Berita Viral
Kisah Iptu Andi Sri Ulva Peraih Hoegeng Award 2025, Menyesal Dulu Sempat Jadi Polisi Tak Jujur
Iptu Andi Sri Ulva Baso, Polwan di Sulawesi Selatan mengurai kisah kelamnya pernah melakukan pungutan liar, kini mendapat penghargaan "Anti Korupsi"
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
"Bayangkan saja, beberapa hal yang masuk dalam kategori korupsi sudah pernah saya lakukan! Saya menerima 'amplop' dari masyarakat yang mendapat pelayanan dari unit kerja saya. Tidak saja menerima, tapi saya berbagi uang haram itu dengan kolega saya yang lain,
untuk membuang jauh rasa bersalah itu. Penuh peluh, saya menelpon ibu saya di Makassar. 'Bu, tolong kumpulkan motor, mobil dan beberapa perhiasan. Tolong semua dijual dan nanti uangnya untuk disumbangkan ke rumah yatim,' kata saya yang disambut dengan berondongan pertanyaan dari ibu. 'Sudah bu, nanti saya jelaskan..jual semua ya besok'," ungkap Ulva.
Dia sangat merasa bersalah, hidupnya tak tenang setelah merenung jika sebagian harta benda dimiliknya dibeli menggunakan "uang haram".
Ia selalu dihantui perasaan bersalah, dari situlah Ulva merasa harus berubah.
"Saya harus menjadi Ulva yang baru, polisi yang jujur, polisi yang benar-benar mengayomi masyarakat. Kalau ada yang harus berubah, itu adalah diri saya sendiri," ujarnya.
Sepulang dari ToT, dia pun membuat Meja Tanpa Laci, sebuah inovasi untuk mencegah pungutan liar atau sogokan dalam pelayanan di kantor polisi.
Awalnya, inovasi itu membuatnya dicap "sok suci".
Namun, niatnya untuk melakukan reformasi di kecil-kecilan di tubuh Polri tak goyah.
Ia mengenang sempat dilarang jadi polisi oleh ayahnya.
Pasalnya, sang ayah menyebut menjadi anggota dari polisi besar kemungkinan untuk korupsi.
"Polisi macam apa saya ini?” saya bertanya pada diri saya sendiri. Bayangan almarhum ayah saya berkelebat, 'Ulva, kalau memang mau jadi polisi, jadilah polisi yang baik, yang benar-benar membela masyarakat.' Ingatan saya kembali ke beberapa waktu silam, saat saya ngotot ingin menjadi polisi sementara ayah saya melarang. Ayah waktu itu beralasan, polisi itu banyak sekali peluangnya untuk korupsi," katanya.
Perjalanan Sri Ulva Baso hingga bisa menjadi agen dalam pemberantasan korupsi di lingkungan Polri ditulis di laman resmi SPAK spakindonesia.org.
ToT SPAK di Sorong rupanya menjadi titik balik dalam hidupnya.
Sepulang dari ToT, dia pun membuat Meja Tanpa Laci, sebuah inovasi untuk mencegah pungutan liar atau sogokan dalam pelayanan di kantor polisi.
Awalnya, inovasi itu membuatnya dicap "sok suci".
Namun, niatnya untuk melakukan reformasi di kecil-kecilan di tubuh Polri tak goyah.
"Saya menceritakan kembali apa yang saya dapat dari pelatihan tiga hari itu dan saya mohon izin kepada atasan saya untuk berbagi mengenai ilmu baru ini kepada teman-teman di Polsek Panakkukang. Saya ajak teman-teman saya main games yang memang dibagikan kepada peserta ToT.
Tak Hanya Gantian Seragam Saat Sekolah, Haikal & Haizar Juga Sempat Nunggak Biaya Sekolah |
![]() |
---|
Viral Anggota DPRD Gorontalo Pamer Perjalanan Pakai Uang Negara, Kita Rampok Biar Makin Miskin |
![]() |
---|
Deretan Fakta Kakak Adik Viral Gantian Seragam Untuk Bisa Sekolah, Ayah Meninggal Dunia 5 Tahun Lalu |
![]() |
---|
Sekolah Kuak Keseharian Haikal dan Haezar, Kakak Adik Viral Gantian Seragam untuk Bisa Sekolah |
![]() |
---|
Sosok FE Dokter Gadungan di Bantul DIY, Beli Alat di Apotek, Tipu Pasien Rp500 Juta, Lulusan SMA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.