Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban
Curhat Pilu Salim, Syok 2 Adiknya Tewas dalam Ledakan Amunisi di Garut, Tinggalkan 4 Anak
Duka Salim, dua adik kandungnya tewas mengenaskan akibat terkena ledakan di lokasi pemusnahan amunisi TNI pada hari ini, Senin (12/5/2025)
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Duka Salim, dua adik kandungnya tewas mengenaskan akibat terkena ledakan di lokasi pemusnahan amunisi TNI pada hari ini, Senin (12/5/2025) sekira pukul 09.30 WIB.
Diketahui, akibat insiden ledakan di lokasi pemusnahan amunisi TNI di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat 13 orang tewas.
Selain warga, empat anggota TNI dan sembilan warga sipil dinyatakan tewas di TKP.
Dua dari sembilan warga sipil yang tewas itu ternyata adalah kakak beradik.
Mereka bernama Anwar Bin Inon dan Iyus Ibing Bin Inon.
Kabar tewasnya Anwar dan Iyus sontak membuat sang kakak, Salim terpukul.
Sembari menangis, Salim menceritakan detik-detik saat dua adiknya meregang nyawa di lokasi penuh ranjau pagi kemarin.
"Adik saya kan dua-duanya itu (meninggal) Iyus sama Anwar. Itu adik kandung dua-duanya, adik saya semua," ungkap Salim sembari menangis, dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube Nusantara TV.
Baca juga: Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Sampaikan Duka Mendalam atas Insiden Ledakan Amunisi di Garut
Sebelum mendapatkan kabar duka, Salim mengaku sedang berada di lokasi pemusnahan amunisi.
Namun Salim tiba di lokasi pada siang hari atau beberapa jam setelah tragedi.
Saat tiba di lokasi, Salim tersentak mendengar suara ledakan.

Di momen itulah Salim bak punya firasat tak enak.
"Saya pergi dari rumah jam 9, nyampe ke sana jam 11. Saya lagi standarin motor, motor saya belum dimatiin, tiba-tiba udah ada yang meledak," kata Salim.
Setelah mendengar suara ledakan, Salim mendadak panik.
Namun kata Salim, ia masih belum tahu bahwa dua adiknya ada di lokasi ledakan tersebut.
"Enggak janjian apa-apa, saya memang enggak tahu adik saya ada di lokasi. Saya baru nyampe, tiba-tiba itu udah meledak," akui Salim.
Hingga akhirnya firasat buruk Salim itu pun seolah jadi kenyataan.
Salim diberi kabar bahwa dua adiknya yakni Anwar dan Iyus jadi korban ledakan di lokasi pemusnahan amunisi kadaluarsa tersebut.
Mengetahui hal itu, Salim pun langsung mencari-cari keberadaan adiknya yang katanya jadi korban.
Alangkah terkejutnya Salim saat diberi tahu bahwa dua adiknya sudah jadi mayat dengan kondisi mengenaskan di rumah sakit.
"(Saya) belum tahu bahwa adik saya dua-duanya meninggal. Tahu-tahu (jasad korban) udah ada di sini (rumah sakit). Tadi waktu di lokasi mah saya ditarik, saya mondar-mandir nyari adik saya dua-duanya belum ketemu," ujar Salim sembari menahan tangis.
Tinggalkan 4 Anak
Diungkap Salim, Iyus meninggalkan seorang istri dan empat orang anak.
Sebelum meninggal, Iyus dan Anwar berprofesi sebagai petani.
Kesedihan Salim semakin menjadi-jadi saat menyadari bahwa tanaman yang ditanam sang adik belum selesai, tapi adiknya sudah wafat.
"Iyus sehari-hari menanam palawija, tanam semangka, sekarang tanaman semangkanya belum selesai. Usianya sekitar 51. Anwar pekerjaannya tanam padi, tanam cabai. Petani dua-duanya," pungkas Salim sambil menangis.
Terkait dengan aktivitas mendatangi lokasi pemusnahan amunisi, Salim bercerita bahwa kegiatan itu rutin dilakukan oleh warga sekitar.
Bahkan kata Salim, bukan cuma para korban saja, tapi juga warga lainnya biasa mendatangi lokasi tersebut.
Tapi biasanya di momen tersebut TNI sangat ketat melakukan penjagaan.
"Dijaga-jaga sama TNI semua, tiap lubang dijaga sama TNI, jangan ada yang masuk, kan dijaga terus sebelum meledak itu. Tapi memang sebelum meledak enggak ada yang masuk siapapun juga, tidak berani," imbuh Salim.
Terkait dengan alasan Iyus dan Anwar nekat mendatangi lokasi peledakan amunisi, Salim bercerita.
Bahwa mereka nekat karena butuh uang.
"Memang kebiasaannya gitu, malah bukan Iyus doang, malah banyak orang cari barang bekas di lokasi. Iya untuk dijual lagi buat beli beras, buat makan anaknya, buat makan dia," kata Salim.
Kini, pasca-dua adiknya tewas, Salim cuma bisa pasrah.
Pria paruh baya itu berharap agar dua adiknya mendapatkan keadilan dari musibah yang dialaminya.
"Saya enggak banyak minta, terserah, ada kebijakan kali pasti saya terima, itu kan udah nasib. Mudah-mudahan ada kebijakan dari pihak pemerintah atau seharusnya ada dari TNI, ya saya terima kasih sebelumnya. Tapi belum ada cerita sampai saat ini," pungkas Salim.
Kronologi
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan awalnya pada hari Senin 12 Mei 2025 Pukul 09.30 WIB telah dilaksanakan kegiatan pemusnahan munisi afkir tidak layak pakai inventaris TNI Angkatan Darat di lokasi peletakan Desa Sagara Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.
Pemusnahan tersebut dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.
Pada awal kegiatan, kata dia, secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personil maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman.
Selanjutnya, ungkap dia tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan.
Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan dan setelah dinyatakan aman kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi afkir tersebut untuk dihancurkan.
Peledakan di dua sumur tersebut, kata dia, berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman.
Sedangkan di luar dua sumur tersebut disiapkan satu lubang yang peruntukannya adalah untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya, termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi afkir tersebut.
"Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut setara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," kata Wahyu, dilansir dari Tribunnews.com.
Pemusnahan amunisi kadaluwarsa dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.
Awalnya, pemusnahan bom berjalan lancar.
Namun, sejumlah warga dilaporkan langsung mendekati lokasi.
Hal itu dilakukan sejumlah warga untuk mengumpulkan selongsong bom.
Para korban tak menyadari jika ada bom atau peledak yang belum meledak sepenuhnya.
Selongsong bahan peledak itu diambil lantaran bernilai jual tinggi karena terbuat dari besi dan kuningan.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyebut warga yang menjadi korban ledakan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.
"Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut," ujar Kristomei dalam live Kompas TV, Senin (12/5/2025).
Namun, ternyata, ada bom yang belum meledak.
Walhasil, ketika masyarakat sudah mendekat, mereka terkena ledakan susulan tersebut.
Kristomei menekankan bahwa kegiatan masyarakat tersebut memang biasa mereka lakukan setiap ada kegiatan pemusnahan amunisi expired.
"Nanti kita dalami lagi kenapa itu bisa terjadi. Sehingga mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat mendekat ke sana terjadi ledakan susulan," sambungnya.
13 Orang Tewas
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana mengungkapkan, 13 orang meninggal dunia dalam kejadian ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat.
Salah satu korban meninggal dunia adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl. Antonius Hermawan.
"Data yang meninggal adalah empat orang dari anggota TNI Angkatan Darat, yaitu Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl. Antonius Hermawan, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda," ujar Wahyu dalam konferensi persnya, Senin (12/5/2025) dilansir dari Kompas.com.
"Dan dua orang anggota gudang pusat amunisi 3 Gudang Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat yaitu Kopda Eri Triambodo dan Pratu Aprio Seriawan," sambungnya.
Selain empat anggota TNI AD, sembilan korban lainnya adalah masyarakat sipil, yakni Agus bin Kasmin, Ipan bin Obur, Anwar, Iyus bin Inon, Iyus Rizal bin Saepuloh, Totok, Dadang, Rustiawan, dan Endang.
TNI AD pun menyampaikan belasungkawa dan duka cita mendalam terhadap korban dalam kejadian ledakan amunisi yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut itu.
"Tentunya mewakili TNI Angkatan Darat saya awali penjelasan ini dengan ungkapan duka cita yang mendalam bagi para korban. Baik yang berasal dari TNI Angkatan Darat maupun masyarakat sipil," ujar Wahyu.
Saat ini semua korban meninggal dunia sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk untuk dilakukan tindakan selanjutnya.
Direktur RSUD Pameungpeuk, Lulu Fahrizah Balqis menyampaikan ada sebanyak 13 jenazah yang berada di RSUD Pameungpeuk.
"Jenazah sudah dimasukkan ke dalam kantong-kantong jenazah, ada yang memang kondisi utuh dan sudah terpecah-pecah," katanya dalam siaran KompasTv.
Pihak rumah sakit pun, lanjutnya, telah menerima identitas 13 jenazah tersebut sambil mendapatkan bantuan dokter forensik dari satuan TNI di sana.
"Kalau untuk korban luka-luka kami belum mendapatkan laporannya. Jarak dari RS ke Cibalong itu sekitar 6 KM," katanya.
Pihak keluarga korban mulai berdatangan ke rumah sakit untuk proses identifikasi.
Dedi Duha, salah satu korban mengatakan bahwa saat ini saudaranya sudah berada di RSUD.
"Kami sedang menunggu, katanya, almarhum mau diautopsi dulu," kata Dedi saat dihubungi TribunJabar.id di Garut.
Dedi mengaku belum mengetahui pasti kronologi kejadian ledakan tersebut.
Namun kini, lanjut Dedi, sejumlah keluarga korban terfokus di RSUD Pameungpeuk.
Dari sepengetahuan Dedi, total korban berjumlah 13 orang dan mereka kini telah berada di rumah sakit.
"Ada 13 orang korban, kronologinya belum tau ya kami masih panik, mohon doa saja untuk Kang Rush (korban) moga husnul khatimah," ungkapnya.
Berikut nama-nama korban meninggal dalam insiden ledakan di Garut:
Kolonel Cpl Antonius Hermawan, ST., MM.
Mayor Cpl Anda Rohanda
Kopda Eri Priambodo
Pratu Apriyo Hermawan
Sdr. Agus Bin Kasmin.
Sdr. Ipan Bin Obur.
Anwar Bin Inon.
Sdr. Iyus Ibing Bin Inon.
Sdr. Iyus Rizal Bin Saepuloh.
Sdr. Toto
Sdr. Dadang.
Sdr. Rustiawan.
Sdr. Endang.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Curhatan Kakak Syok 2 Adiknya Tewas dalam Ledakan Amunisi di Garut, Pilu Korban Tinggalkan 4 Anak
Gugur dalam Ledakan Amunisi, Ini Keinginan Terakhir Kopda Eri Priambodo, Sempat Ingin Sunatkan Anak |
![]() |
---|
Tewas Terkena Ledakan, Kisah Tragis Pratu Afrio Setiawan Batal Nikahi Kekasih Bulan Depan |
![]() |
---|
Keinginan Terakhir Kopda Eri Priambodo Sebelum Gugur Ledakan Amunisi di Garut, Ingin Sunatkan Anak |
![]() |
---|
Dinamai "Daerah Peledakan", Warga Ungkap Fakta Lokasi Pemusnahan Amunisi di Garut Tewaskan 13 Orang |
![]() |
---|
Chat Terakhir Mayor CPL Anda Rohanda Sebelum Gugur Dalam Ledakan Amunisi Garut, Kini jadi Kenangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.