Berita Viral

Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi, Kuku hingga Kancing, Terbongkar Modus Kecurangan UTBK 2025

"Bahkan ada yang menggunakan berbagai macam teknologi, misalnya dengan mencoba untuk mengambil soal dengan berbagai macam cara dan sarana teknologi.

Tribunsumsel.com
ILUSTRASI UTBK - Gambar yang diambil dari laman Freepik pada Sabtu (26/4/2025) menampilkan ilustrasi peserta ujian yang melakukan kecurangan. Modus kecurangan peserta UTBK melibatkan penggunaan alat bantu berupa kamera mini yang dipasang pada behel gigi, kuku, ikat pinggang, dan kancing. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Setelah terungkap kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025, Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 memperketat pengawasan. 

Melibatkan penggunaan alat bantu berupa kamera mini yang dipasang pada behel gigi, kuku, ikat pinggang, dan kancing, modus kecurangan ini.

SNPMB juga memperketat pemeriksaan di semua Pusat UTBK untuk mencegah praktik curang kembali terjadi setelah terbongkarnya kecurangan tersebut.

"Panitia SNPMB berhasil menengarai modus baru alat bantu kecurangan berupa kamera yang dipasang pada behel gigi, kuku, ikat pinggang, dan kancing yang tidak terdeteksi menggunakan metal detector," ujar Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB 2025, Eduart Wolok, Jumat (25/4/2025).

Panitia SNPMB saat ini sedang melakukan investigasi mendalam terhadap temuan ini, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa semua peserta ujian mengikuti aturan yang berlaku.

Eduart menambahkan, mereka sedang menganalisis log sistem, rekaman CCTV, serta melacak akun peserta yang terindikasi terlibat dalam kecurangan.

Eduart juga menegaskan bahwa jika ditemukan pelaku kecurangan, sanksi yang tegas akan diberikan.

"Sanksi tersebut berupa pembatalan hasil UTBK, diskualifikasi permanen dari seluruh jalur masuk PTN, dan pelaporan ke sekolah asal," paparnya.

Ada 14 Kasus Kecurangan

Sementara itu, Eduart Wolok menyatakan bahwa sejak dimulainya ujian pada 23 April 2025, tercatat 14 kasus kecurangan.

"Kalau kita melihat teman-teman sekalian, bahwasanya kasus kecurangan itu terjadi sejak tanggal 23 April. Ada 9 kasus yang tercatat. 24 April ada 5 kasus," katanya, Jumat.

Meski jumlah temuan kasus kecurangan tidak besar, Eduart mengatakan pihaknya akan terus melakukan pendalaman.

"Memang ini sedikit, tetapi kami tidak menutup mata terhadap kasus ini dan terus kami lakukan pendalaman," tegasnya.

Eduart menyampaikan, modus kecurangan terus berkembang dan memanfaatkan teknologi.

"Bahkan ada yang menggunakan berbagai macam teknologi, misalnya dengan mencoba untuk mengambil soal dengan berbagai macam cara dan sarana teknologi. Baik dari perantara hardware, software, memakai HP semuanya. Bahkan semua dengan cara konvensional, serta melakukan remote desktop," terangnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved