Berita Palembang

BPS Sebut Jumlah Warga Miskin di Sumsel Turun 29 Ribu Orang dalam 6 Bulan, ini Penyebabnya

BPS menyebut jumlah warga miskin di Sumsel mengalami penurunan signifikan sebanyak 29 ribu orang dalam periode 6 bulan terakhir.

TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO DAVINCHI
POTRET WARGA MISKIN -- Kondisi rumah Emi (30) warga miskin di Kedaton, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir saat dikunjungi, Senin (21/4/2025). BPS menyebut Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan mengalami penurunan signifikan sebanyak 29 ribu orang dalam periode enam bulan terakhir, Jumat (25/7/2025). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut jumlah warga miskin di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami penurunan signifikan sebanyak 29 ribu orang dalam periode enam bulan terakhir. 

Angka itu terhitung dari September 2024 hingga Maret 2025.

"Penurunan penduduk miskin di Sumsel sebesar 0,36 persen, dari sebelumnya 10,51 persen menjadi 10,15 persen," kata Kepala BPS Sumatera Selatan, Moh Wahyu Yulianto, Jumat (25/7/2025). 

Menurutnya, pada September 2024 penduduk miskin di Sumsel ada 948 ribuan dan pada Maret 2025 turun menjadi 919 ribuan atau turun 29 ribu.

Penurunan jumlah penduduk miskin ini didorong oleh berbagai faktor yang terjadi selama triwulan pertama 2025.

Beberapa di antaranya adalah produksi gabah yang melimpah, kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk komoditas pertanian, peningkatan harga komoditas ekspor, serta berbagai kebijakan diskon dari pemerintah.

"Komoditas yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan di daerah ini antara lain beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, dan mi instan," katanya. 

Menurutnya, garis kemiskinan di Sumsel pada Maret 22025 tercatat pengeluaran rata-rata sebesar Rp 581.702 per kapita per bulan. 

Pengeluaran kebutuhan makanan masih menjadi penyumbang terbesar, yakni sebesar Rp 436.639 atau sekitar 75,06 persen.

Sementara kebutuhan bukan makanan menyumbang sebesar Rp 145.063 atau 24,94 persen.

Ia menyebutkan penurunan angka kemiskinan merupakan hal yang tidak mudah dan memerlukan upaya besar, termasuk dari sisi anggaran pemerintah.

"Biasanya pemerintah daerah ingin angka kemiskinan turun menjadi satu digit, di bawah 10 persen. Ini sudah mendekati. Kita tahu menurunkan angka kemiskinan itu butuh effort besar dan anggaran besar. Capaian menurun 29 ribu ini cukup fantastis," kata Wahyu.

BPS berharap tren penurunan kemiskinan ini dapat terus berlanjut, terutama dengan sinergi antara pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, dan peningkatan efektivitas program bantuan sosial.
 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved