilan atribut Buddha, enam ajaran dasar, dan sembilan perintah monastik berkaitan dengan spiritual untuk tingkatan mencapai nirwana.
Salah satu tugas mereka menghancurkan kekuatan asing yang ingin membinasakan Buddhisme dan kekuatan asing itu Islam.
Kelompok ini bergerak progresif menyerukan warga Buddha agar melakukan jual beli sesama saudara seiman.
Mereka juga menandai setiap toko milik umat Buddha dengan stiker.
SKUAD 969 berdalih mereka melindungi budaya dan identitas Burma yang identik dengan Buddha.
4. Penggagas Ma Ba Tha
Organisasi Ma Ba Tha resmi didirikan secara resmi didirikan pada sebuah konferensi besar para biksu Buddha di Mandalay.
Misinya: membela Buddhisme Theravada di Burma.
Ma Ba Tha telah terbentuk sebagai tanggapan atas larangan Komite Sangha Maha Nayaka dari lambang '969' untuk kepentingan politik.
Organisasi ini dipimpin oleh sebuah komite pusat yang terdiri dari 52 anggota, termasuk biarawan sarjana senior dan biksu nasionalis.
Ashin Wirathu adalah anggota Ma Ba Tha yang menonjol dan digambarkan sebagai 'pemimpin kelompok paling ekstrem' kelompok tersebut.
Ma Ba Tha memiliki jaringan yang luas di tingkat negara bagian dan kota di Burma.
5. Senang ketika aktivis muslim tewas
Ko Ni, pengacara dan aktivis hak asasi manusia yang lantang membantu etnis Rohingya ditembak mati di Bandar Udara Internasional Yangon.
Saat itu, Ko Ni baru saja pulang menghadiri workshop di Indonesia.
Kesedihan menimpa sejumlah pemuka agama Buddha di Myanmar pada pemakaman Ko Ni.
Tapi tidak dengan Wiranthu yang justru gembira mendengar kematian Ko Ni akibat dibunuh.
Seperti diberitakan The Irrawady.com, Wirathu berterima kasih kepada sang pembunuh, namun mengucapkan bersimpati kepada keluarga Ko Ni
Ucapan tersebut dilontarkan Wirathu melalui akun jejaring sosial Facebook miliknya.
Wirathu juga mengancam siapa saja yang menentang draft tentang Protection of Religion and Race, seperti Ko Ni.
Akibat insiden ini, Wirathu dijatuhi sanksi 1 tahun dilarang ceramah di muka umum oleh pemerintah Myanmar.
6. Donald Trump
Dijauhi pemerintah Myanmar, Wirathu merasa sikapnya divalidasi oleh warga AS yang memilih Donald Trump menjadi presiden.
Dia menarik persamaan antara pandangannya mengenai Islam dengan pandangan presiden terpilih dari Partai Republik itu.
Kampanye Trump dipenuhi retorika dan proposal anti-Muslim yang termasuk pelarangan Muslim memasuki negara dan meningkatkan pengawasan terhadap masjid-masjid.
Bentuk nyata kebijakan-kebijakannya masih belum jelas.
"Kita dipersalahkan oleh dunia, tapi kita hanya melindungi rakyat dan negara kita," ujar Wirathu seperti dikutip VOA.
"...Dunia menyebut kita picik. Tapi karena orang-orang dari negara yang merupakan kakek demokrasi dan hak asasi manusia memilih Donald Trump, yang serupa dengan saya dalam memprioritaskan nasionalisme, komunitas internasional tidak akan begitu menyalahkan."
Ia bahkan mengemukakan ide untuk bekerjasama dengan kelompok-kelompok nasionalis di AS.
"Di Amerika, akan ada organisasi-organisasi seperti kita yang melindungi diri dari bahaya Islamisasi. Organisasi-organisasi itu dapat mendatangi organisasi-organisasi di Myanmar untuk mendapatkan saran atau untuk berdiskusi," ujarnya dalam wawancara di biaranya di Mandalay pada 12 November.
"Myanmar tidak begitu perlu mendapat saran dari negara lain. Tapi mereka bisa mendapat ide dari Myanmar." (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biksu Radikal Berjuluk "Buddhist bin Laden" Menyerahkan Diri Setelah 18 Bulan Kabur"