Apabila anak ada salah tidak saling memarahi. Tetapi bagaimana mencari tahu penyebab yakni dengan mengajak anak curhat (mencurahkan isi hati).
Sebagai sahabat, orangtua harus memiliki gaya komunikasi yang ramah. Tidak mengesankan anak tertutup, harus terus menggali informasi anak seharian.
“Apabila sejak kecil sudah dibiasakan terbuka maka saat dewasa akan terbiasa,” tambah Nindi.
Semua langkah itu merupakan upaya orangtua untuk membuat anak terbuka. Jangan sampai anak “kucing-kucingan” dan menganggap bercerita tentang kehidupan cintanya sebagai suatu hal tabu.
Orangtua bisa memulai memancing bercerita dengan memulai obrolan ativitas keseharian.
Mengajak berbincang setelah santap malam bersama, saat sarapan, atau waktu bersantai malam hari.
“Ditanya kegiatan seharian apa saja, jalan ke mana, kabar pacaranya bagaimana. Ada hal-hal yang perlu dikasih tau bahwa belum boleh dilakukan. Kalau diam-diam maka anak sembunyi-sembunyi,” jelas Nindi.
Ketika ada kegiatan seksual oleh remaja, siapa yang disalahkan? Jangan serta merta remaja disalahkan.
Bisa jadi di rumah kurang kontrol, pengaruh lingkungan, atau coba-coba.
“Ketika remaja dibekali konsep diri maka dia akan milkir sebelum melakukan hal tidak baik.
Nanti kalau sudah tahu maka akan muncul kesepakatan dengan pacar. Apa yang boleh dilakukan dan tidak,” ujar Nindi.