Mayat Mutilasi di Sumbar
Sosok Wanda, Pelaku Pembunuhan Berantai Mutilasi 3 Korban di Padang Pariaman, Warga Tak Menyangka
Pelaku pembunuhan, SJ alias Wanda bekerja sebagai satuan pengamanan di salah satu pabrik pembuatan bahan bangunan di jalan lintas Padang-Bukittinggi,
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Pelaku pembunuhan berantai dan mutilasi tiga orang di kawasan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, berhasil ditangkap, pada Kamis (19/6/2025).
Diketahui, pelaku berinisial SJ alias Wanda bekerja sebagai satuan pengamanan di salah satu pabrik pembuatan bahan bangunan di jalan lintas Padang-Bukittinggi, di sekitar Pasar Usang, Kabupaten Padang Pariaman.
Salah satu tetangga pelaku, Gusniati mengatakan ia mengetahui W sebagai sosok biasa yang tetap bergaul dan mengobrol dengan teman-teman lainnya.
Baca juga: Pelaku Mutilasi di Padang Pariaman Ditangkap, Bunuh Gegara Utang Rp 3,5 Juta, Potong Tubuh 10 Bagian

Tidak ada gelagat mencurigakan yang W tunjukkan .
"Biasa saja anaknya, sering lewat, sering menyapa. Tapi ia memang jarang di rumah, karena sibuk bekerja. Kadang pulang kerja dari pabrik, ia langsung pergi ke sungai untuk menambang pasir. Jadi pulang itu kadang hanya untuk makan, tidur atau istirahat," terangnya.
Menurut Gusniati, pelaku W saat ini tinggal bersama keluarganya, namun orang tua dan saudaranya juga jarang berada di rumah.
Gusniati juga mengaku bahwa dirinya terkejut mendengar kabar tersebut.
"Tentu kami warga sekitar terkejut, karena tidak menyangka ia bisa seperti itu," katanya.
Saudara Pecatan Polisi
Saudara kandung dari pelaku mutilasi berinisial SJ alias W di Padang Pariaman, Sumatera Barat ternyata merupakan mantan anggota Polisi yang diberhentikan secara tidak hormat (PTDH).
Gusniati mengatakan bahwa awalnya dirinya mengira yang ditangkap Polisi adalah abang kandung dari pelaku W.
"Saya kira yang ditangkap Polisi ini abangnya, karena abangnya juga pernah terlibat kasus," ungkapnya kepada TribunPadang.com.
Gusniati mengungkapkan bahwa abang pelaku merupakan mantan anggota Polisi yang dipecat karena terlibat kasus narkoba.
"Abangnya itu Polisi, kalau tidak salah dinas di Padang Pariaman, dulu dipecat karena kasus narkoba, tapi itu sudah cukup lama," ujarnya.
"Saat ini abangnya ada di rumah itu, masih tinggal di sana bersama keluarganya," sambungnya.
Sementara itu, Humas Polres Padang Pariaman, Aipda Redno Afriadi membenarkan terkait informasi tersebut.
"Abang pelaku dulunya merupakan seorang anggota kepolisian yang diberhentikan secara tidak hormat akibat kasus narkotika," katanya saat dikonfirmasi TribunPadang.com.
Baca juga: Jasad Dibuang ke Sungai, Sosok Pelaku Mutilasi di Padang Pariaman, Motif Diduga Utang Rp3,5 Juta
Redno juga mengatakan bahwa abang pelaku merupakan seorang residivis di kasus narkotika dalam rentang waktu di tahun 2010 hingga 2015.
"Niko melakukan tindak pidana pertama saat masih menjabat sebagai Polisi, dan diberhentikan, lalu kembali tertangkap dalam kasus yang sama, yang berarti seorang resedivis," pungkasnya
Diketahui, W ditangkap pada Kamis sekitar pukul 02.00 WIB di kawasan Batang Anai.
Dugaan pembunuhan mutilasi tersebut diduga dilakukan oleh pelaku berinisial SJ (25) pada Minggu (15/6/2025).
Mulitasi Korban
Sebelumnya, Warga di Pasar Ikan Muaro Anai, Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat tengah dihebohkan dengan ditemukannya potongan kepala dan tangan korban mutilasi di tepi pantai, Selasa (17/6/2025).
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, membenarkan telah diamankan satu orang yang diduga terkait dalam kasus penemuan potongan tubuh manusia di aliran Sungai Batang Anai.
Potongan tubuh tersebut terdiri dari badan, kepala, kaki, dan tangan yang sudah dibawa ke RS Bhayangkara Padang.
"Alhamdulillah, kami berhasil mengamankan pelaku yang tiga hari terakhir menghebohkan masyarakat yang ada di Padang Pariaman," kata AKBP Ahmad Faisol Amir.
Tak hanya satu, pelaku W melakukan mutilasi terhadap tiga orang.
Sejak Selasa, 17 Juni 2025, aliran airnya menjadi saksi bisu sebuah tragedi yang mengoyak ketenangan warga, penemuan potongan tubuh manusia mengapung, busuk.
Baca juga: Sosok Uray Abadi, Pembunuh Balita Tewas di Masjid Singkawang, Tetangga Korban, Ikut Cari saat Hilang
Kabar penemuan potongan tubuh tanpa kepala, kaki, dan tangan di aliran sungai menyebar cepat bak api di ladang kering.
Potongan tubuh itu, yang belakangan teridentifikasi sebagai bagian tubuh seorang perempuan berinisial SA (25), menjadi titik awal dari sebuah pengungkapan yang lebih mengerikan.
Identitas korban terungkap setelah anggota keluarga mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara Padang.
"Masyarakat di sini, ya, terkejut sekali," ujar Yadi Masyarakat setempat.
"Setahu kami, SA itu orangnya biasa saja. Tidak menyangka ada kejadian sekeji ini di kampung kami,” ujarnya.
Potongan-potongan yang berserakan ini bukan lagi kebetulan, melainkan jejak-jejak dari sebuah tindakan jahat yang terencana, sengaja disebar untuk menghilangkan bukti, namun justru menjadi penanda kebrutalan yang tak termaafkan.
Motif Pelaku
Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir, mengungkapkan bahwa motif mutilasi yang terjadi di Batang Anai, Padangpariaman, Sumatera Barat akibat masalah utang piutang.
Kapolres menerangkan bahwa masalah utang piutang ini bermula saat korban meminjam uang pada SJ (pelaku).
Besaran pinjaman itu sebanyak Rp3.5 juta, melalui pinjaman sebesar itu korban berjanji akan mengembalikan dengan waktu yang ditentukan.
“Namun sampai waktu yang ditentukan, bahkan sudah memasuki tenggang waktu korban tidak kunjung mengembalikan uang tersebut,” ujar Kapolres, Kamis (19/6/2025).
Akibatnya, pelaku mengambil langkah gegabah dengan menyekap korban dan membawanya ke jembatang kawasan Batang Anai.
Di jembatan tersebut pelaku memotong tubuh korban sebanyak 10 bagian dan membuangnya ke aliran sungai secara terpisah.
“Penyidikan masih dilakukan secara intensif, informasi sementara seperti itu,” ujar Kapolres.
Kapolres menyebut, pelaku saat ini sudah diamankan pihaknya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Bagian tubuh itu dibuang pelaku di sepanjang aliran sungai Batang Anai.
Dua hari setelah tubuh itu dibuang pelaku, barulah ditemui potongan itu mengambang di tiga titik berbeda dengan jumlah empat potongan.
“Parang, kendaraan dan baju yang digunakan pelaku saat menjalankan aksi saat ini sudah kami amankan,” ujarnya.
Ada 2 Korban Lain Dikubur
Pelaku mutilasi kasus penemuan potongan anggota tubuh manusia di Batang Anai Padang Pariaman, ternyata juga sudah membunuh dua orang lainnya.
Kapolres AKBP Ahmad Faisol Amir, menyebut, dua korban lainnya tersebut dibunuh pelaku satu tahun yang lalu.
“Motifnya belum kita ketahui pasti, namun kedua korban tersebut memang pernah kami terima laporan kehilangan dari masyarakat,” ujar Kapolres.
Kapolres mengaku saat ini pihaknya sedang melakukan penggalian sumur tempat pengakuan tersangka mengubur korban setelah melakukan pembunuhan di kawasan Batang Anai.
Melalui keterangan pelaku ini, total sudah ada tiga korban yang ia bunuh, namun motifnya belum terungkap dengan jelas.
Melihat perbuatannya, pelaku sudah melakukan pembunuhan berantai, mengingat ketiga korban tersebut masih memiliki hubungan sebagai teman.
Diketahui, jasad Siska ditemukan dikubur di rumah pelaku yang berada di Korong Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.
Menurut sepupu korban, Suji Selsya Utami (28), sang ibu korban sempat pingsan saat berada di dekat lokasi tempat jenazah Siska diduga dikubur. Diduga, ia mengalami syok berat karena tidak menyangka anaknya menjadi korban.
"Ibunya jatuh pingsan sekitar pukul 07.00 WIB, saat sudah berada dekat lokasi penggalian. Dugaan kami, karena syok berat. Beliau kemudian sempat dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong," katanya.
Suji juga mengungkapkan bahwa enam bulan sebelumnya, ayah Siska telah lebih dulu meninggal dunia karena stres memikirkan anaknya yang hilang tanpa jejak.
"Enam bulan lalu, ayahnya juga meninggal dunia karena terlalu sering memikirkan keberadaan Siska yang tak kunjung ditemukan. Kini ibunya menyusul," ungkap Suji.
Siska sendiri dilaporkan hilang sejak Januari 2024 dan baru ditemukan setelah lebih dari satu tahun menghilang.
"Hilangnya sejak Januari 2024. Sudah lebih dari satu tahun," pungkas Suji.
Awal Mula Ditemukan
Penemuan tersebut membuat geger masyarakat sekitar karena sehari sebelumnya juga ditemukan potongan tubuh tanpa kepala, tangan dan kaki di aliran sungai yang sama.
Adapun potingan tubuh tersebut ditemukan nelayan yang hendak melaut.
Kapolsek Batang Anai, Iptu Wadriadi, mengatakan bahwa potongan tubuh dievakuasi oleh petugas dari BPBD dan kepolisian.
Kata dia, potongan tubuh manusia tersebut selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara Padang.
Iptu Wadriadi menyebutkan potongan tubuh tersebut diduga berjenis kelamin laki-laki.
"Kalau secara kasat mata, kami lihat indikasi jenis kelaminnya, laki-laki,” ujarnya.
Ia menceritakan, potongan tubuh ini pertama kali ditemukan oleh nelayan yang hendak pergi ke laut sekitar pukul 10.27 WIB.
“Mayat tersebut ditemukan dalam kondisi mengapung di dekat sejumlah kapal nelayan yang sedang bersandar,” sebutnya.
Kali pertama melihatnya, nelayan tersebut melihat seperti boneka sedang mengapung, namun saat didekati ternyata jenazah manusia.
Melihat itu, warga langsung melapor ke pihak kepolisian, untuk melakukan evakusasi dan identifikasi.
“Saat sampai di lokasi, kondisi mayat itu mengapung. Kondisinya tanpa tangan, kaki, kepala dan kelamin,” ujarnya.
Potongan tubuh yang ditemukan mengapung tersebut belum diketahui identitasnya.
Kesaksian Nelayan
Sudirman (63), salah seorang warga di sekitar lokasi penemuan mengatakan bahwa yang pertama kali menemukan potongan kepala tersebut seseorang yang sedang mencari barang bekas di tepi pantai sekira pukul 09.30 WIB.
"Karena dia takut, lalu dia memanggil saya untuk membantu memindahkan," katanya kepada TribunPadang.com.
Selanjutnya, kata Sudirman, saat ia menuju lokasi penemuan itu, ia melihat potongan kepala tersebut terguling-guling oleh ombak.
"Kalau kondisinya sudah bengkak, tidak ada rambut, jadi mukanya tidak terlaku jelas, tapi jika dilihat sekilas sepertinya laki-laki, tapi tentu pihak kepolisian yang bisa memastikan," katanya.
Kemudian, Sudirman mengambil sebuah kantong plastik dan memindahkannya.
Saat hendak memindahkan, lanjut Sudirman, salah seorang temannya yang sedang mengambil pasir pantai memanggil menemukan potongan tangan.
"Tenyata teman saya ini juga menemukan potongan tangan orang tidak jauh dari tempatnya menambang pasir," ujarnya.
"Lalu ia menitipkan tangan tersebut kepada saya dan dimasukan ke dalam kantong plastik yang sama dengan potongan kepala untuk dibawa ke tempat lebih aman," sambungnya.
Kemudian Sudirman membawa potongan kepala dan tangan tersebut ke lapak penjualan ikan yang berada di sekitar lokasi.
Setelah itu, warga pun melaporkan penemuan tersebut ke pihak kepolisian.
Saat tiba di lokasi, polisi langsung mengevakuasi potongan kepala dan tangan tersebut untuk dibawa ke RS Bhayangkara Padang.
Proses tersebut tampak disaksikan oleh ratusan orang yang penasaran dengan penemuan potongan tubuh manusia tersebut.
Melalui penemuan tersebut, sudah terkumpul bagian kaki, tangan dan kepala, yang terindikasi merupakan satu kesatuan dengan potongan badan yang ditemukan kemarIn.
Sementara, Kapolres Ahmad Faisol Amir menegaskan bahwa kuat dugaan adanya unsur pidana dalam kasus ini, meskipun lokasi penemuan potongan tubuh yang berbeda-beda.
"Melihat dari potongan tubuh dari kemarin, sangat kuat unsur pidana dalam penemuan jenazah ini," tegasnya.
Meski demikian, pihak kepolisian tetap menunggu hasil autopsi resmi sebelum melangkah lebih jauh.
Hasil autopsi diharapkan dapat memberikan petunjuk krusial untuk mengungkap motif dan pelaku kejahatan keji ini.
Dalam upaya mempercepat identifikasi korban, Kapolres juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk melapor jika ada anggota keluarga yang hilang atau belum pulang hingga saat ini.
"Sampai sekarang baik di Polres maupun Polsek belum ada laporan masuk," ungkapnya.
Menurut Faisol sekecil apapun informasi, bisa jadi kunci untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Kisah Kelam di Batang Anai Padang Pariaman: Antara Utang, Dendam, dan Potongan Tubuh Berserakan,
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Kabar Terbaru Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman, 2 Korban Dirudapaksa sebelum Dibuang ke Sumur |
![]() |
---|
Sadisnya Wanda Mutilasi Mayat 3 Wanita di Padang Pariaman, Diduga Rudapaksa, Dicor Dalam Sumur |
![]() |
---|
Kecurigaan Keluarga Dinda Tuding Wanda Pembunuh Berantai Habisi Korban Pakai Mesin Pemotong |
![]() |
---|
Pekerjaan Wanda Pelaku Pembunuhan Berantai 3 Wanita di Padang Pariaman, Satpam Dikenal Pendiam |
![]() |
---|
Nasib Satpam Pelaku Mutilasi di Padang Pariaman dan Bunuh 3 Orang, Kini Terancam Hukuman Mati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.