Dituntut Hukuman Mati,Aman Abdurrahman Berikan Surat Ke Pengacara,Isinya Sungguh Tak Terduga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral

JAT punya cabang organisasi yakni Jamaah Ansharu Daulah Khilafah Nusantara (JAKDN). Dahulu, Bahrun Naim disebut-sebut sebagai pemimpinya, dan kini sudah berafiliasi ke ISIS.

Namun, terjadi perpecahan antara Aman dan Ba'asyir.

"Abu Bakar Ba'asyir tidak ingin, mereka sekejam ISIS, jadi pecah. Pihak Oman dan jaringan menganggap metode ISIS pernah dipraktikkan sejak dulu. Kekejaman itu dilakukan bila ada pengkhianatan," kata mantan napi yang minta namanya tidak dipublikasikan.

Saat ini, Aman Abdurrahman merupakan "singanya" jaringan JAD.

Buktinya, ketika tahanan terorisme meyandera beberapa polisi serta menguasai blok A,B,C di Mako Brimob, Aman Abdurrahman-lah yang menenangkan para tahanan.

"Aman meminta para napi teroris menghentikan serangannya. Pada waktu itu, Aman berkata tidak ada gunanya kalian membuat kegaduhan di kandang singa. Jadi, para napi teroris menyerahkan diri," katanya.

Setelah membuat onar pada 8 Mei, Kamis (10/5/2018), 155 terpidana dan tahanan teroris dipindahkan ke Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Sel maupun mantan teroris pasti mengenal sosok Aman Abdurrahman, sebab ia adalah pendiri Jamaah Anshar Daulah (JAD).

Kemudian, dikenal sebagai pionir ISIS di Indonesia sehingga seluruh rilis dari ISIS disebarkannya kepada para jihadis di Indonesia.

Tidak hanya itu, Aman Abdurrahman atau yang disapa Oman kerap disebut "singa" tauhid dan jihad.

Ia juga mengagumi tokoh ideologi Jihad Al‑Qaidah, yakni Abu Muhammad al‑Maqdisi.

Sejak 2004, ia aktif melakukan dakwah di berbagai kelompok pengajian, keliling Indonesia.

Lebih lanjut, ia sempat bertemu Oman saat mengikuti pelatihan militer di Jalin Jantho, Aceh Besar pada 2010.

Pada saat itu, Aman Abdurrahman ditangkap serta divonis sekitar 9 tahun penjara.

Mendekam di penjara membuatnya jadi panutan karena dianggap tokoh rujukan.

"Kini Oman merupakan tokoh sentral, sudah mengalahkan Abu Bakar Ba'asyir," ujarnya.

Dalam wawancara khusu Harian Tribun Medan/ Tribun-medan.com mantan napi teroris yang minta identitasnya dirahasiakan menuturkan, jaringan teroris beranggapan tanpa Oman, tetap bisa melakukan penyerangan di berbagai daerah di Indonesia.

Halaman
1234

Berita Terkini