Kopi Sumsel
Langkah Pemkab Lahat Majukan Sektor Kopi, Lakukan Peremajaan Hingga Siapkan Strategi Irigasi Modern
Pemerintah Kabupaten Lahat melakukan program peremajaan kopi, mengingat kopi menjadi komoditas utama di banyak desa.
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT -- Pemerintah Kabupaten Lahat melakukan program peremajaan kopi, mengingat kopi menjadi komoditas utama di banyak desa.
Untuk diketahui, Komoditas perkebunan kopi jadi salah satu komoditas terbesar di Kabupaten Lahat.
Berdasarkan data ATAP tahun 2023, dari 45.409 Kepala Keluarga petani kopi ada 43.430 hektar tanaman kopi yang telah menghasilkan.
Ditambah 7.423 hektar tanaman kopi yang belum menghasilkan, dengan hasil produksi selama setahun sebanyak 23.195,8 ton.
Bupati Lahat, Bursah Zarnubi mengatakan, desa merupakan sumber penghidupan masyarakat, mengingat sektor pertanian dan perkebunan semuanya berada di desa, karena itu pembangunan desa akan terus menjadi prioritasnya.
Salah satu strategi yang akan dijalankan adalah program peremajaan kopi, mengingat kopi menjadi komoditas utama di banyak desa.
“Fokus kami ialah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pertanian dan perkebunan. Dengan strategi peremajaan kopi, kami harapkan hasil panen bisa lebih optimal dan pendapatan petani meningkat. Jika memungkinkan, kita targetkan 5 kilogram per pohon,” kata Bursah Zarnubi, Jumat (23/5/2025).
Baca juga: Harga Jual Tinggi, Petani Kopi Pagar Alam Rela Berburu Entres Hingga ke Lampung Demi Panen Melimpah
Selain peremajaan, Bursah ternyata sudah menyiapkan strategi lain untuk peningkatan produktivitas hasil pertanian dan perkebunan. Yakni berencana melakukan pengembangan teknologi pertanian di desa, khususnya dalam hal penyediaan air (irigasi).
"Kita akan terapkan sistem air, agar tanaman tidak perlu lagi pelindung. Saya juga berencana akan ke Vietnam, untuk melihat langsung cara mereka bisa mencapai puluhan ton hasil panen dalam satu hektar,” sampainya.
Sementara, Wakil Bupati Lahat, Widia Ningsih menambahkan, pemerintah daerah akan terus hadir dan mendukung program-program pemberdayaan petani.
Upaya yang akan dilakukan tak hanya sebatas meningkatkan hasil produktivitas kopi saja, melainkan juga melakukan pengembangan pasarnya.
"Kami akan memastikan bahwa upaya masyarakat tidak berhenti di tahap tanam dan panen saja, tapi juga ke tingkat pengembangan akses pasar. Targetnya tentu menembus pasar dunia," sampainya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perkebunan Lahat, Vivi Anggraini SSTP, melalui Kabid Produksi, Okta Dinjaya menjelaskan, dari total produksi saat ini, hasil panen kopi di Lahat tergolong belum maksimal.
Beragam faktor jadi penyebabnya, mulai dari bibit, pemupukan dan perawatan.
Sedangkan untuk sambung pucuk, pemerintah daerah belum bisa salurkan program tersebut, ditambah masih kurangnya tenaga penyuluh, sehingga petani hanya bisa melakukannya secara mandiri.
"Tapi hampir 70 persen petani kopi di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi-Pumu, sudah lakukan sambung pucuk, secara mandiri. Karena itu hasil produksi paling tinggi berada di kecamatan itu. Rata-rata masih gunakan entres lokal," jelasnya.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
Melimpahnya Biji Kopi, UMKM di Lahat Buka Jasa Roasting Kopi, Kini Ramai Diserbu Para Petani |
![]() |
---|
Harga Kopi di Empat Lawang Turun Hingga Rp 55 Ribu Perkilo, Petani Tunda Jual Hasil Panennya |
![]() |
---|
Sempat Nyaris Sentuh Rp 70 Ribu Perkilo, Harga Kopi di Pagar Alam Turun Lagi, Petani Tunda Penjualan |
![]() |
---|
Sempat Anjlok, Harga Kopi di Pagar Alam Naik Lagi, Petani Sumringah Mulai Jual Hasil Simpanan Panen |
![]() |
---|
Sempat Turun Jauh, Harga Kopi di Empat Lawang Kini Naik Lagi Hingga Rp 55 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.