Wartawan Banjarbaru Ditemukan Tewas

Terkait Motif Oknum TNI AL Diduga Membunuh Juwita Wartawati Banjarbaru, Ini Kata Dandenpom

Jurnalis Juwita diduga dibunuh oleh oknum TNI AL yang bertugas di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Banjarmasinpost.co.id
TAMPANG PELAKU DAN KORBAN- (kiri) Foto pelaku pembunuhan dan korban wartawan online di Banjarbaru. Ternyata, jurnalis Juwita diduga dibunuh oleh oknum TNI AL yang bertugas di Balikpapan, Kalimantan Timur yang merupakan sang pacar dan akan menikah dalam waktu dekat. (kanan) Juwita Wartawati Online Banjarbaru dihabisi oknum TNI AL Balikpapan, ternyata korban dan pelaku akan menikah. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kini jadi sorotan kasus kematian Juwita (22), wartawati media online di Banjarbaru

Jurnalis Juwita diduga dibunuh oleh oknum TNI AL yang bertugas di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Sang oknum TNI AL juga terungkap adalah pacar Juwita dan dalam waktu dekat akan menikah. 

Rekan kerja hingga keluarga korban mengetahui bahwa pelaku dan korban berstatus pacaran dan akan menikah dalam waktu dekat. 

"Mereka berpacaran dan informasinya akan menikah dalam waktu dekat," ungkap Devi rekan kerja Juwita. 

Sementara itu, saat dikonfirmasi soal status antara pelaku dan korban, pihak keluarga juga membenarkan bahwa hubungan keduanya memang berpacaran. 

DIDUGA PELAKU BUNUH WARTAWAN BANJARBARU TNI AL - (kiri) tampang J, oknum TNI AL diduga bunuh wartawan Banjarbaru. (Kanan) Foto Juwita semasa hidup yang diunggah di akun Instagram pribadinya.
DIDUGA PELAKU BUNUH WARTAWAN BANJARBARU TNI AL - (kiri) tampang J, oknum TNI AL diduga bunuh wartawan Banjarbaru. (Kanan) Foto Juwita semasa hidup yang diunggah di akun Instagram pribadinya. (Banjarmasinpost.co.id/ Instagram @juwita0515)

Lantas Apa Motif Pembunuhan?

Perihal motif dugaan pembunuhan Juwita (22), wartawan asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan terduga pelaku adalah oknum anggota TNI AL dari Lanal Balikpapan belum diungkap.

Juwita sebelumnya ditemukan tergeletak tak bernyawa di tepi jalan kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru pada Sabtu (22/3/2025).

Awalnya dia dikira korban kecelakaan lalu lintas. Namun sejumlah kejanggalan ditemukan, seperti adanya luka lebam dsb.

Setelah dilakukan penyidikan, okum anggota TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang bertugas di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan, Kalimantan Timur, Kelasi Satu J diduga terlibat dalam pembunuhan gadis malang tersebut.

Disinggung terkait hubungan antara korban dengan pelaku serta motif dugaan pembunuhan tersebut, Komandan Detasemen Polisi Militer (Dan Denpom) Lanal Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, dalam konferensi pers Rabu (26/3/2025), mengaku masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.

"Kami masih mendalami hubungan antara korban dan tersangka serta motif di balik kejadian ini. Kami mohon kesabaran rekan-rekan media, dan perkembangan lebih lanjut akan segera kami sampaikan," ujarnya dalam konferensi pers, dikutip dari Tribun Kaltim.

Pihaknya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan memastikan akan memproses kasus tersebut secara transparan.

"Kami atas nama TNI Angkatan Laut mengucapkan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Kami juga memohon maaf atas kejadian ini dan memastikan bahwa jika terbukti bersalah, tersangka akan menerima sanksi serta hukuman yang setimpal sesuai hukum yang berlaku," pungkasnya.

Kelasi Satu J yang diduga menjadi pelaku pembunuhan Juwita, berdinas di TNI AL selama kurang lebih 4 tahun dan baru 1 bulan bertugas di Lanal Balikpapan.

Sebelumnya, Komandan Detasemen Polisi Militer (Dan Denpom) Lanal Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, mengonfirmasi bahwa pelaku dalam kasus ini merupakan anggota Lanal Balikpapan berinisial J, yang berpangkat Kelasi Satu.

"Kami mengonfirmasi bahwa benar telah terjadi kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Lanal Balikpapan berinisial J (23) terhadap korban saudari Juwita (25). Peristiwa ini terjadi pada hari Sabtu, 22 Maret 2025, di Banjarbaru, Kalimantan Selatan," ujarnya, dalam konferensi pers, tersebut.

Sejauh ini kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan dan penyidik masih mendalami kronologi terkait kejadian tersebut.

Mengingat, tempat kejadian perkara berada di luar wilayah hukum Lanal Balikpapan.

Ronald menegaskan, pelaku telah diamankan oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lanal Balikpapan dan akan menjalani proses hukum.

"Kami mohon kesabaran rekan-rekan media terkait perkembangan penyidikan ini. Terduga pelaku saat ini sudah diamankan, dan penyelidikan terus dilakukan secara intensif. Kami memastikan bahwa proses hukum akan berjalan transparan sesuai dengan aturan yang berlaku," tegasnya.

Pihak kepolisian sendiri telah memanggil 4 orang saksi terkait kematian Juwita.

Kata Kapolda Kalsel

Menanggapi konfrensi pers Lanal Balikpapan, Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha mengatakan penyelidikan masih dilakukan Polres Banjarbaru.

“Kami masih lidik dulu ya. Kami masih mengumpulkan alat bukti. Kalau sudah jelas nanti kami press rilis,” ujarnya.

Rosyanto juga menyatakan pihaknya akan mengoordinasikan kasus ini dengan pihak terkait.

“Kami koordinasi dulu. Nanti kami koordinasikan semuanya,” pungkasnya.

Sejumlah kalangan dekat Juwita curiga kematian korban bukan karena kecelakaan tunggal.

Rekan korban, Teny, mengungkapkan Juwita sempat membalas pesan Whatsapp-nya pada Sabtu pukul 10.49 Wita.

Namun pesannya pada pukul 12.01 Wita tak kunjung dibaca Juwita karena hanya menunjukkan centang dua.

 “Begitu mendengar Juwita ditemukan tewas, saya segera menuju lokasi dan melihat sendiri barang-barang pentingnya hilang,” ungkap Teny. Barang yang hilang seperti telepon seluler dan dompet.

Kejanggalan lainnya adalah sejumlah luka yang ditemukan pada tubuh Juwita.

Teny menjelaskan ada luka memar di bawah mata, leher bagian kiri, dagu dan punggung.

Luka-luka tersebut tidak seperti luka kecelakaan biasa. Apalagi korban ditemukan mengenakan helm,

Selain itu, pakaian korban tidak menunjukkan bekas kotoran atau kerusakan yang biasanya terjadi pada kecelakaan.

“Jika itu kecelakaan, pakaian korban pasti kotor dan rusak. Tapi ini tidak,” jelas Teny.

Sedang Koordinator Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banjarmasin Rendy Tisna menyatakan posisi tubuh Juwita yang terlentang dan helm yang masih terpasang mengarah pada dugaan korban bukan jatuh akibat kecelakaan.

Saat ditemui BPost, Senin (24/3), seorang anggota keluarga korban menceritakan Juwita meninggalkan rumah pada Sabtu sekitar pukul 09.00-10.00 Wita.

Juwita meminta izin ke Guntung Payung. Namun siangnya, Juwita ditemukan tak bernyawa di Gunung Kupang.

Keluarga Datangi Polres Banjarbaru

Pasca Komandan Detasemen Polisi Militer (Dan Denpom) Lanal Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap mengakui bahwa salah satu anggota TNI AL  Balikpapan diduga terlibat aksi dugaan pembunuhan wartawan online Juwita, pihak keluarga korban mendatangi Polres Banjarbaru.

Meski belum diketahui tujuan pihak keluarga Korban mendatangi Polres Banjarbaru, namun pantauan Banjarmasinpost.co.id, Rabu, (26/03/2025) hingga pukul 21.34 wita, pihaknya belum keluar dari Mako Polres Banjarbaru.

Belum diketahui tujuan dari kedatangan keluarga Juwita ke Polres Banjarbaru ini

Eks Anggota Komnas HAM Minta Kasus Pembunuhan Jurnalis Juwita Harus Diusut Transparan

Kematian janggal Juwita, jurnalis perempuan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan menarik perhatian dari Eks Anggota Komnas HAM, Hairansyah.

Ia menegaskan kasus dugaan pembunuhan Juwita oleh oknum anggota TNI Angkatan Laut (TNI AL) harus diusut secara tuntas dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Hairansyah menyoroti kemungkinan adanya kaitan antara profesi korban sebagai jurnalis dengan peristiwa tragis yang menimpanya.

Oleh karena itu, menurutnya, perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut terkait apakah pembunuhan ini berkaitan dengan pemberitaan yang sedang atau pernah diliput oleh korban.

“Mengingat korban adalah seorang wartawati, harus ditelusuri apakah ada kaitan dengan pemberitaan, karena ini menyangkut kebebasan pers dan keselamatan jurnalis. Jika memang ada kaitan dengan profesi atau pemberitaan yang diliput korban, maka ini menjadi isu yang lebih luas,” ujar Hairansyah, Rabu (26/3/2025).

Selain meminta penyelidikan secara transparan, Hairansyah juga menilai bahwa karena terduga pelaku merupakan anggota aktif TNI AL, maka seharusnya Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) melibatkan pihak independen dalam proses penyelidikan.

"Mengingat terduga pelaku adalah TNI aktif, sudah seharusnya pihak Pomal bisa melibatkan pihak independen, terutama dari kalangan profesi wartawan. Hal ini penting agar proses penyelidikan dan penyidikan berlangsung transparan serta dapat dipercaya oleh publik," tegasnya.

Ia menekankan pelibatan pihak independen, khususnya dari komunitas jurnalis, akan memberikan jaminan bahwa kasus ini tidak ditutup-tutupi atau diselesaikan secara internal tanpa keterbukaan kepada masyarakat.

Hairansyah juga menekankan jika memang terbukti pelaku adalah oknum prajurit TNI AL, maka hukuman yang dijatuhkan harus maksimal dengan pemberatan.

“Jika terbukti bahwa oknum prajurit TNI AL adalah pelakunya, maka sudah seharusnya dihukum maksimal, bahkan dengan pemberatan. Sebagai anggota militer, ia seharusnya bisa menahan diri dari melakukan tindakan seperti ini,” tegasnya.

Menurutnya, seorang anggota militer yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga ketertiban justru harus mendapat sanksi lebih berat jika terbukti melanggar hukum, terlebih dalam kasus berat seperti pembunuhan.

Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Padahal Mau Nikah, Apa Motif Oknum TNI AL Membunuh Juwita Wartawati Banjarbaru? Ini Kata Dandenpom, .

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved