Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Ika Anggraeni
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARAENIM-Puluhan calon konsumen mendatangi kantor pemasaran perumahan PT MIM di Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muaraenim, Kamis (7/2/2019).
Kedatangan puluhan calon konsumen tersebut mempertanyakan nasib pembangunan rumah yang mereka pesan melalui PT Masawaa Inonesia Mandiri.
Hal itu mereka lakukan karena puluhan nasabah tersebut telah memberikan uang muka atau Down Payment (DP) kepada developer dengan kisaran dari Rp 2 juta hingga Rp 7 juta.
Hampir dua tahun proses pemesanan, hingga kini rumah yang mereka pesan tak kunjung dibangun.
• Komplotan Letto Bandar Narkoba Divonis Mati, Sebelumnya Berupaya Kabur Dari Tahanan Polda Sumsel
• Hakim PN Palembang Vonis Mati 5 Bandar Besar Narkoba, 4 Terdakwa Lain Masih Jalani Sidang
Tak hanya itu saja, menurut informasi lahan yang akan dibangun perumahaan yang diberi nama Cityview Bukit Asam tersebut belum dibebaskan oleh pihak perusahaan.
Yanti (36 tahun), seorang konsumen mengatakan, dia meminta kejelasan kepada perusahaan terkait rumah yang telah dipesan.
"Kami takut ditipu, karena setelah dijanjikan berkali-kali rumah yang kami pesan akan di bangun, namun hingga kini tak kunjung direalisasikan,"
"Padahal uang DP awalnya sudah kami setor ada yang menyetor dari Rp 2 juta hingga Rp 7 juta," katanya.
Dikatakannya jika perumahan tersebut tidak jadi dibangun, pihaknya meminta agar uang yang telah mereka setor dapat segera di kembalikan.
• Letto Cs Divonis Mati, Direktur Narkoba Polda Sumsel : Ini Surat Cinta Peringatan Bandar Narkoba
• Lihat Aksi Gubernur Herman Deru Berfoto di Museum 3D Prabumulih, Baru Diresmikan
"Kami mau minta kejelasan dari pihak perusahaan, jika tidak jadi dibangun ya kami minta uang kami dikembalikan, karena sebagian nasabah yang lain itu uangnya sudah ada yang dikembalikan, namun punya kami belum," ungkapnya.
Ditambahkan Fani, (32 tahun) konsumen lainnya mengaku tergiur dengan perumahan yang ditawarkan perusahaan tersebut karena pada saat open table itu dilakukan di kantor PT Bukit Asam.
"Kami pikir perusahaan itu merupakan bagian dari PTBA dan karena rumah yang dijanjikan itu adalah rumah bersubsidi makanya kami percaya, dan dari pihak perusahaan kami diminta untuk membayar DP sebesar Rp 14, 5 juta,"
"Untuk diawal kami diminta untuk menyetor DP mulai dari Rp 2 juta- Rp 7 juta, dan sisanya lagi nanti pada saat menerima kunci, Ya karena benar-benar ingin punya rumah makanya kami setuju, tapi setelah ditunggu-tunggu hingga kini rumah kami belum dibangun," jelasnya.
Yang membuat pihaknya kesal lanjutnya, developer terkesan selalu mengulur-ngulur waktu jika diminta kepastian terkait masalah ini.