Berita Palembang
Kuota Petugas Haji 2025 Berkurang, Dibatasi 3 Orang Setiap Kloter, Petugas Kesehatan Hanya 1 Orang
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, hanya memberi kuota petugas haji sebanyak 1 persen dari kuota jemaah.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kuota petugas haji tahun 2025 berkurang dibandingkan tahun sebelumnya.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, hanya memberi kuota petugas haji sebanyak 1 persen dari kuota jemaah. Artinya dari total 221.000 jemaah maka kuota petugas haji hanya 2.210.
Hal tersebut dibenarkan Ketua Tim Kerja di Bidang PHU Sumsel Muammar, bahwa tahun ini petugas kloter hanya 3 orang.
Terdiri dari satu ketua, satu pembimbing dan satu tenaga kesehatan.
"Perubahan ini bukan imbas dari efisiensi anggaran, tapi karena kuota petugas haji yang diberikan oleh Arab Saudi hanya 2.210. Artinya cuma 1 persen dari jumlah kuota jemaah yaitu 221.000," kata Muammar saat dikonfirmasi, Senin (7/4/2025).
Masih kata Muammar, jika tahun lalu kuota petugas haji yang diberikan lebih dari 2 persen sekitar 4.750 petugas dari jumlah jamaah 221.000. Maka, atas kebijakan Arab Saudi tersebut skema petugas haji pun menjadi berubah.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan Sumsel, dr. Widya Anggraini, MARS menambahkan, dikarenakan kuota petugas berkurang maka terdapat perubahan dalam jumlah tenaga medis yang mendampingi setiap kloter jamaah haji.
"Jika sebelumnya dalam satu kloter terdapat tiga tenaga medis (biasanya terdiri dari 1 dokter dan 2 perawat), kini jumlah tersebut disesuaikan menjadi hanya 1 tenaga kesehatan untuk setiap kloter (dokter atau perawat)," kata Widya.
Menurutnya meski jumlah tenaga medis dikurangi, Kemenkes memastikan bahwa pelayanan kesehatan tetap berjalan maksimal dengan penguatan layanan kesehatan di sektor dan fasilitas kesehatan di tanah suci, seperti klinik-klinik sektor, klinik di Daker Makkah, serta rumah sakit Arab Saudi yang bekerja sama dengan tim medis haji Indonesia.
"Selain itu, tenaga medis yang dipilih untuk mendampingi kloter merupakan tenaga kesehatan yang telah terlatih, sehingga mampu menangani kondisi-kondisi darurat maupun kebutuhan medis dasar jamaah secara efektif," ungkapnya.
Menurutnya, sebagai seseorang yang pernah menjalankan amanah sebagai pendamping jemaah haji, ia sangat memahami betapa besar tantangan dan tanggung jawab yang diemban oleh para petugas kesehatan dalam setiap fase perjalanan ibadah haji.
"Meskipun tahun ini terjadi penyesuaian jumlah tenaga kesehatan dalam tiap kloter, saya ingin menyampaikan bahwa peran rekan-rekan tetap sangat vital dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam menjaga keselamatan dan kesehatan jemaah kita," katanya.
Widya berharap rekan-rekan petugas kesehatan tetap menjaga semangat pengabdian, profesionalisme, serta memperkuat koordinasi dengan tim kesehatan di sektor, Daker, maupun fasilitas layanan kesehatan yang telah disiapkan di Arab Saudi.
Viral Hasil Temuan LHP BPK di Bagian Protokol Setda Palembang, Inspektorat Sebut Sudah Diselesaikan |
![]() |
---|
Kebijakan Honorer Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu Disebut Pengamat Kebijakan Publik Tak Profesional |
![]() |
---|
Ratu Dewa Minta BKPSDM Cari Formulasi Bagi Honorer di Pemkot Palembang yang Tak Masuk Database BKN |
![]() |
---|
Penataannya Sudah Baik, DJKN Sumsel Dorong Optimalisasi Pemanfaatan Aset Negara |
![]() |
---|
Apa itu Jurnalisme Inklusif, Praktik Terbaik Membangun Jurnalisme Berkeadilan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.