Ayah Rantai Anak di Banyuasin

Pengakuan Ayah di Banyuasin Rantai Leher Anaknya, Kewalahan Korban Selalu Ingin Tahu Hal Baru

Idham Alfarisi (43) warga RT 03 Dusun 3 Desa Tanjung Marbu Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin mengakui perbuatannya yang merantai leher anaknya.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Dokumentasi Polsek Rambutan
DIINTEROGASI POLISI -- Idham Alfarisi (43) sedang diperiksa anggota Polsek Rambutan karena merantai leher anaknya sendiri di teralis jendela. Idham mengaku kewalahan menghadapi anaknya yang aktif dan selalu ingin tahu hal baru. 

TRIBUNSUMSEL. COM, BANYUASIN - Idham Alfarisi (43) warga Desa Tanjung Marbu Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin mengakui perbuatannya yang sudah merantai leher MAN (7) anaknya kandungnya. 

Kepada polisi, Idham mengaku kewalahan bercampur kesal dengan anak keduanya itu yang bertingkah aktif dan sering mengutak-atik barang karena rasa ingin tahunya begitu besar. 

Kapolsek Rambutan AKP Ledi menuturkan, dari hasil interogasi yang dilakukan penyidik, pelaku mengatakan bila anaknya tersebut masuk dalam kategori anak yang aktif dan selalu ingin tahu. 

"Anaknya pintar dan memang, dari keterangan si bapak dan kami bertanya langsung dengan si anak, karakter si anak ini aktif dan selalu ingin tahu hal-hal baru. Terakhir, saat pelaku pulang ke rumah melihat televisi kotor dan si pelaku menduga ulah anaknya," kata Ledi, Senin (23/6/2025). 

Saat itulah, pelaku langsung bertanya kepada korban dan spontan mengiyakan apa yang ditanyakan ayah kandungnya tersebut.

Baca juga: Ngaku Kesal, Pria di Banyuasin Tega Rantai Leher Anaknya, Diikat di Terali Jendela, Kini Ditangkap

Diduga sudah kesal, membuat pelaku tak dapat menahan rasa kesalnya hingga merantai leher anaknya dan menambatkannya di terali jendela.

"Segala sesuatu hal baru, korban ini selalu ingin tahu. Baik itu main ponsel yang diutak atik, pisau, korek api sampai hal-hal baru. Namun, untuk yang televisi korban mengaku tidak mengotak atiknya, tetapi takut di marah pelaku, sehingga langsung mengiyakan pertanyaan pelaku," ungkap Ledi. 

Dari situlah, diduga puncak kekesalan pelaku hingga tega merantai leher anaknya dan menambatkannya ke terali jendela.

Aksi yang dilakukan pelaku tanpa diketahui sang istri karena memang, saat itu sang istri sedang bekerja.

Hanya ada pelaku, korban dan kakaknya yang masih duduk di kelas 4 SD. 

"Ini diduga, puncak dari kekesalan si pelaku. Karena anaknya aktif dan selalu ingin tahu hal-hal baru. Diduga anaknya suka otak atik barang, sementara itu dari penyelidikan kami," pungkasnya. 

Sementara itu, MAN sendiri saat ini masih menjalani konseling untuk pemulihan psikologis agar tidak trauma dengan kejadian yang dialaminya.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, kehidupan kedua orangtua dan juga MAN serta kakaknya juga seperti layaknya keluarga pada umumnya. 

Aksi perantaian leher yang dilakukan pelaku terhadap anaknya sama sekali tidak diketahui warga sekitar.

Tindakan ini baru terungkap setelah korban berteriak meminta tolong pada siang harinya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved