Anak Bunuh Ayah di Surabaya

Kejinya Anak Bunuh Ayah di Surabaya, Gadaikan Mobil untuk Utang Pernikahan, Buat Skenario Kecelakaan

Di sepanjang perjalanan, pelaku merasa tersinggung dan sakit hati atas ucapan ayahnya yang terus memarahinya. 

Editor: Weni Wahyuny
KOMPAS.com/ANDHI DWI
ANAK BUNUH AYAH DI SURABAYA - Pelaku pembunuhan lansia di Surabaya, Rabu (9/4/2025). Ia tega membunuh ayahnya karena sakit hati. 

TRIBUNSUMSEL.COM, SURABAYA – Abner Uki Oktavian alias AUO (22), seorang anak di Surabaya, Jawa Timur, tega membunuh ayah kandungnya, M. Saluki (64). 

M. Saluki sebelumnya ditemukan tewas tergeletak di Jalan Pattimura, Kelurahan Sono Kwijenan, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, pada Sabtu (5/4/2025). 

Setelah diselidiki, ternyata ia tewas dibunuh Abner, sang anak yang merupakan warga Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya. 

“Jadi pelaku ini adalah anak kandung korban,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto, di markasnya pada Rabu (9/4/2025). 

Aris menjelaskan, sebelum peristiwa terjadi, korban membonceng pelaku dengan sepeda motor. 

Di sepanjang perjalanan, pelaku merasa tersinggung dan sakit hati atas ucapan ayahnya yang terus memarahinya. 

“Pelaku membonceng korban, sepanjang perjalanan dimarahin, disalahkan masalah keluarga, masalah pribadi, sampai menyangkut istri yang bersangkutan, termasuk mertuanya,” jelasnya. 

Saat motor berhenti, pelaku tiba-tiba mengayunkan siku kanannya ke arah belakang hingga mengenai tubuh ayahnya. 

“Pelaku langsung menggunakan siku kanannya ke belakang dengan sengaja untuk melukai. Akhirnya korban terjengkang, terjatuh, kepalanya terbentur pinggiran aspal,” jelas Aris. 

Akibat perbuatannya, Abner dikenai Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan sengaja, yang dapat dikenakan hukuman penjara hingga 15 tahun. 

Ia juga dijerat Pasal 351 Ayat 3 KUHP mengenai penganiayaan yang menyebabkan kematian, dengan ancaman pidana maksimal 7 tahun. 

Sebelumnya, Kapolsek Sukomanunggal, Zainur Rofiq, menyampaikan bahwa laporan awal diperoleh dari Command Center 112 Surabaya, yang melaporkan adanya seseorang tergeletak di lokasi kejadian. 

“Awalnya dari 112, Sabtu (5/4/2025). Memang di situ kan tempat biasa buat joging, olahraga, pagi itu ditemukan orang tegeletak,” ujarnya saat dikonfirmasi lewat telepon, Senin (7/4/2025). 

Setelah menerima laporan, pihak kepolisian langsung menuju lokasi. 

Tim Inafis Polrestabes Surabaya kemudian melakukan pemeriksaan terhadap jenazah. 

“Kami ketika pemeriksaan di situ ada luka di bagian kepala belakang. Akhirnya kita melaksanakan koordinasi dengan Polrestabes Surabaya bahwa itu kematian (korban) tidak wajar,” kata Rofiq.

Skenario Pelaku

Pelaku bahkan menjadikan kematian sang ayah seolah-olah sebagai kecelakaan tragis di tepi jalan raya.

Tragedi ini bermula dari utang pernikahan yang menjerat pelaku hingga membuatnya gelap mata.

Pelaku AUO tersebut kemudian sengaja meletakkan jasad ayah kandungnya MS (65) di tepi jalan.

Harapannya adalah orang yang melihat akan beranggapan jika pria tua itu tewas akibat kecelakaan.

Bayar Utang Ayah Dibunuh

Utang pernikahan kepada vendor wedding sebesar Rp 25 juta membuat AUO (22), pemuda asal Pabean Cantikan, Surabaya, tega berbuat nekat.

Ternyata sebelum kejadian, AUO telah menggadaikan mobil ayahnya atau korban.

Kenyataan itulah yang kemudian membuat korban emosional.

Mobil Toyota Fortuner milik ayahnya, MS (65), diam-diam digadaikan. 

Namun, desakan sang ayah untuk menebus mobilnya berujung tragedi.

Pada Sabtu (5/4/2025), Jatanras Polrestabes Surabaya menangkap AUO, terungkap dia telah membunuh ayahnya di pinggir Jalan Raya Darmo Permai II, Sukomanunggal, Surabaya Barat. 

Luka robek di kepala belakang korban akibat benturan benda tumpul, menjadi bukti kejahatan yang terencana. 

Jenazah MS sengaja diletakkan AUO di pinggir jalan, seolah-olah korban kecelakaan.
 
Kurang dari 24 jam, AUO berhasil diringkus.  

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto, menjelaskan bahwa penyelidikan gabungan Jatanras dan Polsek Sukomanunggal masih berjalan. 

Aris mengindikasikan motif pembunuhan didasari sakit hati atau rasa kesal.

"Motif karena sakit hati atau kesal," ujarnya.

Siasat Licik AUO Menghabisi Korban

Hubungan AUO dan ayahnya yang berbisnis jual beli mobil memang kerap diwarnai pertengkaran. 

AUO adalah anak sulung dari empat bersaudara, diungkap pernah membawa ayahnya ke Jakarta untuk menebus mobil yang digadaikan. 

Namun, ia meninggalkan ayahnya sendirian di sana.
 
Upaya mengambil kembali mobil itu dilakukan pada Sabtu dini hari, AUO dan ayahnya berboncengan sepeda motor Honda Scoopy. 

Janji bertemu penggadai di parkiran minimarket Krembangan diduga hanya akal-akalan AUO.

Kekecewaan dan pertengkaran kembali terjadi di rumah. 

AUO kembali berdalih akan bertemu penggadai di Jalan Raya Darmo Permai II.
 
Mereka pun memutuskan pergi lagi ke Raya Darmo Permai II. 

Di lokasi itu, emosi sang ayah memuncak ketika penggadai tak kunjung muncul. 

Saat keduanya cekcok lagi, tak terduga AUO menyikut wajah ayahnya hingga terjatuh. 

Amarah membutakan AUO, dia memukul kepala ayahnya dengan benda tumpul yang ada di dekat lokasi hingga tewas.
 
Kemudian, AUO pulang menceritakan ke keluarganya, kalau ayahnya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. 

Keluarga yang mulanya percaya, langsung menuju lokasi. 

Tapi yang mereka temukan adalah jasad MS sudah dievakuasi polisi ke RSUD dr Soetomo. 

Hasil autopsi mengungkap kebenaran yang mengerikan, yaitu MS dibunuh anak kandungnya sendiri.

Tentu saja ini jadi pelajaran bagi kita semua.

Bagaimana, segala sesuatu itu tak mesti disikapi dengan amarah

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lansia yang Tewas Tak Wajar di Tepi Jalan Surabaya Dibunuh Anak Kandung" dan Prohaba.co

Baca berita lainnya di Google News

Bergabung dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved