Berita Palembang

Kasus HIV di Sumsel Terus Meningkat, IDI Sumsel : Perlu Kesadaran Masyarakat Sejak Dini

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) dr Hj Abla Ghanie Sp. OG mengatakan, banyaknya kasus baru

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Moch Krisna
Tribunsumsel.com
ILUSTRASI - Dalam 20 Tahun Terakhir, Ada 7.388 Kasus HIV/AIDS di Sumsel, Lebih Dari Setengah Ada di Palembang 

Lalu 12 orang di Banyuasin, 11 orang di Lahat, 8 orang di OKU Timur, 8 orang di Prabumulih, 4 orang di Ogan Ilir, 4 orang di OKU, 3 orang di Empat Lawang, 1 orang di Pagar Alam, 1 orang di PALU dan 1 orang di Musi Rawas Utara. 

Kemudian untuk kasus baru AIDS ada 62 orang di Palembang, 14 orang di Muba, 13 orang di Lubuklinggau, 13 orang di OKU Timur, 9 orang di Muara Enim, 8 orang di Empat Lawang, 8 orang di OKI, 5 orang di Banyuasin, 5 orang di Pagar Alam, 5 orang di Prabumulih, 3 orang di OKU, 2 orang di Lahat, 2 orang di Musi Rawas, 2 orang di OKU Selatan, dan 1 orang di OI. Sedangkan di PALI dan Musi Rawas Utara tak ada kasus AIDS. 

"Kalau secara keseluruhan dari tahun 1995 sampai dengan Juni 2025 ada 4.219 orang terinfeksi HIV dan 3.169 orang terinfeksi AIDS jadi total 7.388 orang terinfeksi HIV/AIDS di Sumsel," katanya. 

Berdasarkan data yang ada tersebut ODHA terbanyak masih ada di kota Palembang dengan total kasus baru 212 kasus. Lalu dari 1995-2025 total ada 4.277 ODHA di Palembang. 

Jumlah penduduk di Palembang paling banyak, secara langsung juga memengaruhi Jumlah orang yang beriisko ODHA juga paling banyak. 

"Berdasarkan laporan untuk kasus baru yang dilaporkan kebanyakan karena heteroseksual dan homoseksual atau laki-laki sex laki-laki (LSL), bukan karena pekerja seksual," ungkapnya

Untuk itu menurut Trisnawarman, tidak bisa hanya dari dinas kesehatan, melainkan lintas sektor seperti dinas pendidikan, orang tua, PKK, swasta dan lain-lain harus turut serta untuk mencapai zero ODHA di 2030.

"Pesannya, orang tua harus memperhatikan pendidikan anak baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan agama anak-anak ditanamkan sejak dini, sesuai agama masing-masing dengan agama yang kuat diharapkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved