Seputar Islam

Nawaitu Shauma Ghadin An Adai Sunnatis Syawwali Lillahi Taala, Bacaan Niat Puasa Syawal dan Artinya

 Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami menjelaskan bahwa secara umum para ulama Syafi'iyah menganjurkan untuk menyebutkan nama puasa (ta’yin) dalam puasa Syawal

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
NIAT PUASA SYAWAL -- Ilustrasi bacaan niat puasa Syawal dan artinya, Nawaitu Shauma Ghadin An Adai Sunnatis Syawwali Lillahi Taala. 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Arab latin :

Man shoma ramadhona tsumma atsba'ahu sitan min syawwaali kaana kashiyamaddahri

Artinya:

Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa berpuasa Ramadhan lalu melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan syawal, maka setara dengan puasa sepanjang tahun," HR Muslim No 1164

Dilansir dari laman nu.or.id, ketika berniat puasa, seseorang harus memiliki maksud (qashad) dalam hatinya, yaitu untuk berpuasa.

Selain itu, ia juga perlu menentukan status hukum ibadah yang akan dilakukan, apakah wajib atau sunnah (ta’arrudh), serta menyebutkan nama ibadahnya (ta’yin). 

Dalam konteks puasa sunnah Syawal, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai keharusan ta’yin. Sebagian ulama berpendapat bahwa seseorang harus secara spesifik menyebutkan ‘puasa sunnah Syawal’ dalam niatnya. Namun, sebagian ulama lainnya berpandangan bahwa ta’yin tidaklah wajib. 

 Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami menjelaskan bahwa secara umum, para ulama Syafi'iyah menganjurkan untuk menyebutkan nama puasa (ta’yin) dalam puasa sunnah rutin seperti puasa Arafah, Asyura, ayyamul bidh, dan enam hari di bulan Syawal, serupa dengan penyebutan nama dalam salat sunnah rawatib.

Akan tetapi, dijawab bahwa puasa pada hari-hari tersebut sudah terikat dengan waktunya.  Bahkan, jika seseorang berniat puasa lain pada waktu tersebut, ia tetap mendapatkan keutamaan puasa sunnah rutin tersebut, seperti halnya shalat tahiyatul masjid. 

 Idealnya, puasa sunnah Syawal enam hari dilaksanakan langsung setelah Idul Fitri, yaitu pada tanggal 2 hingga 7 Syawal. Namun, seseorang yang berpuasa di luar tanggal tersebut, meskipun tidak berurutan, tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal seolah-olah berpuasa wajib selama setahun penuh.

 Bahkan, orang yang mengqada puasa wajib atau menunaikan nazar puasa di bulan Syawal juga akan memperoleh keutamaan yang sama seperti orang yang melaksanakan puasa sunnah Syawal.

Karena besarnya keutamaan puasa ini, bagi yang berhalangan melaksanakannya di bulan Syawal, dianjurkan untuk mengqadanya di bulan lain, sebagaimana dijelaskan dalam kitab-kitab klasik seperti Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi al-Bantani. 

Demikian penjelasan tentang niat puasa Syawal dan keutamaannya. Semoga bermanfaat. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Man Shoma Ramadhona Tsumma Atsbaahu Sitan Min Syawwaali, Hadits Tentang Keutamaan Puasa Syawal

Baca juga: Puasa Syawal 2025 Dimulai Kapan? Berikut Ini Waktu Pengerjaan dan Bacaan Niatnya

Baca juga: Bacaan Doa Akhir Ramadhan dan Doa 1 Syawal, Ya Allah Jangan Jadikan Ramadhan ini Terakhir Bagiku

Baca juga: Puasa Syawal 1445 H/2024 Sampai Tanggal Berapa? Ini Batas Akhir Pelaksanaannya Berdasarkan Hadist

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved