Berita Nasional

Eks Rektor UGM Sofian Effendi Tarik Pernyataanya soal Ijazah Jokowi, Sosok Ini Duga Ada Pembungkaman

Mantan rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Sofian Effendi menarik semua pernyataannya terkait polemik ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TribunSolo.com/Andreas Chris/Wartakotalive.com
KISRUH IJAZAH JOKOWI- (kiri) Mantan Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Sofian Effendi saat diwawancarai Rismon Sianipar dalam channel Langkah Update. Prof Sofian menyebut bahwa skripsi Jokowi tidak pernah mendapatkan pengesahan . (kanan) Potret Jokowi di kediamannya. Mantan rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Sofian Effendi menarik semua pernyataannya terkait polemik ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo. 

Pernyataan Eks Rektor UGM

melansir dari Wartakotalive.com, Kamis (17/7/2025) saat diwawanca Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar, Sofian Effendi blak-blakan menyebut Jokowi bukanlah mahasiswa berprestasi seperti disampaikan beberapa orang.

Dia mengungkapkan, nilai Jokowi di semester awal kuliah di Fakultas Kehutanan, bahkan tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan ke jenjang S1. 

Menurutnya, transkip nilai yang dipampang oleh Bareskrim Polri beberapa waktu lalu adalah nilai saat Jokowi mengambil program Sarjana Muda

 Prof Sofian Effendi mengaku sudah mencari informasi dari rekan-rekannya pengampu di Fakultas Kehutanan.

Dia bercerita, Joko Widodo memang pernah tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM.

Dia masuk pada tahun 1980.

"Jadi Jokowi kan masuk pada saat dia lulus SMPP di Solo yang menjadi SMA 6 di Tahun 1985. Jadi, dia itu ada sedikit masalah, masih SMPP kok bisa masuk UGM. Itu ada kontroversi. Ada masalah," kata Prof Sofian.

 

Pada 1980, menurut Prof Sofian, Jokowi masuk UGM berbarengan dengan kerabatnya yang bernama Hari Mulyono.

Menurutnya, ada perbedaan mendasar antara Jokowi dan Hari Mulyono.

Hari Mulyono, saat itu, dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan aktif di berbagai organisasi.

Secara akademik, nilai Hari Mulyono cukup menjanjikan.

Berbeda dengan Jokowi, menurut Prof Sofian, di dua tahun kuliahnya, nilainya buruk.

"Kemudian, pada waktu tahun 1980 masuk, ada dua orang yang masih bersaudara yang masuk (fakultas) Kehutanan. Satu Hari Mulyono kemudian Joko Widodo. Hari Mulyono ini aktivis, dikenal di kalangan mahasiswa. Dan juga secara akademis dia perform. Dia tahun 1985 lulus. Tapi Jokowi itu menurut informasi dari para profesor dan mantan dekan, Jokowi itu tidak lulus di tahun 1982 di dalam penilaian. Ada empat semester dinilai kira-kira 30 mata kuliah, dia indeks prestasinya tidak mencapai," terang Prof Sofian.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved