Sumohadi Marsis, Wartawan Kompas yang Juga Pendiri Tabloid Bola Tutup Usia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sumohadi Marsis difoto ketika sedang berada di ruang kerja Tabloid BOLA.

Pertengahan 1990-an BOLA dibuat jadi dua edisi mengingat sangat banyak hal yang bisa terjadi dalam seminggu.

Baca: Heboh 2 Pria Bermesraan di Motor Dituding LGBT. Ternyata Ada Cerita Pilu di Baliknya

Pada awalnya edisi Selasa dibikin berbeda, lebih ke segmen anak muda. Namun, beberapa lama kemudian kami tidak membedakan lagi kedua edisi tersebut.

Namun, cobaan datang. Resesi ekonomi sempat membuat BOLA kelimpungan.

Alhasil, biaya yang membengkak membuat dinas luar negeri ditekan. Namun, BOLA tetap berusaha memberi yang terbaik dan memuaskan pembaca dan mengirim tiga wartawan ke Piala Dunia 1998, termasuk saya sendiri.

BOLA bisa menjadi besar karena royalitas pembaca dan daya tarik tersendiri yang BOLA miliki.

Hal ini cukup menarik karena walaupun sudah ada televisi, internet yang sudah gratis, tapi BOLA masih tetap menjadi tabloid olahraga utama di Indonesia.

Semua itu juga berkat bantuan Tuhan yang membimbing dalam semua perjalanan BOLA.

Kontribusi BOLA ke olahraga nasional juga cukup baik, kritik dari kita sering diterima, minimal jadi bahan pemikiran dan wacana.

BOLA juga mengkritik demi kebaikan, perubahan demi kemajuan, sehingga kadang tidak pandang bulu. Niat kami hanya untuk memajukan olahraga Indonesia."

Selamat jalan Mas Sumo!

Artikel di atas telah dipublikasikan Kompas.com dengan judul: Wartawan Kompas dan Pendiri Bola Sumohadi Marsis Tutup Usia

Berita Terkini