"Saya tidak bisa memprediksi kapan penyerangan berakhir, kecuali Aman Abdulrahman dibebaskan. Tapi, enggak mungkin dibebaskan, pasti Amerika dan Australia marah. Bom yang meledak di Surabaya kategori besar memperlihatkan mereka bisa membuat bom secara bertahap," ujarnya.
Dia memprediksi bakal ada ledakan bom yang lebih dahsyat di Indonesia, karena loyalis Oman telah berkolaborasi, transfer ilmu dari ISIS.
Umumnya, mereka belajar lewat internet serta menyamar untuk berpergian ke berbagai daerah termasuk keluar negeri.
"Mengapa Anda begitu percaya akan ada serangan lagi termasuk di Kota Medan? Ia bilang pernah merasakan kondisi serupa saat menjadi teroris. Dahulu, saat rekan sesama teroris ditangkap usai merampok Bank CIMB Niaga, ia melakukan perlawanan.
"Dahulu begitu banyak kawan yang kena, maka pembalasannya Polsek Hamparan Perak (tahun 2010). Apalagi, sekarang ini kejadiannya lebih dahsyat lagi. ISIS akan memindahkan kedudukan di Asia ke Indonesia. Sudah terbukti, kalau di Indonesia luas, mereka bisa bermain di mana-mana," katanya.
Bergerak Cepat
Detasemen Khusus 88 Antiteror/Polri bergerak cepat. Pasukan leiter Gegana Brimob Polri menggerebek jaringan teroris di Sumatera Utara yang punya keterkaitan dengan ledakan bom di Surabaya.
Menurut seorang mantan narapidana kasus terorisme, Densus-88 telah mendeteksi kantong-kantong jaringan sel teroris di Kota Medan dan Tanjungbalai.
"Densus-88 sudah mendeteksi karena beberapa orang teroris bolak-balik dari Tanjungbalai ke Jakarta. Jaringan yang ditangkap itu bekas binaan saya dulu. Mereka jaringan Budi dan Hendra," ujar lelaki yang minta namanya tidak dipublikasikan, saat ditemui, Rabu (16/5/2018).
Sebagaimana diberitakan, tim gabungan Densus 88, Brimob Polda Sumut dan Direktorat Intelkam Polda Sumut menangkap 11 orang terduga jaringan teroris kelompok Budi.
Mereka ditangkap di beberapa lokasi di tiga derah, yakni Kota Tanjungbalai, Kabupaten Asahan dan Kota Medan, pada Selasa (15/5). Dari 11 orang itu, dua di antaranay Budi dan Hendra.
Si mantan terpidana teroris mengklaim, Budi cukup lama belajar serta mendapatkan binaannya dan bekerja pada usaha bekam miliknya, sebelum ditangkap Densus-88.
Tapi, ketika ia ditangkap, Budi berangkat ke Jakarta sekaligus bergabung ke Abu Jibril di Tangerang, Banten.
Diketahui, Abu Jibril pernah dituding terlibat dalam aktivitas Jamaah Islamiyah serta organisasi Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM) yang disebut-sebut terkait terorisme.
Ia pernah ditahan Pemerintah Malaysia selama tiga tahun.