Petani Diserang Beruang di Musi Rawas
Viral Petani di Musi Rawas Diserang Beruang, BKSDA Minta Warga Tak Melukai Apalagi Memburu
Peristiwa tersebut dialami korban pada Selasa (29/7/2025) pagi sekira pukul 05.30 Wib saat sedang menyadap karet di kebunnya.
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS - Korban keganasan hewan buas jenis beruang di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumsel, kembali bertambah menjadi 2 orang.
Korban pertama diketahui bernama Riyanto warga Dusun 1 Desa Ciptodadi Kecamatan Sukakarya, Musi Rawas yang mengalami luka gigitan dibagian kaki.
Peristiwa tersebut dialami korban pada Selasa (29/7/2025) pagi sekira pukul 05.30 Wib saat sedang menyadap karet di kebunnya.
Korban kedua adalah Pujianto (37), seorang petani asal Dusun 1 Desa Air Beliti Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas.
Dia ditemukan tergeletak dengan bersimbah darah pada Rabu (6/8/2025) pagi di dikebun karet di Desa Ciptodadi 2 Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Musi Rawas.
Terkait serangan beruang tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, mengaku sudah mendapat laporan dari Pemerintah Kecamatan.
"Iya, sudah dapat laporan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumsel, Yusmono saat dikonfirmasi Sripoku.com, Rabu (6/8/2025) sore.
Bahkan lanjut Yusmono, besok dijadwalkan pihaknya akan menurunkan tim untuk meninjau lokasi serangan hewan buas tersebut di wilayah Kecamatan Sukakarya, Musi Rawas.
"Besok kita turunkan tim, kita cek dulu," ucapnya.
Baca juga: Teriak Minta Tolong Detik-detik Petani di Musi Rawas Diserang Beruang di Kebun, Alami Luka Parah
Baca juga: VIRAL Petani di Musi Rawas Ditemukan Tergeletak Bersimbah Darah di Kebun, Wajahnya Terluka Parah
Penurunan tim tersebut, untuk melihat lebih dulu situasi dan kondisi di lapangan.
Dia juga belum bisa memastikan serangan tersebut, sebab kronologis dan kejadiannya yang diterimanya belum lengkap.
"Kami juga belum bisa memastikan, karena kronologis seperti apa dan dimana kejadiannya. Informasi kami belum lengkap," ungkapnya.
Kemudian saat disinggung soal apakah wilayah Kecamatan Sukakarya merupakan habibat beruang.
Yusmono mengaku, sebenarnya beruang hidup hampir di semua wilayah di Sumsel.
"Baik itu di kebun maupun di hutan, beruang bisa hidup disitu. Jadi tidak bisa mengatakan itu habitatnya. Karena beruang di Sumsel ini menyebar, bisa di perkebunan maupun di hutan," jelasnya.
Terlepas dari itu, Yusmono mengiimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dan tidak beraktivitas di malam hari atau menjelang sore.
Sebab, disaat itulah biasanya beruang beraktifitas.
"Kalau lihat beruang menjauh dan jangan di dekati dan jangan diburu, karena beruang itu satwa di lindungi. Cukup jaga jarak dan diusir dengan ramai-ramai, tapi tetap jaga jarak," tegasnya.
Yusmono juga mengatakan, biasanya beruang itu keluar untuk cari makan. Terlebih saat ini musim kemarau, yang kemungkinan karena kekurangan air dan pasokan makan, sehingga beruang ini keluar dari persembunyian.
"Biasanya beruang itu kalau lihat manusia dari jarak jauh tidak akan menyerang atau mengejar," tegasnya.
Dengan adanya korban penyerangan, maka perlu dipastikan lebih dulu, apakah situasinya berdekatan atau bertemu secara langsung ataukah kemudian ada upaya mengusir tapi malah justru beruang itu merasa terganggu, kemudian beruang itu menyerang.
"Itu perlu didalami," tutupnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.