Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng
Jejak Karier Arya Daru Pangayunan Diplomat Kemenlu Tewas Kepala Dilakban, Sempat di KBRI Argentina
Semasa hidup Arya Daru Pangayunan, memiliki karier yang tengah bersinar di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Ia dapat amanah berkaitan WNI
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM - Semasa hidup Arya Daru Pangayunan, Diplomat Ahli Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memiliki jenjang karier yang mentereng.
Bahkan hingga akhir hayatnya, ayah dua anak yang karib disapa Daru itu mengemban tugas mulia di Kementerian Luar Negeri.
Kabar kepergian diplomat Kemlu itu sontak mengejutkan banyak pihak, terutama mereka yang mengenalnya sebagai pribadi cerdas dan gigih dalam bekerja.
Baca juga: Firasat Meta Ayu, Istri Diplomat Kemenlu Arya Daru Sebelum Ditemukan Tewas Terlilit Lakban
Arya merupakan lulusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Ia diketahui memiliki karier yang tengah bersinar di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Daru memulai kariernya menjadi pengajar pribadi di Wall Street Institute selama satu tahun sampai 2011.
Selanjutnya, Daru mengembangkan karirnya dengan menjadi pegawai kontrak di Kementerian Luar Negeri di Yangon, Myanmar.

Selama dua tahun dari 2011-2013, Daru mengemban amanat sebagai staf Kemenlu di Myanmar.
Lalu di tahun 2018 hingga 2020, Daru resmi jadi pegawai penuh di Kemenlu.
Menjabat sebagai sekretaris bidang politik, Daru dipercaya bertugas di Kemenlu Dili, Timor Leste selama dua tahun.
Berikutnya di tahun 2020 sampai 2022, Daru naik jabatan menjadi sekretaris kedua di KBRI di Buenos Aires, Argentina.
Artinya sudah 11 tahun lebih Daru menjabat sebagai diplomat.
Di akhir hayat, Daru mendapatkan amanah dengan tugas mulia.
Yakni Daru menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan WNI di luar negeri.
Daru didapuk menjadi bagian dari bidang perlindungan WNI.
Baca juga: Ini Kata Polisi Soal Tewasnya Arya Daru Diplomat Kemenlu RI dengan Kepala Dilakban, Ada Sidik Jari
Terkait sosok Daru selama bekerja menjadi diplomat, sang atasan mengurai pernyataan.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha mengurai kedukaan mendalam atas kematian Daru.
"Selama ini beliau bertugas dalam isu-isu perlindungan WNI. Dalam hal ini Kementerian Luar Negeri menyampaikan duka cita yang mendalam kepada pihak keluarga. Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua orang anak," ujar Judha Nugraha, dilansir dari Kompas.com.
"Kementerian luar negeri saat ini sudah menyerahkan kasusnya kepada pihak berwenang dan kita akan mendukung kepolisian," sambungnya.
Adapun perihal penyebab kematian Daru, Judha enggan berspekulasi.
Pun saat ada isu yang menyebut kematian Daru akibat tugasnya sebagai pelindung WNI di luar negeri, Judha tak mau mengambil kesimpulan.
"Kami tidak ingin berspekulasi, kita tunggu hasil penyelidikan," pungkas Judha.
Terbitkan Buku Tentang Pekerjaannya
Meta Bagus, kakak ipar Fungsional Diplomat Ahli Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan, mengungkapkan almarhum meninggalkan karya tulisnya sebelum ditemukan tewas.
Sebelumnya, diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) itu yang tewas di kamar indekosnya di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Kegigihannya dalam bekerja itu dicurahkannya melalui sebuah buku yang baru saja ia terbitkan.
"Dia pernah nulis buku tapi saya lupa judulnya apa. Alur ceritanya enak, menceritakan dari sudut pandang, bukan sudut pandang kaku itu enggak," ungkap Meta Bagus pada Rabu (9/7/2025).
Baca juga: Peninggalan Arya Daru Diplomat Kemlu Semasa Hidup, Menulis Buku Tentang Pekerjaannya Sebelum Tewas
Bagus menambahkan bahwa buku yang ditulis oleh Arya Daru mengisahkan tentang pekerjaannya, namun dikemas dengan cara yang menyenangkan sehingga menarik minat pembaca.
"Memperkenalkan pekerjaan nya dengan sudut pandang yang menyenangkan jadi orang interes untuk membaca," jelasnya.
Penelusuran Kompas.com, ADP menulis buku soal pekerjaannya sebagai diplomat. Buku tersebut sudah diterbitkan dan dijual.
Sebagai keluarga dekatnya, Bagus mengaku sangat terkejut dan tidak bisa berkata-kata.
"Selama hidup yang saya ingat tentang Arya Daru adalah seorang yang menyenangkan. Jadi kenangan saya dengan beliau itu tidak ada yang jelek, senang semua," tuturnya.
Ia mengenal sosok almarhum sudah sejak duduk di bangku SD.
“Saya itu mengenang Daru itu soalnya selalu menyenangkan, gitu. Dan saya nggak ingin ada kenangan lain selain itu. Dari dia SM… SD malah, SD, SMP, saya sudah kenal, dah lama banget. Nggak cuma sekedar adik saya dengan Daru itu ketemu gede, enggak,” ungkap Bagus, dilansir dari Tribunjogja.com.
Ia bercerita, tidak memiliki kenangan buruk tentang sosok Daru.
“Tapi di kenangan saya dengan beliaunya tuh nggak ada yang jelek, seneng semua, kata Bagus.
Ia mengenal mendiang adik ipar sebagai sosok yang cerdas dan rendah hati.
“Rendah hati, cerdas. Dia pernah menulis buku, lupa tapi saya apa judulnya, saya seneng. Alur ceritanya enak, menceritakan dari sudut pandang… bukan, ya maaf ya, bukan sudut pandang kaku tuh enggak gitu, (dia) memperkenalkan pekerjaanya dengan sudut pandang menyenangkan, jadi orang interest kan ya,” kenang Bagus.
Meski tidak intens berkomunikasi dengan Daru, Bagus mengaku sering berbincang dan makan bersama jika ada kesempatan.
“Kareka kesibukan masing-masing, sebenarnya nggak sering-sering amat lah (berkomunikasi dengan Arya Daru) paling kalau sekedar ketemu makan siang, gitu kan, terus ngobrol, ya gitu aja sih, namanya juga saudara, ya. Ya kita sama-sama tahu lah ada kesibukan masing-masing,” kata Bagus.
Pada kesempatan sama, Bagus menerangkan, saat ini jenazah Arya Daru masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta.
Jenazah Daru dijemput oleh istri dan anak-anaknya.
"Sekitar sejam yang lalu, iring-iringan Daru sudah sampai Cikampek dalam perjalanan ke Jogja. Nanti, kurang lebih sekitar 14:00 WIB atau 14:40 WIB, Insya Allah sampai sini," ungkap Bagus.
Menurut keterangan Bagus, jenazah Arya Daru akan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Sunthen, Jomblangan, sekitar pukul 15:30 WIB.
Jarak lokasi rumah duka ke pemakaman sekitar tiga kilometer, ke arah selatan.
Pihak keluarga sedang mempersiapkan kedatangan jenazah Daru.
Sementara itu, karangan bunga duka cita terus berdatangan di rumah duka.
Polisi Temukan Obat Sakit Kepala dan Lambung
Polisi menemukan sejumlah obat-obatan di kamar Arya Daru Pangayunan (39),
Namun, hingga saat ini belum diketahui apakah ada kaitannya obat-obatan tersebut dengan penyebab kematian Arya.
Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan hal tersebut.
“Ya, beberapa obat, kayak obat sakit kepala sama obat lambung. Itu aja sih. Tapi kalau dari pemeriksaan awal belum mengarah ke sana (ada penyakit),” kata Rezha dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (9/7/2025).
Polisi juga menyita sejumlah barang bukti dari TKP, berupa kantong plastik, lilitan lakban, dompet dan identitas korban, serta pakaian dan bantal yang digunakan ADP saat jasadnya ditemukan.
Terkait lakban yang semula membungkus wajah korban, polisi bakal menelusuri sidik jari yang mungkin tertinggal di permukaan benda tersebut.
Baca juga: Temuan Baru di Kamar Kos Arya Daru Diplomat Kemlu yang Tewas, Ada Obat Sakit Kepala dan Lambung
Polisi sejauh ini telah memeriksa tiga saksi terkait kasus kematian sang diplomat Kemenlu itu.
Ketiga saksi tersebut meliputi pemilik dan penjaga rumah indekos serta saudara korban.
Selain itu, polisi juga telah memeriksa rekaman CCTV atau kamera pengawas di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
“Sudah ada dua (CCTV) yang kita periksa, cuma masih belum, masih biasalah gambarannya. Karena kan kebetulan CCTV-nya juga masih pakai MMC atau memory card yang langsung dari kameranya, jadi kita periksa satu-satu karena terpotong ya,” kata Rezha.
Dari keterangan para saksi, kata Rezha, belum ada informasi yang mengarah pada keterlibatan pihak lain.
Adapun penemuan jasad Arya Daru berawal dari telepon istri.
Istri korban yang berada di Yogyakarta menelepon penjaga indekos tempat ADP tinggal. Akhirnya kamar dibuka paksa oleh warga dan pengelola tempat tinggal tersebut.
"Setelah dicek dan diketuk tidak dibuka, akhirnya kamar dibuka paksa. Di dalam ditemukan korban dalam kondisi sudah meninggal,” tutur Kapolsek Menteng Komisaris Rezha Rahandhi, Selasa (8/7/2025).
Terkait kematian diplomat muda tersebut, polisi telah menyita sejumlah rekaman CCTV di sekitar lokasi, termasuk dari perangkat yang menggunakan memory card dan sistem Articoder.
Rezha menambahkan, istri korban saat ini tengah dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta.
“Kerabatnya sudah ada di sini, istrinya masih perjalanan. Mungkin masih di pesawat,” ujarnya.
Kapolsek Menteng mengatakan, informasi mengenai status korban sebagai PNS Kemlu diperoleh dari sejumlah saksi di tempat kejadian perkara (TKP).
"Tapi saya tidak bisa memastikan apakah korban merupakan diplomat atau bukan,” ujar Rezha.
Menurut Rezha, korban merupakan warga asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Saat ditemukan, korban berada di dalam kamar kos dalam kondisi tewas dengan bagian kepala dibungkus lakban. Meski begitu, pihak kepolisian belum dapat memastikan penyebab kematian kasus mayat dililit lakban tersebut.
“Belum dipastikan (pembunuhan), saya juga tidak bisa bilang bukan. Karena tidak ada tanda-tanda kekerasan, tidak ada barang yang hilang. Kami masih selidiki,” ucap Rezha.
Polisi menyebutkan, kondisi kamar korban saat ditemukan dalam keadaan terkunci dari dalam. Tak ada tanda-tanda kerusakan pada pintu maupun jendela.
“Tidak ada kerusakan sama sekali.
Bahkan dari hasil visum luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” katanya.
Aktivitas Terakhir Arya
Kapolsek Metro Menteng, Kompol Rezha Rahandhi mengatakan Arya sempat terlihat masih melakukan aktivitas pada Senin (7/7/2025) malam, sebelum ditemukan tewas pada Selasa (8/7/2025) pagi sekira pukul 08.30 WIB.
Pertama, Arya masih sempat saling kontak dengan sang istri yang berada di Yogyakarta pada Senin malam, sekira pukul 21.00 WIB.
"Bahkan istri korban sendiri berhubungan terakhir di jam 21.00 WIB dan kini perjalanan dari Yogya dan sudah berangkat ke Jakarta untuk menemui kerabat dan jenazah korban," katanya dikutip dari program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Rabu (9/7/2025).
Lalu, dia mengungkapkan aktivitas kedua yang dilakukan Arya adalah ketika bertemu dengan penjaga kos pada pukul 22.15 WIB.
Arya sempat disapa penjaga kos yang kala itu tengah makan malam.
"Dari penjaga indekosnya, bahkan bertemu pada pukul 22.15 WIB, sempat menyapa korban sambil makan malam karena kebetulan malam kemarin (Senin) itu dalam kondisi hujan intensitas sedang."
"Lanjut menyapa korban dan (Arya) menjawab 'iya pak'. Itu (keterangan) dari penjaga indekosnya," kata Rezha.
Kemudian, aktivitas terakhir Arya yang diketahui adalah ketika dia berjalan keluar dari kamarnya dan mengambil pesanan makanan dari driver ojek online (ojol).
Setelah itu, dia juga sempat terlihat membuang bungkus makanannya ke luar kos pada pukul 23.30 WIB.
Rezha mengatakan aktivitas korban tersebut sempat terekam kamera CCTV yang sudah diamankan.
"Hanya korban keluar masuk tempat kos, pesan Gojek maupun buang makan setelah dia selesai makan di jam 23.30 WIB," jelasnya.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Arya Daru Pangayunan
Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng
Diplomat Kemenlu RI
KBRI Argentina
Jejak Karier Arya Daru Pangayunan
Respon Polisi Soal Misteri Kasus Kematian Arya Daru, Keluarga Sebut HP Mendiang Tiba-Tiba Aktif |
![]() |
---|
Ini Kata Kompolnas Soal Isi Amplop Misterius Diterima Keluarga usai Kematian Arya Daru, Ada 4 Simbol |
![]() |
---|
Isi Amplop Misterius Ungkap Petunjuk Baru Kematian Arya Daru Diungkap Keluarga, Ada 4 Simbol |
![]() |
---|
Keluarga Arya Daru Heran Kenapa Almarhum Panik, Minta Usut 2 Sosok yang Ditemui sebelum Meninggal |
![]() |
---|
Fakta Pilu Kematian Diplomat Arya Daru, Orang Tua Kehilangan Anak Tunggalnya, sang Ibu Idap Kanker |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.