Berita Adv
Menelusuri Jejak Manusia Prasejarah di Gua Harimau
Lokasi Gua Harimau ini terletak di kawasan tersembunyi di antara bukit-bukit kars yang ditutupi oleh pepohonan dan semak belukar
Dari cerita pak Ferdi, bahwa di sekitar Kawasan Desa Padang Bindu banyak terdapat Kawasan Kars yang di dalamnya banyak terdapat Gua yang luasannya cukup besar sebagai tempat para penduduk mencari sarang burung walet.
Nama-nama gua tersebut, antara lain; Gua Putri, Gua Selabe, Gua Karang Pelaluan dan Gua Harimau. Mendengar sebutan Gua Harimau, sang arkeolog sedikit mengerenyitkan dahinya dengan penuh berbagai pertanyaan.
Ternyata nama Gua Harimau telah menarik perhatian sang arkeolog, sehingga sang arkeolog semakin tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang keberadaan Gua Harimau tersebut.
Setelah mendengar cerita yang cukup panjang dari Pak Ferdi, akhirnya disepakati untuk melakukan peninjauan ke Gua Harimau.
Sesampainya di Gua Harimau para arkeolog memperhatikan lingkungan di sekitar kawasan mulut Gua Harimau, dan pada saat arkeolog memperhatikan dinding Gua Harimau terlihatlah beberapa lukisan karst (art rock) yang terdapat di beberapa sudut dinding Gua.
Penelitian
Menurut Widianto ( 2011), dari hasil pengembangan penelitian yang dilakukan Hubert dan Jatmiko pada tahun 2009 dapat disimpulkan bahwa Gua Harimau merupakan satu kawasan yang sangat istimewa.
Di samping telah ditemukannya puluhan kerangka manusia prasejarah yang diperkirakan berusia ribuan tahun, juga telah ditemukan beberapa lukisan pada dinding Gua (art rock). Dapat disimpulkan sementara, kawasan Gua Harimau merupakan tempat tinggal bagi manusia pra Sejarah (Simanjuntak,2012). Bagaimanapun penemuan kerangka manusia pra sejarah di Gua harimau telah menjadi topik pembicaraan yang menarik bagi kalangan arkeolog baik Nasional maupun Internasional.
Dari hasil catatan penemuan, sampai sejauh ini telah ditemukan sebanyak 82 individu kerangka manusia prasejarah di Gua Harimau yang terdiri dari 2 (dua) Ras, yaitu Ras Australomelanesoid sebagai penghuni pertama, serta ras berikutnya adalah Ras Neo Monggolid yang diperkirakan telah menempati dan tinggal di Gua Harimau 4000 tahun yang lalu. Hal lain yang menjadi sangat Istimewa dalam penelitian yang dilakukan di Gua Harimau adalah ditemukannya berbagai motif lukisan (art rock) pada dinding Gua. Dengan ditemukannya lukisan ini sekaligus memecahkan teka teki selama ini, ternyata di Indonesia bagian barat juga terdapat kehidupan peradaban manusia yang tinggal di Gua pada ribuan tahun yang lalu (Truman,2012).
Berbicara masalah perkembangan sejarah dan budaya terutama tentang peradaban manusia, maka pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten OKU melalui Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (DISPORABUDPAR) OKU telah melakukan langkah kongkrit bekerja sama dengan Pusat Arkeologi Nasional, yaitu membuat beberapa replika kerangka yang ditempatkan di Kawasan Gua Harimau. Sementara kerangka yang asli diangkat dan disimpan di museum. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi para arkeolog pada penelitian selanjutnya dan sekaligus menjadikan Situs Gua Harimau sebagai Museum lapangan (field museum).
Potensi
| Mahasiswa Polsri Bikin Petani Melek Teknologi: Inovasi IoT Mitigasi Banjir dan Keuangan Digital |
|
|---|
| Komunitas Kopi Sriwijaya Hadirkan Kopi Sumsel di Festival Indonesia 2025 Melbourne Australia |
|
|---|
| Usai Terpilih, Samantha Tivani HD Bentuk Kepengurusan KORMI Sumsel 2025-2029 |
|
|---|
| 3 Hari Digelar, Festival Literasi Sumsel 2025 Hadirkan Kearifan Lokal 17 Kabupaten/Kota di Sumsel |
|
|---|
| Festival Literasi Sumsel 2025 Resmi Ditutup Menampilkan Budaya Setiap Daerah di Sumatera Selatan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/Lokasi-Gua-Harimau-ini-terletak-di-kawasan-tersembunyi-di-antara-bukit-bukit-kars.jpg)