Sambil menggunakan penutup kepala dan tak lupa juga membawa pentungan, ia duduk dan satu jam sekali berputar kampung untuk mengontrol situasi keamanan.
"Setiap satu jam sekali saya membunyikan tiang listrik sebagai tanda saya berjaga", jelasnya.
Saat ditemui Tribun dilokasi tempatnya berjaga, terlihat Kusuma sedang duduk sendiri sambil melihat kondisi disekitar.
Matanya sangatlah tajam setiap ada orang yang memasuki wilayahnya, terbukti dari gerakan matanya yang selalu melihat aktif melihat sudut kanan dan kiri pandangannya.
Meski sudah terbiasa menjaga malam sendirian, ia pernah dikejutkan oleh sesuatu yang sangat membuatnya ketakutan.
"Kejadian sudah cukup lama, sudah beberapa tahun yang silam", ujarnya.
Bermula disuatu malam saat ia berjaga sendirian ditengah hujan rintik - rintik.
Saat itu waktu sudah menunjukan pukul 00.00, seperti biasa ketika pergantian waktu ia harus mengontrol setiap sudut perkampungan yang ia jaga.
"Awalnya tidak ada masalah dan juga malam itu tidak terlalu menakutkan", singkatnya.
Ketidak khawatirannya tiba - tiba saja berubah menjadi sesuatu yang menakutkan saat ia menjumpai sesosok wanita sedang melintasi lorong kecil tak jauh dari tempat ia berjaga.
"Awalnya saya mengira itu adalah warga sekitar yang sedang ingin pulang ke rumahnya", katanya.
Wanita yang ia lihat saat itu tepat berada didepan matanya, dengan tenangnya tanpa ada rasa curiga ia pun mencoba untuk mendekati dan menyapa wanita tersebut.
Setelah ia menyapa, ternyata tidak ada jawaban dari sosok wanita itu.
Dan betapa terkejutnya ia setelah sosok yang disapanya seketika perlahan - lahan menjadi besar dan tubuhnya meninggi ke atas.
"Wanita itu menjadi tinggi dan besar, rambutnya terurai panjang menutupi wajahnya", ingatnya sambil mengucap kalimat Astagfirullah.