HUT ke 73 RI

Tak Tembus Peluru dan Bacokan Hinggga Habisi 1 Peleton Penjajah, Inilah Perjuangan Pahlawan Akmal

Editor: M. Syah Beni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tugu Monumen Peninggalan Sejarah, yang berada di Simpang Sender, Jalan Raya Ranau (kiri), Pahlawan Akmal (kanan)

TRIBUNSUMSEL.COM- Monumen yang berdiri kokoh dengan dilengkapi relief yang terdapat di Desa Simpang Sender tepatnya di persimpangan Desa Kota Batu dan Banding Agung menyisahkan kisah perjuangan rakyat Ranau saat mengusir penjajah Jepang dan Belanda.

Sebelum merdeka kekalahan sekutu atas Jepang, membuat Jepang semakin merangsek menguasai kawasan Asia dengan mendarat di Indonesia tanggal 1 Maret 1942.

Baca: Nikita Mirzani Pamer Foto Mesra Bareng Andy Lau, Miyabi Sampai Iri Hingga Tulis Kalimat ini

Jepang yang menggantikan kekuasaan Negara Belanda, telah menguasai Negara Indonesia selama lebih dari tiga setengah abad.

Di tanah air pasukan Jepang tersebar di tiga wilayah, Pulau Sumatera, wilayah Pulau Jawa Madura, dan wilayah Kalimantan, Sulawesi serta Nusatenggara.

Di Sumatera bagian Selatan, kala itu Jepang masuk ke wilayah Ranau dengan melewati jalur Liwa. Di bawah kepemimpinan pasukan tentara ke-25, yang berpusat di Bukit Tinggi.

Baca: Tak Bisa Ngelak Lagi, Lucinta Luna Terciduk Kirim DM ke Cowok Ganteng yang Balas Malah Ceweknya

Melihat perkebunan teh yang berada di wilayah Ranau atau tepatnya di perkebunan kopi yang ada di Desa Sipatuhu, serta tembakau yang ada di tepian Danau Ranau dan Gunung Raya menjadi daya tarik pasukan jepang masuk daerah Ranau.

Akibatnya warga setempat berusaha mengusir para penjajah. Diantara sekian banyak pahlawan yang berjuang mengusir penjajah terdapat seorang yang paling dikenal, yaitu Pahlawan Akmal seorang pemuda kelahiran Desa Pagar Dewa yang saat ini menjadi Kecamatan Warkuk Ranau Selatan (WRS).

Baca: Pria Ini Kaget Lihat Video di Twitter, Ternyata Itu Rekaman Hubungan Intim Dirinya Telah Tersebar

Di zaman penjajahan Belanda, Akmal dikenal sebagai tokoh terpelajar, ia pernah mengenyam pendidikan sekolah Al Azhar di Batavia, dengan teman satu angkatan Tokoh HOS Cokroaminoto dan Haji Agus Salim.

Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942-1945, Akmal pulang ke Ranau dengan mendirikan sebuah sekolah Madrasah di Pagar Dewa. Pahlawan Akmal memang telah berpikiran maju dengan mengutamakan pendidikan bagi kaum wanita.

Saat ini anggota keluarga Pahlawan Akmal yang masih hidup putri bungusunya Kamila, yang telah berusia 72 tahun.

Diceritakannya saat itu ayah Akmal gugur dibunuh dengan kejama oleh pasukan Jepang, ia tengah berusia 4 bulan dalam kandungan.

Baca: Hasil Real Madrid Vs Atletico Madrid, Piala Super Eropa - Atletico Juara, Bobol Gawang Madrid 4 Kali

Kisah tentang ayahnya Akmal, didapatnya melalui ibunya Siti Aisyah, Ilmu pendidikan ayahnya di Batavia di salurkan di Madrasah Ranau.

Saat itu pengikutnya siswa Pahlawan Akmal turut membantu berjuang melawan penjajah. Seperti nama yang masih dikenang Tambat Lias asal Jepara, dan Muhammad Yusuf asal Wai Relai.

Masuknya Jepang kewilayah Negara Indonesia, Pahlawan Akmal termasuk salah satu orang yang anti terhadap penjajahan Jepang dengan membentuk pasukan yang dinamakan "Lasykar Hisbullah".

Baca: Andai 20 Tahun Lalu Bertemu, Nikita Mirzani Jamin Tak Ada Perceraian Jika Nikah dengan Pria ini

Hingga suatu hari, di sebuah perbukitan, jalan antara Ranau dan Liwa, Pahlawan Akmal menghadang pasukan Jepang. Dengan misi ingin membalas kekejaman Jepang terhadap rakyat Ranau. Dengan menyerang satu peleton pasukan Jepang.

Halaman
12

Berita Terkini