SDN 137 Palembang Sepi Peminat
Sepi Peminat, Sejumlah SDN di Palembang Berpotensi Merger, Gedung Digunakan Untuk SMPN Baru
Sementara itu bagi sekolah yang minim penimat, bisa saja dari hasil evaluasi ke depannya akan dimerger atau digabung ke sekolah lainnya terdekat.
Penulis: Hartati | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Dinas Pendidikan Palembang memberikan kemudahan bagi sekolah yang minim menerima siswa baru yakni dengan cara bisa mendaftar secara offline.
Seperti halnya SDN 137 yang berada di rumah susun yang hanya menerima 4 murid hingga batas akhir pendaftaran dibuka.
Namun karena minim siswa mendaftar sekolah maka Diknas memberikan kemudahan dengan memperpanjang penerimaan siswa baru hingga besok atau hingga habis batas waktu daftar ulang.
Kemudahan itu juga diberikan yakni pendaftaran dilakukan offline atau juga mengalihkan dari sekolah yang over kapasitas ke sekolah yang minim siswa mendaftar.
Seperti halnya siswa SDN 4 yang semula hanya menerima 4 murid setelah diberi kemudahan itu kini yang mendaftar hingga hari ini 13 siswa.
Sembilan siswa tambahan ini berasal dari pengalihan sekolah lain dan juga siswa dari seputar rumah susun juga.
"Kami beri kemudahan siswa usia sekolah yang mau sekolah misalnya bisa daftar offline atau pendaftaran bisa menyusul hingga batas akhir waktu daftar ulang," ujar Kepala Dinas Pendidikan Palembang, Adrianus Amri pada Selasa (24/6/2025).
Namun kemudahan pendaftaran ini hanya bagi sekolah yang minim menerima murid baru saja dan tidak berlaku bagun sekolah yang banyak peminatnya.
Pendaftaran offline dan pengalihan siswa dari sekolah padat pendaftaran juga diberlakukan di SDN 20 Kancil putih yang juga minim menerima siswa baru tahun ini.
Baca juga: Penyebab SDN 137 Palembang Sepi Peminat, Hanya 10 Siswa yang Daftar, Padahal Dulu Sekolah Favorit
Baca juga: Viral SDN 137 Palembang Hanya Dapat 4 Siswa Baru, Kepsek Sebut Terlalu Banyak Sekolah di 1 Wilayah
Amri mengatakan sekolah itu awalnya hanya menerima 9 siswa saja, tapi setelah kebijakan dipermudah jumlah siswa kini bertambah namun tidak terlalu signifikan.
Dia mengatakan dua sekolah itu minim pendaftar karena di daerah itu banyak sekolah lainnya dan juga wali murid memilih menyekolahkan siswa ke sekolah swasta lainnya sehingga peminat ke sekolah itu berkurang.
Sementara itu bagi sekolah yang minim penimat, bisa saja dari hasil evaluasi ke depannya akan dimerger atau digabung ke sekolah lainnya terdekat.
Sehingga sekolah bekas SD itu akan dibuat jadi SMP karena mengingat permintaan kelas SMP ini masih diperlukan.
Karena setiap tahun tidak ada SMPN yang sepi peminat, hanya SDN saja yang masih ada sepi peminatnya.
Sebab jika setiap tahun minim siswa baru ini juga akan berdampak pada jam mengajar guru yang kurang sehingga mempengaruhi data sertifikasi guru.
"Sekolah minim menerima murid baru ini hanya akan ada satu kelas, jadi guru di sekolah itu akan kita data dan dialihkan mengajar ke sekolah lain karena berdampak pada jam mengajarnya untuk memenuhi kebutuhan sertifikasi," tambah Amri.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.