Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban

Beda Pernyataan TNI dan Warga Soal Keberadaan Warga Sipil di Lokasi Ledakan Amunisi di Garut

Muncul narasi bahwa warga sipil nekat mendekati lokasi demi mengumpulkan selongsong bekas bahan peledak bernilai ekonomis karena terbuat dari besi

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Tribunjabar.com
LEDAKAN AMUNISI DI GARUT - Foto diduga sumur tempat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin (12/5/2025). Muncul narasi bahwa warga sipil nekat mendekati lokasi demi mengumpulkan selongsong bekas bahan peledak bernilai ekonomis karena terbuat dari besi 

TRIBUNSUMSEL.COM - Sembilan warga sipil turut menjadi korban tewas setelah ledakan tidak terduga terjadi saat TNI melakukan pemusnahan amunisi kedaluwarsa.

Proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa itu terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pukul 09.30 WIB.

Keberadaan warga sipil di lokasi pemusnahan amunisi kedaluwarsa itu pun kini dipernyataan publik.

Baca juga: Kapuspen TNI Ungkap Dugaan Penyebab 9 Warga Sipil Turut Tewas Dalam Ledakan Amunisi di Garut

Sementara, TNI dan warga sipil mengeluarkan pernyataan yang berbeda.

Diketahui, Pemusnahan amunisi kedaluwarsa dilakukan oleh jajaran Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD.

Muncul narasi bahwa warga sipil nekat mendekati lokasi demi mengumpulkan selongsong bekas bahan peledak yang bernilai ekonomis karena terbuat dari besi dan kuningan.

Narasi bahwa warga sipil berada di lokasi pemusnahan amunisi kedaluwarsa datang dari pernyataan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi.

Dalam wawancara bersama Kompas TV, Senin (12/5/2025) Mayjen Kristomei menyebut bahwa warga sekitar memang kerap datang ke lokasi pemusnasan amunisi.

Menurut dia, warga biasanya mengumpulkan logam bekas selongsong yang dimusnakan untuk dijual kembali.

"Memang biasanya di sana apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk mengambi sisa-sisa peledakan tadi, apakah sisa-sisa logamnya yang dikumpulkan, tembaga, atau besi bekas granat, mortir," kata Kristomei kepada KompasTV, Senin (12/5/2025).

"Mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat datang ke sana terjadi ledakan susulan."

 Kristomei  menuturkan, meski prosedur pemusnahan sudah mengikuti standar, tidak tertutup kemungkinan terjadi ledakan kedua setelah proses utama selesai.

"Kita dalami lagi. Mungkin ada ledakan kedua, detonator yang belum meledak, sehingga ketika masyarakat ke sana (terjadi ledakan), tapi itu dugaan awal," ungkap Kristomei.

Baca juga: Aparatur Desa Bantah soal Warganya Mulung Sisa Ledakan Amunisi Berujung Tewas: Sudah Dipercaya TNI

Kristomei menyebutkan, bahan peledak kedaluwarsa memang tidak bisa diprediksi sehingga butuh pendalaman. "Namanya amunisi kedaluwarsa, tidak bisa kita perkirakan. Nanti kita dalami," tambahnya.  

Selanjutnya, tim penyusun amunisi dari TNI AD melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan sebelumnya. Baca juga: 8 Hal tentang Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut Versi TNI Setelah itu, tim penyusun amunisi ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved