Berita Palembang

BPBD Provinsi Sumsel Catat Per 3 Agustus 2025 Ada 144 Karhutlah, Lahan Terbakar Seluas 43,08 Hektare

Dari total kejadian itu, Ogan Ilir paling banyak terjadi Karhutla. Terdata sudah 63 kali kejadian di wilayah tersebut. Kecamatan Indralaya Utara

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Sri Hidayatun
dokumentasi BPBD Sumsel
Rekap Kejadian Karhutla - Rekap Kejadian Karhutla di Sumsel. 

TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG - Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Sumsel hingga 3 Agustus 2025 sudah sebanyak 144 kejadian. 

"Dari 144 kejadian tersebut terindikasi luas lahan yang terbakar mencapai 43,08 hektare," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman, Senin (4/8/2025) 

Dari total kejadian itu, Ogan Ilir paling banyak terjadi Karhutla.

Terdata sudah 63 kali kejadian di wilayah tersebut, Kecamatan Indralaya Utara menjadi wilayah paling sering Karhutla dengan 32 kejadian.

Lalu Pemulutan dengan 9 kejadian, Pemulutan Barat dengan 6 kejadian, Payaraman dengan 5 kejadian, Tanjung Batu dengan 3 kejadian, Indralaya, Rambang Kuang, Muara Kuang masing-masing dua kali kejadian dan Rantau Alai serta Tanjung Raja masing-masing satu kali kejadian. 

Kejadian Karhutla juga sudah terjadi di Muba dengan 23 kejadian. Lalu OKI dan Muara Enim masing-masing dengan 16 kejadian. Kemudian Banyuasin dengan 12 kejadian, Pali dengan lima kejadian, Prabumulih dan Mura masing-masing dua kali kejadian. Lalu Empat Lawang, Palembang, Lahat, Lubuklinggau, dan Muratara, masing-masing satu kali kejadian. 

Baca juga: Daerah Suban VI Jadi Rebutan Muba-Muratara, DPRD Muba Minta Ajukan Peninjauan Kembali Batas Wilayah

Menurutnya, mitigasi dan antisipasi terus dilakukan agar kejadian Karhutla bisa diminimalisir. Pemantauan terhadap wilayah-wilayah rawan juga dilakukan monitoring secara harian oleh BPBD di daerah.

"Antisipasi Karhutla melalui pembasahan lahan di beberapa wilayah gambut dengan operasi modifikasi cuaca (OMC) juga sudah dilakukan dua periode. Dimana periode pertama dilakukan pada 13-18 Juli dan periode kedua 29 Juli hingga 2 Agustus 2025," katanya. 

Sementara itu untuk titik hotspot, berdasarkan data Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), tercatat dari Januari hingga 3 Agustus 2025 ada 2.862 titik hotspot di Sumsel. 

Baca berita lainnya di google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved