Berita Viral

TAK Terdaftar Dapodik, Yayasan Sekolah Al Kareem School Disegel Janji Bantu Siswa Cari Sekolah Lain

Hal tersebut lantaran Al Kareem Islamic School tidak mendaftarkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) ke sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik), yang me

Editor: Moch Krisna
Wartakotalive.com
SEKOLAH BODONG DI BEKASI - Tangkapan layar Al Kareem Islamic School, salah satu sekolah swasta di kawasan Bekasi, Jawa Barat mendadak jadi sorotan publik, Rabu (18/6/2025). 

Peserta didik tak terdaftar

Sementara itu, Sekretaris Disdik Kota Bekasi Warsim Suryana membenarkan sekolah tersebut terindikasi bodong karena menggelar KBM tak sesuai prosedur.

"Iya bisa kami nyatakan itu sekolah bodong," kata Warsim.

Warsim menjelaskan bahwa sekolah tersebut dikategorikan bodong karena tak mendaftarkan nomor induk siswa nasional (NISN) ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

 Selain itu, kegiatan pembelajaran yang diterapkan juga tak sesuai dengan kurikulum yang dijanjikan.

"Di mana sekolah tersebut sebelumnya menjanjikan kurikulum berbasis Cambrigde, nyatanya tidak," ungkap dia.

Atas dasar tersebut, pihaknya pun menyegel sekolah agar tidak menerima siswa baru dan menggelar KBM.

Duduk Perkara

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi menyegel sekolah swasta Al Kareem Islamic School di Jalan Baru Perjuangan, Bekasi Utara, pada Selasa (17/6/2025).

Penyegelan dilakukan karena sekolah terindikasi bodong setelah tak mendaftarkan nomor induk siswa nasional (NISN) ke data pokok pendidikan (Dapodik).

Setelah penyegelan ini, nasib peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya masih menjadi tanda tanya besar. 

Mencuatnya persoalan Al Kareem Islamic School berawal dari keluhan puluhan wali murid terhadap penyelenggaraan pendidikan pada jenjang taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD).

 Salah satu wali murid, Silvia Legina (30) mengatakan, penerapan sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sebelumnya dijanjikan berbasis kurikulum Cambrigde, ternyata tak sesuai.

"Jadi Cambridge itu tidak kami dapatkan atau tidak sesuai dengan materinya," kata Silvia, Selasa (17/6/2025). Selain kurikulum, puluhan wali murid juga mengeluhkan penerapan metode pembelajaran yang tak sesuai standar seperti pada mata pelajaran bahasa Inggris dan agama.

Semula, para wali murid dijanjikan anak-anaknya akan mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris. Jika sudah menguasai, anak-anak mereka dijanjikan akan mendapat pembelajaran dari para guru menggunakan bahasa Inggris sepenuhnya. Namun dalam praktiknya, para pengajar ternyata hanya menggunakan bahasa Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved