Berita Viral
Kisah Iptu Andi Sri Ulva Peraih Hoegeng Award 2025, Menyesal Dulu Sempat Jadi Polisi Tak Jujur
Iptu Andi Sri Ulva Baso, Polwan di Sulawesi Selatan mengurai kisah kelamnya pernah melakukan pungutan liar, kini mendapat penghargaan "Anti Korupsi"
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
Kemudian meja layanan kami buat tanpa laci. Ini memperkuat ide bahwa kami tidak lagi dibayar untuk memberi layanan pada masyarakat," paparnya.
"Beragam reaksi muncul, tetapi secara umum saya mengamati mereka senang dengan cara bermain ini. Mereka yang sebelumnya tidak mengetahui bahwa memberikan bingkisan kepada guru di sekolah adalah bibit perilaku koruptif, sekarang mulai paham dan mencari cara agar tidak melakukannya lagi. Saya mengajak polwan lain di kantor saya untuk mulai berubah, awalnya dengan memasang brosur-brosur dan logo SPAK di meja kerja kami.
Inovasi itu terus dijalankan selama bertahun-tahun hingga akhirnya mengantarkan dia dianugerahi Hoegeng Awards 2025 kategori Polisi Inovatif.
"Rupanya ini menarik masyarakat yang datang ke kantor kami. “Semua layanan GRATIS dan tidak dipungut biaya” tulisan itu kini terpampang di Polsek Panakkukang. Dukungan atasan dan rekan-rekan saya memperkuat keinginan untuk menjadikan kantor kami sebagai pelopor polisi Sombere (Polisi ramah, dalam bahasa Makassar).
Kemudian muncul ide untuk merombak ruang layanan masyarakat menjadi transparan. Kami mulai dengan desain ruangan yang menjadi satu dan tanpa sekat. Kemudian meja layanan kami buat tanpa laci. Ini memperkuat ide bahwa kami tidak lagi dibayar untuk memberi layanan pada masyarakat. Meja berlaci dulu diasosiasikan dengan tempat menyimpan uang pungutan liar. Tak cukup dengan itu, diwaktu tertentu seperti selesai apel, kami bermain dengan games SPAK dan mengenalkan kepada teman yang lain.
Saya ingin anak saya kelak menikmati Indonesia yang benar-benar bebas dari korupsi.
Saya sendiri bertekad, karena saya sekarang sudah menjadi agen SPAK dan sudah mengetahui tentang korupsi dan bahanyanya, saya akan menjadi orang yang jujur dan profesional menjalankan tugas saya. Saya ingin anak saya kelak menikmati Indonesia yang benar-benar bebas dari korupsi.
Tentu ini bukan tanpa tantangan, saya pernah dicap sok suci, merasa sudah kaya dan tidak perlu uang lagi sehingga tidak mau menerima pungli. Tetapi sekali lagi, karena saya sudah berniat untuk berubah, semua saya hadapi dengan tenang. Saya tau rejeki paling banyak diberikan Allah SWT, saya berubah juga karena jalanNya. Kalau tidak, tentu saya tidak dibukakan mata saat ini, disaat institusi polisi juga tengah berbenah untuk memantapkan profesionalitas seluruh anggotanya." tulisnya.
Trofi penghargaan diserahkan kepada Sri Ulva Baso di Auditorium Mutiara STIK-PTIK Polri, Jakarta Selatan, Rabu (16/7/2025), dan disaksikan Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Sri Ulva Baso yang kini berpangkat Iptu dan menjabat Paur Fasmat SBST Subdit Regident Ditlantas Polda Sulsel merupakan satu di antara lima polisi yang meraih Hoegeng Awards 2025.
Hoegeng Awards diambil dari nama mantan Kapolri periode 1968 hingga 1971, Jenderal Hoegeng Imam Santoso.
Almarhum Hoegeng dikenal sebagai pejabat polisi yang paling berani dan jujur di kalangan masyarakat pada saat mayoritas pejabat pemerintah yang malah dikenal korupsi.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Tak Hanya Gantian Seragam Saat Sekolah, Haikal & Haizar Juga Sempat Nunggak Biaya Sekolah |
![]() |
---|
Viral Anggota DPRD Gorontalo Pamer Perjalanan Pakai Uang Negara, Kita Rampok Biar Makin Miskin |
![]() |
---|
Deretan Fakta Kakak Adik Viral Gantian Seragam Untuk Bisa Sekolah, Ayah Meninggal Dunia 5 Tahun Lalu |
![]() |
---|
Sekolah Kuak Keseharian Haikal dan Haezar, Kakak Adik Viral Gantian Seragam untuk Bisa Sekolah |
![]() |
---|
Sosok FE Dokter Gadungan di Bantul DIY, Beli Alat di Apotek, Tipu Pasien Rp500 Juta, Lulusan SMA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.