TNI Tewas Dianiaya Senior
Pesan Terakhir Prada Lucky Sebelum Tewas, Sempat Hubungi Ibu Saat Kondisi Sakit Parah: Mama Kangen
Pesan terakhir Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalyon Infanteri TP 834/WM, Aeramo,
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Pesan terakhir Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalyon Infanteri TP 834/WM, Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur sebelum tewas diduga dianiaya senior.
Diketahui, Prada Lucky mengembuskan napas terakhir di ruang IGD RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Rabu, 6 Agustus 2025, sekitar pukul 11.23 WITA, setelah menjalani perawatan intensif selama empat hari sejak Sabtu, 2 Agustus 2025.
Prada Lucky mengalami luka disekujur tubuhnya akibat diduga dianiaya oleh puluhan seniornya.
Sang ibu, Epi Sepriana Mirpey, menjadi saksi bisu penderitaan anaknya yang meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan setelah diduga mengalami kekerasan dari sejumlah oknum seniornya di dalam satuannya.
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Prada Lucky sempat menelepon ibunya dari RSUD Aeramo dalam kondisi sakit parah. Suaranya lemah namun penuh kerinduan.
"Mama, mama, syalom mama, Lucky baik-baik saja. Mama apa kabar? Saya kangen mama. Mama datang Nagekeo ko? Mama bulan depan nanti datang sini pakai pesawat, nanti Lucky booking tiket pesawat," kata Lucky dalam percakapan terakhirnya via telepon.
Baca juga: Itu Pembunuhan, Bukan Pendidikan, Eks Jenderal Minta Pelaku Aniaya Prada Lucky Dihukum Berat
Percakapan itu terjadi setelah perjuangan panjang sang ibu meminta izin kepada atasan Lucky agar diizinkan berkomunikasi dengan anaknya.

Ibunda Prada Lucky menyampaikan hal ini saat diwawacarai POS-KUPANG.COM, Jumat (8/8/2025).
Sebelumnya, Epi Sepriana mengaku tidak mendapat informasi apa pun soal kondisi anaknya yang sudah sakit dan dirawat di rumah sakit.
"Saya WA Dansi Intelnya, hanya dibaca. Sampai saya mohon-mohon, saya bilang, tolong kasih tahu kabar anak saya. Saya pikirannya sudah kacau," ungkapnya sambil menangis.
Baca juga: Kata Kadispenad Soal Prada Lucky Tewas Diduga Dianiaya Senior, 24 Orang Diperiksa
Dalam keterangannya, Epi menyebut bahwa kondisi Lucky sudah terlihat memburuk sejak berada di kediaman ibu angkatnya, Ibu Iren.
Tubuh Lucky penuh luka dan lebam. Lewat sambungan video call, Lucky sempat mengungkapkan bahwa dirinya dipukul dan dicambuk oleh sejumlah oknum di satuannya.
"Dia bilang, 'Mama saya dipukul, dicambuk sama Pak Mat sama Dasintel,' dia bilang begitu. Dia bilang, 'Mama tolong, mama.' Saya suruh dia berobat dulu, tapi tak lama kemudian mereka telepon lagi, bilang Lucky harus kembali ke Batalyon," jelas Epi.
Setelah kembali ke Batalyon, kondisi Lucky diduga semakin memburuk. Ibunya menduga anaknya kembali menjadi korban penganiayaan.
"Mungkin mereka aniaya tambah lagi di sana. Itu yang bikin dia tambah parah. Saya tidak habis pikir," ujarnya penuh duka.
Epi menyebut pihak Batalyon sempat mengaburkan informasi soal kondisi anaknya. Saat dia meminta penjelasan, seorang perwira intelijen menyatakan Lucky dalam keadaan baik-baik saja.
"Pasi Intelnya bilang anak saya baik-baik saja, padahal kenyataannya dia sudah koma di ICU. Mereka video call, tapi cuma kasih lihat wajah Pasi Intel saja. Dia bilang Lucky lagi istirahat, padahal Lucky sudah koma," ujar Epi penuh emosi.
Karena tidak percaya dengan informasi tersebut, Epi langsung memesan tiket pesawat dan terbang ke Nagekeo pada Selasa, 5 Agustus 2025. Saat tiba di RSUD Aeramo, ia langsung menuju ruang ICU dan mendapati anaknya dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Saya bisik di telinganya, saya bilang, 'Lucky, mama datang, nak. Mama jaga Lucky di sini.' Dia langsung berontak saat dengar suara saya," ucap Epi dengan suara lirih.
Dokter yang menangani Lucky mengungkapkan sang prajurit mengalami gagal ginjal, paru-paru penuh cairan, serta memar di seluruh tubuh.
"Saya lihat semua dengan mata kepala sendiri. Bukti semua ada di saya, foto, video, sudah saya kirim ke Intel, ke Denpom," kata Epi.
Ia juga menyebut bahwa bukan hanya empat orang yang diduga sebagai pelaku, melainkan hingga 20 orang, termasuk oknum Bamak dan Dansi Intel. Nama Andre Manoklory disebut sebagai salah satu dari pelaku yang diduga memukul Lucky menggunakan selang.
Kini, sang ibu menuntut agar semua pihak yang terlibat diusut tuntas dan dijatuhi sanksi tegas. Ia meminta Danrem Wirasakti Kupang hingga Panglima TNI turun tangan mengusut kasus kematian anaknya.
"Saya tidak mau ada Prada Lucky lainnya. Kalau dia gugur di medan perang, saya bisa terima. Tapi ini dia mati di tangan teman-temannya sendiri. Saya tidak menyebut institusi, saya sebut oknum biadab!"
Epi Sepriana juga berharap keadilan ditegakkan, pelaku dipecat, dan kasus ini menjadi titik balik reformasi disiplin di tubuh TNI.
"Cukup anak saya, cukup penderitaan saya sebagai seorang ibu. Jangan sampai ibu-ibu lain merasakan apa yang saya rasakan hari ini," tutupnya dengan air mata.
24 Orang Diperiksa
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menanggapi soal kasus tewasnya Prada Chepril Saputra Namo (23), prajurit TNI AD diduga dianiaya senior.
Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan 24 orang telah diperiksa, termasuk terduga pelaku.
"Hingga saat ini, ada lebih dari 24 orang yang sedang diperiksa, baik sebagai terduga pelaku maupun saksi," kata Wahyu di Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Jumat (8/8/2025). Dikutip Tribunjabar.id
Wahyu mengungkapkan, kasus tersebut tengah ditangani oleh Polisi Militer Kodam IX/Udayana. Hasil pemeriksaan akan menentukan sejauh mana para pelaku akan dihukum.
"Sanksi terberat akan ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan. Semua sudah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Militer," ungkap dia.
Lucky merupakan prajurit TNI AD yang bertugas di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Kodam Udayana Tindak Tegas
Sementara, Kodam IX/Udayana bakal menindak tegas prajurit yang terbukti terlibat dalam dugaan penganiayaan hingga menyebabkan tewasnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo.
“Kami ingin menegaskan bahwa tidak ada ruang di tubuh TNI AD bagi tindakan kekerasan, penyalahgunaan wewenang, atau perilaku menyimpang lainnya," kata Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Candra kepada wartawan, Jumat (8/8/2025).
Candra mengatakan, saat ini proses penyelidikan dan pemeriksaan terhadap para personel yang diduga terlibat sedang dilakukan oleh Subdenpom Kupang.
Dalam hal itu, pihaknya tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah terhadap terduga pelaku.
"Namun jika nanti terbukti bersalah, maka akan ditindak tegas sesuai hukum dan ketentuan yang berlaku di lingkungan militer," tegas Candra.
Ia juga menegaskan, TNI AD tidak mentolerir tindakan kekerasan, penyalahgunaan wewenang, atau perilaku menyimpang lainnya.
"Pimpinan kami telah berkomitmen penuh untuk menegakkan disiplin, serta memastikan bahwa seluruh prajurit menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme dan kemanusiaan dalam pelaksanaan tugas," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025), diduga akibat dianiaya beberapa orang seniornya.
Prada Lucky Ngaku Disiksa Prajurit TNI
Dalam kondisi masih sadar dan keadaan lemah, Prada Lucky diduga sempat mengaku kepada seorang dokter di ruang radiologi bahwa dirinya menjadi korban penganiayaan oleh sesama prajurit TNI.
Sementara, salah satu warga yang membantu proses pemulasaraan jenazah mengungkapkan adanya luka lebam, luka sayatan, hingga bekas sundutan rokok pada tubuh Prada Lucky, terutama di punggung, lengan, dan kaki.
Kondisi tersebut memperkuat dugaan bahwa Prada Lucky menjadi korban kekerasan fisik di lingkungan kesatuan TNI.
Foto-foto luka pada jenazahnya bahkan telah beredar di kalangan internal.
Setelah dirawat selama 4 hari, Prada Lucky menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (6/8/2025), sekitar pukul 11.23 WITA.
Informasi tambahan, Prada Lucky lahir pada 2002.
Ia tutup usia pada umur masih muda, yakni 23 tahun.
Identitas Pelaku
Pelaku pemukulan dikelompokan menjadi dua, yakni pemukulan menggunakan selang dan pemukulan menggunakan tangan. Total pelaku sebanyak 20 orang. Berikut ini identitas para pelaku pemukulan:
Pemukulan mengunakan selang
Letda Inf Thariq Singajuru
Sertu Rivaldo Kase
Sertu Andre Manoklory
Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie
Serda Mario Gomang
Pratu Vian Ili
Pratu Rivaldi
Pratu Rofinus Sale
Pratu Piter
Pratu Jamal
Pratu Ariyanto
Pratu Emanuel
Pratu Abner Yetersen
Pratu Petrus Nong Brian Semi
Pratu Emanuel Nibrot Laubura
Pratu Firdaus
Pemukulan dengan tangan
Pratu Petris Nong Brian Semi
Pratu Ahmad Adha
Pratu Emiliano De Araojo
Pratu Aprianto Rede Raja
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Sebelum Hembuskan Nafas Terakhir, Prada Lucky Namo: Saya Rindu Mama, Mama Datang Nagekeo Ko
Ini Sosok Komandan Pleton yang Izinkan Prada Lucky Disiksa, Beda Usia 2 Tahun dengan Korban |
![]() |
---|
'Siap Salah Jenderal', Sertu Gunadin Suami Pemilik Akun Komentari Prada Lucky Minta Maaf ke Kasad |
![]() |
---|
'Nanti Mati Sia-sia', Traumanya Ibu Prada Lucky hingga Larang 2 Anaknya Jadi TNI Ikuti Jejak Suami |
![]() |
---|
Anggota DPR Sesalkan Perwira TNI Terlibat Kematian Prada Lucky, Singgung Pembinaan yang Kebablasan |
![]() |
---|
Di depan Pangdam Udayana, Ibu Prada Lucky Larang 2 Anaknya jadi TNI: Nanti Mati Sia-sia, Cukup Lucky |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.