Wanita Dibunuh di Batam
Sosok V, Wanita Tewas Dibunuh Remaja di Batam, Jauh-jauh Merantau dari Trenggalek Demi Hidupi Anak
V ditemukan tewas di dalam kamar nomor 201 dengan kondisi tubuhnya bersimbah darah penuh luka akibat pisau.
Menurutnya, jika tidak ada uang untuk membayar, setidaknya jangan sampai menyakiti, apalagi sampai menghilangkan nyawa orang.
"Kami kerja begini bukan kemauan, tapi ada beban ekonomi. Kalau kalian tahu, kami pun tak mau kerja begini. Ada keluarga kami," ucapnya.
Di Batam, V hidup sendirian.
Ia tinggal berpindah-pindah dari satu kostel ke lainnya, mengambil tamu lewat aplikasi demi mencukupi biaya hidup anak semata wayangnya yang tinggal bersama neneknya di Jawa Timur.
Anak V menurutnya masih kecil serta belum sekolah.
Dia selalu cerita, kerja cuma buat masa depan anaknya.
Katanya, anaknya harus bisa sekolah tinggi, jangan sampai sepertinya.
Sebelum datang ke Batam, V pernah bekerja di Taiwan sebagai buruh migran.
Keterbatasan ekonomi dan kondisi keluarga membuatnya memilih jalan sunyi ini meski dengan risiko yang setiap hari menghantuinya.
Namun malam itu, teriakan korban menjadi suara terakhir yang ia dengar sebelum hilang selamanya.
“Awalnya saya kira biasa aja, mungkin suara mereka lagi kerja. Tapi makin lama, suaranya panik banget. Sampai bikin merinding hingga penghuni kamar dan petugas hotel datang," kata Nia.
Setelah pintu kamar didobrak, korban sudah bersimbah darah dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Ia dilarikan ke Rumah Graha Sakit Hermine, namun nyawanya tak tertolong.
"Sekitar pukul 10-an tadi saya ke IGD, korban masih di sana, sekarang gak tau lagi," katanya.
Nia masih kehilangan sahabatnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.