Berita OKU Timur

Syafull Azhari Sulap Pekarangan Kosong Jadi Lahan Hidroponik Bernilai Ekonomis

Seiring waktu, ia melihat potensi dari tanaman hidroponik yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menguntungkan secara finansial.

Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Sri Hidayatun
choirul/tribunsumsel.com
BERAWAL DARI HOBI -- Syafull Azhari, warga Kelurahan Terukis Rahayu, Kecamatan Martapura, OKU Timur, tengah merawat tanaman selada di kebun hidroponik miliknya yang berlokasi di pekarangan rumah, Kamis (24/04/2025). Berawal dari hobi, kini usaha ini menjadi sumber penghasilan tambahan yang menjanjikan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Hobi merawat tanaman membawa berkah tersendiri bagi Syafull Azhari, seorang honorer di lingkungan Pemerintah Kabupaten OKU Timur.

Warga Kelurahan Terukis Rahayu, Kecamatan Martapura ini kini mampu menambah penghasilannya melalui bisnis sayuran hidroponik yang ia kelola secara mandiri.

Syafull memulai usahanya sekitar lima tahun lalu. Awalnya, ia hanya memanfaatkan lahan kosong di belakang rumah untuk menyalurkan hobinya menanam.

Seiring waktu, ia melihat potensi dari tanaman hidroponik yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menguntungkan secara finansial.

Berawal dari sekadar hobi merawat tanaman, Syafull memulai usaha hidroponiknya sekitar lima tahun lalu.

Ia memanfaatkan ruang terbatas di rumahnya di Kelurahan Terukis Rahayu, Kecamatan Martapura, untuk menanam berbagai jenis sayuran segar.

“Awalnya saya hanya coba-coba, ternyata lama-lama hasilnya menjanjikan dan bisa menambah penghasilan,” kata Syafull saat ditemui di kebun hidroponiknya, Kamis (24/04/2025).

Dari berbagai jenis tanaman yang bisa dibudidayakan dengan metode hidroponik seperti sawi pagoda, samhong, seledri, daun mint, brokoli, hingga kangkung Syafull memilih fokus pada selada.

Baca juga: Dukung Penyerapan Gabah, Pemkab OKU Timur Tunggu Mekanisme dan Koordinasi dengan Perum Bulog

Alasannya sederhana sayur ini cepat panen dan memiliki banyak peminat, terutama dari kalangan pelaku UMKM.

“Selada itu bisa dipanen dalam waktu 15 sampai 20 hari saja. Kalau normalnya memang 40 hari, tapi karena kita punya beberapa lokasi, panennya bisa dipercepat dan bergilir,” jelasnya.

Dalam sekali panen, Syafull mampu memanen hingga 25 kilogram selada. Dengan harga jual Rp 35.000 per kilogram, penghasilan dari satu kali panen bisa mencapai Rp 875.000.

Jika panen berjalan lancar, omzet bulanan yang ia peroleh bisa menembus angka Rp1 juta atau lebih.

Tak hanya soal keuntungan, Syafull juga mengungkapkan bahwa merawat tanaman hidroponik tergolong mudah asal kualitas air dan nutrisi dijaga dengan baik.

“Air itu tidak boleh terlalu hangat, harus tetap dingin dan bersih. Saya biasanya ganti air setiap empat hari sekali. Untuk pH-nya juga harus dijaga, idealnya antara 5,5 sampai 6,5,” ujarnya sambil menunjukkan alat strip meter yang digunakan untuk mengukur pH.

Selain air, larutan nutrisi juga menjadi komponen penting dalam budidaya hidroponik.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved