Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban
Postingan Terakhir Kolonel Cpl Antonius Hermawan Sebelum Gugur Insiden Ledakan Amunisi Kedaluwarsa
Postingan terakhir Kolonel Cpl Antonius Hermawan, perwira TNI menjadi salah satu korban tewas saat insiden pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM - Postingan terakhir Kolonel Cpl Antonius Hermawan, perwira TNI menjadi salah satu korban tewas saat insiden pemusnahan amunisi dan bahan peledak kedaluwarsa di Garut disorot.
Diketahui, Kolonel Cpl Antonius Hermawan termasuk dalam 13 korban tewas di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pagi.
Sebelum gugur, Kolonel Cpl Antonius sempat menyinggung soal keinginannya yang telah terwujud sebelum meninggal dunia.
Baca juga: Sosok Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Perwira TNI Tewas saat Pemusnahan Bom Kedaluwarsa Garut Jabar
Terlihat dari unggahan Instagramnya pada 13 Maret 2025, Antonius mengajak istri dan putra sematawayangnya liburan ke Banda Neira, Maluku.
Disana menjadi salah satu momen tak terlupakan bagi Antonius sebelum meninggalkan pulau Maluku.
Diketahui, Antonius sebelumnya pernah menjabat sebagai Pangdam XVI/Pattimura sejak tahun 2022.
"Sutan Syahrir: "Jangan mati sebelum ke Banda Neira", tulis keterangan unggahan Kolonel Cpl Antonius.
Selain itu, pada unggahan lainnya 28 April 2025, Antonius membagikan video kompolasi kenangannya saat bertugas di Kapaldam XVI/Pattimura.
"Sekilas kenangan di Tanah Maluku @paldam_pattimura 2022-2025, created by @jhonasmoro," tulisnya.
Diketahui, jabatan terakhir Kolonel Cpl Antonius Hermawan sebelum meninggal dunia, ia baru satu tahun menduduki posisi sebagai Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD.
Antonius Hermawan merupakan lulusan Akmil 1997.
Baca juga: Deretan Fakta Pemusnahan Bom Kedaluwarsa di Garut Tewaskan 13 Orang, Tubuh Korban Sampai Terpecah
Ia juga pernah menjabat sebagai Kasubbag Pampersmat Bagpam Roum Setjen.
Antonius memiliki seorang istri bernama Ira dan satu anak laki-laki, yakni Samuel.
Melalui Instagramnya, Antonius kerap membagikan aktifitas berkumpul bersama keluarga kecilnya dan liburan di berbagai negara.
Kini, Kolonel Cpl Antonius Hermawan telah gugur dalam insiden pemusnahan bom kedaluwarsa di di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pagi.
Kronologi
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan awalnya pada hari Senin 12 Mei 2025 Pukul 09.30 WIB telah dilaksanakan kegiatan pemusnahan munisi afkir tidak layak pakai inventaris TNI Angkatan Darat di lokasi peletakan Desa Sagara Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.
Pemusnahan tersebut dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.
Pada awal kegiatan, kata dia, secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personil maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman.
Selanjutnya, ungkap dia tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan.
Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan dan setelah dinyatakan aman kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi afkir tersebut untuk dihancurkan.
Peledakan di dua sumur tersebut, kata dia, berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman.
Baca juga: Identitas 13 Korban Tewas dalam Pemusnahan Bom Kedaluwarsa di Garut, Ada Kolonel dan Mayor
Sedangkan di luar dua sumur tersebut disiapkan satu lubang yang peruntukannya adalah untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya, termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi afkir tersebut.
"Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut setara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," kata Wahyu, dilansir dari Tribunnews.com.
Pemusnahan amunisi kadaluwarsa dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.
Awalnya, pemusnahan bom berjalan lancar.
Namun, sejumlah warga dilaporkan langsung mendekati lokasi.
Hal itu dilakukan sejumlah warga untuk mengumpulkan selongsong bom.
Para korban tak menyadari jika ada bom atau peledak yang belum meledak sepenuhnya.
Selongsong bahan peledak itu diambil lantaran bernilai jual tinggi karena terbuat dari besi dan kuningan.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyebut warga yang menjadi korban ledakan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.
"Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut," ujar Kristomei dalam live Kompas TV, Senin (12/5/2025).
Namun, ternyata, ada bom yang belum meledak.
Walhasil, ketika masyarakat sudah mendekat, mereka terkena ledakan susulan tersebut.
Kristomei menekankan bahwa kegiatan masyarakat tersebut memang biasa mereka lakukan setiap ada kegiatan pemusnahan amunisi expired.
"Nanti kita dalami lagi kenapa itu bisa terjadi. Sehingga mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat mendekat ke sana terjadi ledakan susulan," sambungnya.
13 Orang Tewas
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana mengungkapkan, 13 orang meninggal dunia dalam kejadian ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat.
Salah satu korban meninggal dunia adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl. Antonius Hermawan.
"Data yang meninggal adalah empat orang dari anggota TNI Angkatan Darat, yaitu Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl. Antonius Hermawan, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda," ujar Wahyu dalam konferensi persnya, Senin (12/5/2025) dilansir dari Kompas.com.
"Dan dua orang anggota gudang pusat amunisi 3 Gudang Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat yaitu Kopda Eri Triambodo dan Pratu Aprio Seriawan," sambungnya.
Selain empat anggota TNI AD, sembilan korban lainnya adalah masyarakat sipil, yakni Agus bin Kasmin, Ipan bin Obur, Anwar, Iyus bin Inon, Iyus Rizal bin Saepuloh, Totok, Dadang, Rustiawan, dan Endang.
TNI AD pun menyampaikan belasungkawa dan duka cita mendalam terhadap korban dalam kejadian ledakan amunisi yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut itu.
"Tentunya mewakili TNI Angkatan Darat saya awali penjelasan ini dengan ungkapan duka cita yang mendalam bagi para korban. Baik yang berasal dari TNI Angkatan Darat maupun masyarakat sipil," ujar Wahyu.
Saat ini semua korban meninggal dunia sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk untuk dilakukan tindakan selanjutnya.
Direktur RSUD Pameungpeuk, Lulu Fahrizah Balqis menyampaikan ada sebanyak 13 jenazah yang berada di RSUD Pameungpeuk.
"Jenazah sudah dimasukkan ke dalam kantong-kantong jenazah, ada yang memang kondisi utuh dan sudah terpecah-pecah," katanya dalam siaran KompasTv.
Pihak rumah sakit pun, lanjutnya, telah menerima identitas 13 jenazah tersebut sambil mendapatkan bantuan dokter forensik dari satuan TNI di sana.
"Kalau untuk korban luka-luka kami belum mendapatkan laporannya. Jarak dari RS ke Cibalong itu sekitar 6 KM," katanya.
Pihak keluarga korban mulai berdatangan ke rumah sakit untuk proses identifikasi.
Dedi Duha, salah satu korban mengatakan bahwa saat ini saudaranya sudah berada di RSUD.
"Kami sedang menunggu, katanya, almarhum mau diautopsi dulu," kata Dedi saat dihubungi TribunJabar.id di Garut.
Dedi mengaku belum mengetahui pasti kronologi kejadian ledakan tersebut.
Namun kini, lanjut Dedi, sejumlah keluarga korban terfokus di RSUD Pameungpeuk.
Dari sepengetahuan Dedi, total korban berjumlah 13 orang dan mereka kini telah berada di rumah sakit.
"Ada 13 orang korban, kronologinya belum tau ya kami masih panik, mohon doa saja untuk Kang Rush (korban) moga husnul khatimah," ungkapnya.
Berikut nama-nama korban meninggal dalam insiden ledakan di Garut:
- Kolonel Cpl Antonius Hermawan, ST., MM.
- Mayor Cpl Anda Rohanda
- Kopda Eri Priambodo
- Pratu Apriyo Hermawan
- Sdr. Agus Bin Kasmin.
- Sdr. Ipan Bin Obur.
- Anwar Bin Inon.
- Sdr. Iyus Ibing Bin Inon.
- Sdr. Iyus Rizal Bin Saepuloh.
- Sdr. Toto
- Sdr. Dadang.
- Sdr. Rustiawan.
- Sdr. Endang.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
| Gugur dalam Ledakan Amunisi, Ini Keinginan Terakhir Kopda Eri Priambodo, Sempat Ingin Sunatkan Anak |
|
|---|
| Tewas Terkena Ledakan, Kisah Tragis Pratu Afrio Setiawan Batal Nikahi Kekasih Bulan Depan |
|
|---|
| Keinginan Terakhir Kopda Eri Priambodo Sebelum Gugur Ledakan Amunisi di Garut, Ingin Sunatkan Anak |
|
|---|
| Dinamai "Daerah Peledakan", Warga Ungkap Fakta Lokasi Pemusnahan Amunisi di Garut Tewaskan 13 Orang |
|
|---|
| Chat Terakhir Mayor CPL Anda Rohanda Sebelum Gugur Dalam Ledakan Amunisi Garut, Kini jadi Kenangan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.