Berita Ogan Ilir

Keluarga Pemuda di Muara Kuang OI Bantah Tudingan Pungli dan Premanisme, Adik Kami Jukir Biasa

Keluarga dua pemuda yang diamankan polisi di Muara Kuang, Ogan Ilir, angkat bicara perihal praktik premanisme dan pungli yang dituduhkan.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Moch Krisna
Tribunsumsel.com/Agung Dwipayana
DIDATANGI POLISI - Dua orang yang sebelumnya disebut-sebut pelaku pungli didatangi personel Polsek Muara Kuang pada Kamis (15/5/2025) lalu. Belakangan diketahui keduanya bukan pelaku pungli dan keluarga telah menyampaikan bantahan atas tudingan tersebut. Foto : Polsek Muara Kuang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA -- Keluarga dua pemuda yang diamankan polisi di Muara Kuang, Ogan Ilir, angkat bicara perihal praktik premanisme dan pungli yang dituduhkan.

Sebelumnya diberitakan, dua orang pemuda yang diamankan aparat Polsek Muara Kuang karena diduga melakukan pungli di pasar tradisional.

Informasi dari polisi, dua orang yang diamankan yakni Ebong dan Roni.

Padahal sebenarnya nama keduanya adalah Rizky Maulia dan Budiono.

Kakak dari Rizky bernama Supriyanto membantah adiknya pelaku pungli, apalagi melakukan aksi premanisme.

"Kami merasa keberatan dan ingin memberikan klarifikasi, bahwasanya tuduhan pungli terhadap adik kami tidak benar dan keliru," kata Supriyanto kepada TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Minggu (18/5/2025).

Dirinya sangat menyayangkan kekeliruan informasi dari polisi hingga diberitakan media massa itu.

Supriyanto menerangkan, pada Kamis (15/5/2025) lalu sekira pukul 15.00, Rizky dihubungi salah seorang anggota Polsek Muara Kuang.

Rizky diminta datang ke Mapolsek Muara Kuang untuk kepentingan dokumentasi laporan kegiatan polisi.

"Tapi tidak ada penjelasan saat pengambilan foto dokumentasi bahwa akan dijadikan bahan sebuah berita pungli," ujar Supriyanto.

Keluarga juga merasa keberatan terkait foto yang tidak dikaburkan dan identitas nama Rizky diganti dengan nama orang lain.

Supriyanto juga mengungkapkan bahwa Rizky dan rekannya Budiono memang menjadi juru parkir di Pasar Muara Kuang setiap hari Kamis.

Dijelaskannya, area parkir tersebut merupakan lahan milik orang tuanya dan letaknya bersebelahan dengan pasar.

"Jadi adik kami inisiatif cari nafkah dengan menjadi jukir di lahan orang tua kami dan tidak pernah dia memaksa orang untuk bayar parkir. Sama sekali tidak ada paksaan," kata Supriyanto menegaskan.

Masih kata Supriyanto, Rizky memilih menjadi juru parkir demi merawat ayahnya yang tinggal sendirian di Muara Kuang.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved