Berita Lahat

Terserang Penyakit Ngorok, Puluhan Kerbau di Merapi Selatan Lahat Mati Mendadak, Peternak Merugi

Sejak terserang wabah penyakit ngorok atau penyakit Septicemia Epizootica (SE) puluhan kerbau di Merapi Selatan Kabupaten Lahat merugi.

Penulis: Ehdi Amin | Editor: Shinta Dwi Anggraini
SRIPOKU/EHDI AMIN
KERBAU MATI MENDADAK -- Warga di Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, menemukan seekor kerbau yang mati akibat wabah ngorok atau Septicemia Epizootica (SE). Para peternak kini banyak merugi. 

TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT -- Peternak hewan kerbau di Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, Sumsel saat ini tengah berduka. 

Betapa tidak, puluhan ekor kerbau yang selama ini menjadi andalan untuk mencukupi kebutuhan hidup mati mendadak.

Warga pun tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi yang ada.

Kini peternak hanya bisa melihat bangkai kerbau yang tergeletak baik di area perkebunan, rawa, dan tepian desa. 

"Ya ini musibah bagi kami. Mau gimana lagi. Kematian kerbau-kerbau yang kami pelihara berlangsung cepat, " ungkap Artan, Peternak Kerbau di Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, saat dibincangi, Selasa (29/4/2025). 

Menurut Artan, ia sendiri memiliki 14 ekor kerbau.

Sejak terserang wabah penyakit ngorok atau penyakit Septicemia Epizootica (SE) lima ekor kerbaunya mati. 

Diceritakan Artan, dari lima ekor yang mati empat ekor mati mendadak atau mati bangkai satu ekor masih sempat dipotong (sembelih).

Menurutnya, akibat kejadian tersebut ia harus merugi hingga puluhan juta rupiah.

Dikatakan Artan, kerbau miliknya yang mati tersebut ada yang sudah memiliki nilai jual hingga Rp20 juta per ekor. 

"Untuk pemeliharaan sendiri sudah saya jalani sekira 20 tahun. Dari awalnya hanya beberapa ekor saja terus berkembang hingga kini sudah mencapai belasan, " ujarnya. 

Diceritakan Artan, kerbau peliharaanya tersebut juga merupakan andalan bagi ia dan keluarga dalam membiayai kebutuhan sehari hari, pendidikan anak anak dan kebutuhan lainya.

Dikatakannya, kerbau biasanya di jual saat membutuhkan biaya. Dalam satu tahun bisa dia hingga tiga ekor yang dijual. 

"Memang kita lepas kerbaunya namun tetap dilakukan pemeliharaan dan memastikan pakannya terpenuhi, " Sampainya. 

Senasib denga Artan, Febri peternak kerbau asal Desa Lubuk Betung, Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, juga harus merugi hingga ditaksir ratusan juta.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved