Mayat Pegawai Koperasi di Lampung

Sadisnya Salam Bunuh Pegawai Koperasi usai Ditagih Utang Rp125 ribu, Pakai Benang Pancing Lalu Gorok

Salam Prayitno (46), pegadang siomay di Natar, Lampung Selatan dengan sadis menghabisi nyawa pegawai koperasi simpan pinjam, leher digorok

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA
PERS RILIS- Konferensi pers kasus pembunuhan penagih kredit koperasi di Lampung, Jumat (1/8/2025). Salam Prayitno (46), pegadang siomay di Natar, Lampung Selatan dengan sadis menghabisi nyawa pegawai koperasi simpan pinjam, leher digorok 

Ia mengatakan dari beberapa hari lalu, warga yang penasaran dengan keberadaan korban mendatangi rumah pelaku.

"Kalau mulai ramainya dari hari Minggu malam Senin. Insyallah nanti malam juga ramai dari pihak keluarga korban menduga pelakunya ya itu. Makanya kabur pelakunya," katanya.

Ia menyebut pelaku bukan warga kampungnya.

"Pelaku warga kampung baru namanya Salam bukan warga sini," ucapnya.

Diteruskannya dari beberapa hari lalu, terduga pelaku meninggalkan rumah.

"Dari malam kejadian udah nggak ada ,pelaku kabur kenal sama pelaku setiap hari keliling jualan somay kalau korbannya saya nggak kenal katanya waktu itu lagi nagih kejadian," tukasnya.

Kronologi

Paman Pandra, yaitu Andi mengatakan bahwa korban mendatangi rumah pelaku, yang merupakan salah satu nasabah koperasi tempatnya bekerja pada hari sebelum keponakannya itu menghilang.

Informasi ini didapat dari kekasih Pandra, yang melakukan video call dan menanyakan posisi korban.

Saat itu, Pandra mengatakan bahwa dia sedang dalam perjalanan mengambil uang. Namun, 10 menit kemudian, ponsel korban tak bisa dihubungi lagi.

Melansir dari Kompas.com, hasil autopsi menunjukkan bahwa Pandra diduga tewas akibat pendarahan masif di leher.

Dokter spesialis forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara, I Putu Swartama, mengungkapkan bahwa terdapat trauma tajam pada leher korban.

Luka tersebut lah yang kemudian menyebabkan dua sudut taham yang memotong pembuluh darah besar di sisi kanan dan kiri, serta menyayat tenggorokan hingga mencapai tulang leher ketiga.

"Jenazah korban sudah mengalami pengeroposan lanjut. Jadi kita menilai dari pengeroposan lanjut tersebut," ujarnya saat press rilis di Rumah Sakit Bhayangkara, Kamis (31/7/2025) sekitar pukul 20.00 WIB.

"Kita menilai paling tinggi diketemukan belatungnya. Jadi belatung yang ditemukan di tubuh korban belatungnya paling besar 0,8 sentimeter atau 8 mili. Kalau dikonversi hari 2-3 hari," terusnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved