Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng

Kepala Dililit Lakban, Eks Wakil Ketua KPK Duga Ada Simbol Pembungkaman di Kematian Arya Daru

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) peridode 2011-2015, Bambang Widjojanto menyoroti kasus kematian diplomat ahli Kementerian Luar Negeri

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
YouTube Bambang Widjojanto
KEMATIAN ARYA DARU - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) peridode 2011-2015, Bambang Widjojanto menyoroti kematian Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) peridode 2011-2015, Bambang Widjojanto menyoroti kasus kematian diplomat ahli Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas.

Seperti diketahui, Arya Daru di dalam kamar indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Saat pertama kali ditemukan, seluruh kepala Arya Daru terbungkus lakban berwarna kuning.

Menanggapi kondisi jasad Arya tersebut, Bambang Widjojanto curiga sang diplomat meninggal karena dibunuh.

Hal ini disampaikan BW dalam podcast Obrolan Waras di kanal YouTube Bambang Widjojanto, yang diunggah pada Kamis (10/7/2025).

"Saya enggak percaya dia bunuh diri, terus terang aja, makanya saya bilang dia dibunuh," ujar Bambang Widjojanto, Kamis (10/7/2025).

DIPLOMAT MUDA TEWAS - Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Foto ini diunggah di media sosialnya pada 4 Februari 2024. Pria yang akrab disapa Daru ini ditemukan tewas di sebuah kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.
DIPLOMAT MUDA TEWAS - Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Foto ini diunggah di media sosialnya pada 4 Februari 2024. Pria yang akrab disapa Daru ini ditemukan tewas di sebuah kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi. (Dok. Pribadi Arya Daru)

Kepala Arya Daru Pangayunan terbungkus lakban, Bambang Widjojanto menduga ada pesan terselubung dari terduga pelaku pembunuhan.

"Ini meninggalkan misteri, karena misterinya adalah apakah penggunaan lakban itu semacam pesan yang sengaja dilempar 'eh kalau macam-macam, gue bungkam begini'? Atau situasi di mana tempat yang harusnya bisa dilacak jejak kejahatannya ini seolah-olah bersih, apakah penjahatnya profesional?" kata Bambang Widjojanto.

Baca juga: Isi Rekaman CCTV Sebelum dan Sesudah Arya Daru Diplomat Kemenlu Ditemukan Tewas di Kamar Kos

Mendengar pernyataan Bambang Widjojanto, diplomat senior, Ple Priatna, mengaku enggan berspekulasi.

"Saat ini yang terjadi kita serahkan pada aparat, menunggu hasil autopsi, menunggu proses yang coba dikelola secara ilmu pengetahuan maupun secara objektif," ujar diplomat senior.

Bambang Widjojanto lalu menganalisa kematian lulusan UGM tersebut menggunakan teori kriminologi.

"Pola pembunuhan seperti ini biasanya disebut sebagai lock room mystery, dalam teori kriminologinya. Karena dia sedang mengirim pesan simbolik, si pelaku mengirim pesan simbolik. Yang harus dibaca pakai teori pembunuhan adalah bagaimana kejahatan itu dilakukan. Tadi dijelaskan bahwa korban, Daru itu mulut wajahnya dilakban, nah ini bagi kalangan kriminolog itu sebagai simbol pembungkaman. Pesannya kepada orang lain melalui korban itu yang bicara atau membocorkan informasi kayak gini nih," kata Bambang Widjojanto.

Bambang Widjojanto juga mengaitkan kasus kematian Arya Daru Pangayunan dengan kasus perdagangan orang.

Diketahui pria berusia 39 tersebut sempat menjadi saksi dalam sidang kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

"Kalau benar bahwa Arya sedang terlibat dalam melindungi WNI kasus TPPO di Kamboja atau tempat lain, maka ini semakin relevan untuk melihat pola ini apakah pembunuhnya sedang mengirim sinyal, pesannya 'lu bicara gue bungkam loh'," ungkap Bambang Widjojanto.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved