Cerita Pria di Korsel Sembuh dari Corona, Awalnya Sakit Kepala: Sekarang Bisa Push Up Setiap Pagi

Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang paramedis Laboratorium memegang sampel virus di laboratorium Hengyang, Provinsi Henan, China, Rabu (19/02/2020). Data terakhir tercatat korban tewas akibat epidemi virus coronavirus COVID-19 melonjak menjadi 2.112 dan pada Kamis (20/02/2020) ada 108 orang lagi meninggal di Provinsi Hubei, Kota pusat penyebaran yang paling parah dari wabah Corona tersebut. (STR/AFP)/China OUT

Karena menunjukkan gejala seperti pneumonia, Kim dikarantina di ruang dengan tekanan negatif yang kedap udara.

Dokter mengambil swap dari hidung dan mulutnya untuk pengujian lebih lanjut.

Sementara Kim masih harus menghuni ruang isolasi untuk menunggu hasil tesnya.

"Satu-satunya hal yang bisa saya dengar adalah suara dengung ventilator," tutur Kim.

Kim dan sejumlah pasien lainnya di Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara terbukti positif virus corona.

Ia termasuk di antara kasus pertama yang dikonfirmasi di Korea Selatan.

Sejauh ini, jumlah kasus virus corona di Korea Selatan mencapai lebih dari 5.600.

Hampir 90 persen berada di Daego dan Gyeongsang Utara.

Kim mengetahui laporan tentang adanya virus corona di Korea Selatan melalui siaran televisi kabel yang ada di ruang perawatannya.

TV dan ponselnya merupakan satu-satunya akses ke dunia luar.

Saat melihat berita penyebaran virus di kotanya, pikiran Kim hanya tertuju kepada istri dan putrinya.

Kim teringat kedua mata mereka yang cemas menatapnya sedang membolak-balikkan tubuh di tempat tidurnya karena rasa sakit yang hebat.

Kekhawatiran akan keluarganya itu membuatnya tak bisa tidur selama beberapa malam secara berturut-turut.

"Saya sangat lelah, tapi tak bisa tidur karena rasa sakit yang terasa di seluruh tubuh saya," jelas Kim.

Kim merasakan panas luar biasa di atas tempat tidurnya. Suhu tubuhnya melonjak di atas 100 derajat Fahrenheit atau di atas 37,7 derajat celcius.

Halaman
1234

Berita Terkini