Berita Prabumulih

Kisah Tukang Ojek di Prabumulih, Sebulan Menabung Demi Beli HP untuk 3 Anaknya Bergantian Belajar

Penulis: Edison
Editor: Wawan Perdana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Untuk membantu anak menggapai cita-cita, Andri Kurniawan dan istrinya Siti Khodijah berjuang sekuat tenaga memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya.

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-Sejumlah orang tua merasakan kesulitan menghadapi sistem belajar dalam jaringan (daring) di tengah pandemi Corona.

Selain pendapatan menurun, orangtua juga harus menyediakan handphone dan membeli kuota internet untuk anaknya.

Untuk membantu anak menggapai cita-cita, Andri Kurniawan dan istrinya Siti Khodijah berjuang sekuat tenaga memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya.

Andri merupakan keluarga tidak mampu di Prabumulih yang memiliki tiga anak.

Andri yang hanya bekerja sebagai tukang ojek terpaksa banting tulang dan peras keringat berjuang mengumpulkan uang demi membeli sebuah HP Android agar tiga anaknya bisa mengikuti pelajaran daring dari sekolah.

Dengan mengandalkan hasil ojek yang tidak tentu, Andri terpaksa harus menabung sedikit demi sedikit demi mengumpulkan uang.

Butuh waktu satu bulan bagi Andri untuk mengumpulkan uang Rp 100 ribu dari hasil mengojek sehari-hari.

Hasil ojek Andri per hari jika ramai bisa mencapai Rp 50 ribu dan ketika tarikan sepi hanya antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu.

Warga OKU Selatan Boleh Gelar Hajatan, Tapi Siap Dibubarkan Kalau Melanggar Syarat Ini

Jika untuk hidup berdua dengan istri hasil tersebut mungkin tergolong cukup.

Namun dengan tiga anak yang sekolah dan istri tidak bekerja tentu hasil itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selain untuk kebutuhan sehari-hari dan menabung untuk membeli handphone, Andri juga harus menabung untuk membayar sewa rumah.

Rumah papan yang dikontrak keluarganya berada di RT 06 RW 05 Kelurahan Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih dan setiap bulan harus dibayar sewa sebesar Rp 250 ribu.

Kondisi itu membuat Andri kesulitan menabung untuk membeli handphone.
Hal itu membuat anaknya terpaksa mengalami kendala tertinggal beberapa pelajaran.

Setelah menabung selama sebulan, ada kenalan Andri yang menjual hp android bekas seharga Rp 100 ribu sehingga anaknya mampu ikut pelajaran Daring dari sekolah.

Namun setelah Hp bisa dibeli, Andri justru kembali harus bekerja ekstra lantaran handphone membutuhkan kuota untuk dipakai belajar daring setiap harinya.

Halaman
12

Berita Terkini