Berita Palembang
Ratu Dewa Kesal Karena Jam Jembatan Ampera Mati, PJN Wilayah III Sumsel Persilahkan Pemkot Perbaiki
Menyikapi hal tersebut, pihak PJN Wilayah III Sumsel tak menampik terkait keluhan Pemkot Palembang selama ini.
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Walikota Palembang Ratu Dewa mengeluhkan ribetnya birokrasi, dalam upaya untuk memperbaiki drainase ataupun jam di jembatan Ampera, yang selama ini kewenangan Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Sumatera Selatan (Sumsel).
Menurut Dewa, meski semua properti itu areanya di dalam kota Palembang, nyatanya Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, tidak bisa serta merta untuk bisa memperbaikinya yang semata- mata dilakukan untuk kepentingan masyarakat Palembang.
Menyikapi hal tersebut, pihak PJN Wilayah III Sumsel tak menampik terkait keluhan Pemkot Palembang selama ini.
"Untuk yang drainase di Plaju, sedang kami koordinasikan dengan pihak Pemkot, " kata Kepala Satuan PJN Wilayah III Sumsel, Nugraha, Selasa (22/4/2025).
Sementara untuk masalah jembatan Ampera yang mati selama ini, ia mengaku siap memfasilitasi semua regulasi atau birokrasinya jika Walikota Palembang ingin memperbaiki jam rusak tersebut, tanpa menyebutkan detailnya.
"Untuk yang masalah jam Ampera, kami kemarin sudah memberikan pernyataan, " singkatnya.
Baca juga: Ratu Dewa Kesal Jam di Jembatan Ampera Mati, Tapi Tak Bisa Perbaiki Sendiri Karena Birokrasi Ribet
Baca juga: Ratu Dewa Sidak Pasar 10 Ulu Palembang, Soroti Masalah Sampah dan PKL Semerawut
Sebelumnya, orang nomor satu di kota Palembang, Ratu Dewa yang sering blusukan ke bawah, untuk menyikapi keluhan masyarakat yang ada.
Saat itu ia mengeluhkan ribetnya birokrasi sejumlah aset Nasional yang ada di Palembang.
Beberapa aset penting itu sendiri salah satunya jembatan Ampera dan Jalan yang ada di Kawasan Plaju.
Dimana saat blusukan ia mendapatkan jam di jembatan Ampera rusak.
Ketika pihaknya ingin memperbaiki, maka harus izin terlebih dahulu ke pihak PJN wilayah III Sumsel, meskipun hal itu dilakukan Pemkot untuk kepentingan masyarakat.
"Saya katakan jangan terlalu ribet birokrasinya contoh saja kasus kemarin seperti jam di jembatan Ampera, saya pikir jam itu sekedar kita perbaiki kan sayang tidak enak mati. Artinya kalau itu tidak bisa diperbaiki ada macam- macam dan ada kaitan dengan lainnya maka kita ganti, sehingga tidak timbul waktu yang salah, ' capnya.
Termasuk saat dirinya meninjau ke Plaju, ternyata saat ingin memperbaiki drainase yang tersumbat saja harus izin lagi ke pihak balai.
"Nah, hal inikan tidak boleh terjadi sedangkan kalau itu tidak kita perbaiki menyebabkan banjir, karena genangannya cukup tinggi. Maka saya perintahkan kemarin, apapun resikonya silahkan tegor walikota,yang penting drainasenya harus baik dan benar, " pungkasnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Nenek di Palembang Kehilangan Uang Rp 348 Juta di Rekeningnya, Ternyata Dicuri Sopir Untuk Main Slot |
![]() |
---|
Pecatan Polisi Asal Pagar Alam Ditangkap di Palembang, Kedapatan Bawa Senpi Ilegal dan Narkoba |
![]() |
---|
Pemkot Palembang Ingin Kelola Wisata Alam Punti Kayu, Disebut Prima Salam Punya Potensi Luar Biasa |
![]() |
---|
Mobil yang Dikendari Remaja Tabrak Lansia Bersepeda di Depan RSMH Palembang, As Roda Patah |
![]() |
---|
Ada 2.912 Lowongan Kerja Pada Job Fair yang Digelar Pemkot Palembang di Hotel Aryaduta, 22-23 Juli |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.