Berita Palembang

Bawang, Ayam dan Cabai Sokong Kenaikan Inflasi Sumsel Pada Bulan Juli

Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan inflasi pada Juli 2025 sebesar 0,14% month to month atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami

Penulis: Hartati | Editor: Kharisma Tri Saputra
Grafis Tribun/Didik Ahmadi
INFLASI - Ilustrasi inflasi. Bawang, Ayam dan Cabai Sokong Kenaikan Inflasi Sumsel Juli 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan inflasi pada Juli 2025 sebesar 0,14 persen month to month atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,08 persen.

Secara tahunan, inflasi Sumsel juga menunjukkan tren peningkatan menjadi 2,88 persen year on year dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,44 % namun tetap berada dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 2,5±1 % .

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan Bambang Pramono mengatakan perkembangan tersebut juga sejalan dengan inflasi nasional yang juga meningkat menjadi sebesar 2,37 % year on year dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,87 % . 

Bambang menjelaskan penyebab inflasi dipicu oleh naiknya harga sejumlah komoditas pangan strategis, seperti bawang merah, tomat, cabai rawit, dan daging ayam ras dengan andil secara berturut-turut adalah sebesar 0,10 % , 0,06 % , 0,05 % , 0,04 % month to month.

Kenaikan harga bawang merah, tomat, dan cabai rawit disebabkan oleh menipisnya pasokan sebagai dampak dari penurunan produksi dan gangguan cuaca di daerah sentra penghasilan bawang.

Sementara itu, harga daging ayam ras turut terdorong naik seiring dengan meningkatnya Harga Pokok Penjualan (HPP) jagung, yang merupakan bahan baku utama pakan ternak, ditambah dengan kenaikan permintaan selama libur sekolah.

"Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat koordinasi dan sinergi dalam menjalankan strategi pengendalian inflasi melalui pendekatan 4K, yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif," kata Bambang, Minggu (3/8/2025).

Bambang merinci sejumlah langkah konkret telah dilakukan, mulai dari operasi pasar murah untuk menjaga daya beli, hingga inspeksi mendadak (sidak) ke produsen, distributor, dan pasar guna memastikan kesesuaian harga dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) serta ketersediaan stok.

Selain itu, Bank Indonesia juga telah memfasilitasi kerja sama antar daerah (KAD) Pemerintah Kota Palembang dengan Pemerintah Kabupaten Subang untuk pemenuhan  komoditas pangan.

Upaya ketahanan pangan ini turut diperkuat dengan peluncuran Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) 2025, yang terdiri atas tiga program utama, yaitu GSMP Menyapa Lingkungan Desa (Menyala) untuk rumah tangga dan Kelompok Wanita Tani (KWT), GSMP Goes to Panti Sosial, dan GSMP Goes to Office yang menyasar seluruh OPD di Sumatera Selatan.

Adapun kelancaran distribusi didukung oleh subsidi biaya angkut dari berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia, BUMN, BUMD, perbankan, dan sektor swasta.

Seluruh upaya ini diperkuat melalui forum komunikasi dan koordinasi, seperti High Level Meeting (HLM), rapat koordinasi, capacity building, serta publikasi informasi melalui media guna memastikan efektivitas kebijakan kepada masyarakat.

Ke depan, Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah melalui kolaborasi strategis, termasuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).

"Langkah ini diharapkan mampu menjaga inflasi tetap dalam kisaran yang ditetapkan, sekaligus mendorong ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan yang lebih inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan," tutup Bambang.(tnf)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved