Tiga Polisi Lampung Tewas Tertembak

Pengakuan Keluarga AKP Anumerta Lusiyanto Bantah Istri Polisi Dicegat Saat Hendak Temui Hotman Paris

Keluarga Kepala Polsek Negara Batin Ajun Komisaris Anumerta Lusiyanto membantah adanya dugaan istri dua polisi korban penembakan di Lampung diadang

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
ig/hotmanparisofficial
PRESS CONFERENCE KELUARGA KORBAN. Putri dari Kapolsek Negara Batin AKP(Anumerta) Lusiyanto, Salsabila hadir press release bersama Hotman Paris, pada di Jakarta Utara, pada hari ini, Selasa, (25/3/2025). Keluarga Kepala Polsek Negara Batin Ajun Komisaris Anumerta Lusiyanto membantah adanya dugaan istri dua polisi korban penembakan di Lampung diadang di jalan. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Keluarga Kepala Polsek Negara Batin Ajun Komisaris Anumerta Lusiyanto membantah adanya dugaan istri dua polisi korban penembakan di Lampung diadang di jalan.

Sebelumnya, Hotman Paris mengungkapkan ia batal bertemu dengan dua istri polisi yang gugur ditembak oknum TNI di Lampung itu setelah mendapat informasi bahwa kliennya diadang oleh oknum, pada Selasa, (25/3/2025).

Keponakan Lusiyanto, Sapril Eka Putra (42) menyebut terjadi miskomunikasi dengan tim Hotman Paris.

Baca juga: VIDEO Hotman Paris Cium Kejanggalan usai Istri Polisi Dihadang Hendak Temuinya, Rumah Dijaga Kteat

KELUARGA POLISI BATAL TEMUI HOTMAN PARIS. (kiri) Hotman Paris menyoroti pesan dari 2 istri anggota polisi yang tewas dalam penggerebekan judi sabung ayam di Lampung mendadak membatalkan pertemuannya, (kanan) Nia, istri Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto
KELUARGA POLISI BATAL TEMUI HOTMAN PARIS. (kiri) Hotman Paris menyoroti pesan dari 2 istri anggota polisi yang tewas dalam penggerebekan judi sabung ayam di Lampung mendadak membatalkan pertemuannya, (kanan) Nia, istri Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto (ig/hotmanparisofficial)

Ia membantah adanya pencegatan oleh polisi di tengah perjalanan, seperti yang sempat diklaim oleh tim hukum Hotman Paris. 

"Tidak ada itu cerita kami dicegat polisi di tengah jalan," ujar Sapril dilansir dari Kompas.com, Rabu (26/3/2025) malam.

Pihak keluarga menegaskan bahwa keberangkatan istri almarhum batal karena ingin menyambut kunjungan Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.
 
Istri dua polisi tersebut, Nia, istri Kapolsek Negara Batin Ajun Komisaris (AKP) Anumerta Lusiyanto, dan Milda Dwi Ani, istri Bintara Unit Binmas Polsek Negara Batin Ajun Inspektur Dua Anumerta Petrus Apriyanto, awalnya berencana berangkat ke Jakarta dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, Minggu (23/3/2025) sehabis Maghrib.

Ia menyebut keberangkatan itu bertujuan meminta bantuan Hotman Paris untuk mengawal proses hukum kasus yang menimpa suami mereka.

Namun, sebelum berangkat, mereka mendapat informasi dari Polres OKU Timur bahwa Kapolri akan berkunjung ke rumah duka pada Kamis pagi di OKU Timur.

"Setelah berembuk, diputuskan bahwa keluarga di Jakarta saja yang menemui Hotman Paris," 

Setelah keberangkatan dibatalkan, sejumlah anggota Polres OKU Timur datang ke rumah keluarga Lusiyanto untuk memberikan penjelasan tentang rencana kunjungan Kapolri serta melakukan persiapan pengamanan lokasi.

"Itu prosedur standar pengamanan untuk kunjungan pejabat tinggi," kata Sapril.

Baca juga: 2 Istri Polisi Korban Penembakan di Way Kanan Batal Temui Hotman Paris, Sang Pengacara Duga Dilarang

Meski sempat beredar kabar mengenai dugaan pencegatan, Sapril menegaskan bahwa komunikasi dengan Hotman Paris tetap baik.

"Buktinya, konferensi pers berjalan lancar dan Hotman Paris tetap akan mengawal kasus ini," ujarnya.

Sementara, Sapril menambahkan, dalam pertemuan dengan Kapolri, pihak keluarga akan meminta agar persidangan militer bagi pelaku penembakan dilakukan secara terbuka. 

"Supaya semuanya terang benderang dan Hotman Paris bisa ikut mengawal," kata Sapril.

Diketahui, Parwati, kakak kandung Lusiyanto, dan anaknya, Salsabillah, sudah lebih dulu tiba di Jakarta untuk menemui Hotman Paris. 

Dengan demikian, Nia dan Milda akhirnya membatalkan perjalanan dan memilih menyambut Kapolri di rumah duka.

Lusiyanto dan Petrus merupakan dua dari tiga polisi yang tewas dalam insiden penembakan saat penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung, Senin petang. 

Satu korban lainnya adalah Bintara Satreskrim Polres Way Kanan, Brigadir Satu Anumerta M Ghalib Surya Ganta.

TKP PENEMBAKAN POLISI. (KIRI) Tiga polisi gugur dalam tugas saat melakukan penggerebekan  lokasi judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Senin 17 Maret 2025 sore. 
 (KANAN) Satreskrim Polres Tulangbawang gerebek dua lokasi yang dijadikan arena judi sabung ayam yang ada di perkebunan karet di Menggal, Selasa, (18/3/2025).
TKP PENEMBAKAN POLISI. (KIRI) Tiga polisi gugur dalam tugas saat melakukan penggerebekan lokasi judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Senin 17 Maret 2025 sore. (KANAN) Satreskrim Polres Tulangbawang gerebek dua lokasi yang dijadikan arena judi sabung ayam yang ada di perkebunan karet di Menggal, Selasa, (18/3/2025). (Tribunlampung/Bayu Saputra/Dokumentasi Polda Lampung)

2 Oknum TNI jadi Tersangka

Kopda (Kopral Dua) Basarsyah, oknum TNI anggota Subramil Negara Bantin pelaku utama dalam kasus penembakan tiga anggota polisi saat penggerebekan judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, pada 17 Maret 2025.
 
Pada Minggu, (23/3/2025), Kopda Basarsyah kini resmi ditetapkan sebagai tersangka, 

Kopda Basarsyah telah mengakui menembak ketiga korban ungkap Wakil Sementara (Ws) Danpuspom TNI Mayor Jenderal TNI Eka Wijaya Permana.

"Sudah ditetapkan sebagai tersangka terhadap Kopda B," katanya saat konferensi pers di Mapolda Lampung, Selasa (25/3/2025). "Yang bersangkutan sudah mengakui melakukan penembakan terhadap ketiga korban," katanya.

Eka menambahkan, Basarsyah saat ini ditahan di Denpom II/3 Bandar Lampung.

Kopda Basarsyah, disangkakan Pasal 340 juncto 338, setelah mengakui menembak ketiga korban.

Basarsyah menggunakan senjata api pabrikan saat melakukan penembakan.

"Untuk Kopda B karena memiliki senjata pabrikan, tetapi bukan organik, itu akan kita lakukan Undang-undang Darurat," ujar Eka.

Baca juga: Isi Rumah Aipda Anm Petrus, Polisi Gugur Ditembak Kopda Basarsyah di Way Kanan, Masih Numpang

"Percayalah rekan-rekan sekalian, kami akan bekerja dengan profesional," kata Eka menambahkan.

Eka menegaskan kedua tersangka dinyatakan negatif narkoba.

Sementara, rekannya, Pembantu Letnan Satu (Peltu) Lubis Dansubramil Negara Batin ditetapkan sebagia tersangka kasus perjudian dalam kasus di Way Kanan itu.

"Sehingga di tanggal 23 Maret 2025, resmi kedua tersangka ini kita jadikan sebagai tersangka untuk penyidikan lebih lanjut," ujar Ws Danpuspom Mayjen TNI Eka Wijaya Permana.

Mengenai isu uang setoran judi sabung ayam, pihaknya masih fokus terhadap proses hukum penembakan.

"Persoalan dalam medsos itu biarkan dulu, beri kami ruang waktu kepada kami dalam mengerjakan persoalan ini, kami tidak akan main-main, kami hanya fokus terhadap proses hukum yang ini," terangnya. 
Sebelumnya, Kopka Basarsyah telah menyerahkan diri pada Selasa, (18/3/2025).

Kemudian, pada Rabu, (19/3/2025), Peltu Lubis menyerahkan di Baturaja.
 
Diketahui, tiga orang polisi gugur dalam menggerebek arena judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025) sore.

Tangis Anak AKP Anumerta Lusiyanto

Salsabila bercerita sudah setahun tidak bertemu dengan ayahnya tersebut.

Namun, nahasnya ia harus bertemu lagi dengan ayahnya dalam kondisi meregang nyawa setelah ditembak saat melakukan penggerebekan judi sabung ayam di wilayah Way Kanan, Lampung, pada Senin, (17/3/2025).

Hal tersebut diungkap oleh putri AKP Anumerta Lusiyanto, Salsabila Aina Sulistia dalam konferensi pers yang digelar bersama pengacara Hotman Paris di Jakarta Utara, Selasa, 25 Maret 2025.

"Satu tahun saya tidak ketemu bapak saya karena beliau dinas di Negara Batin yang memang daerahnya lumayan terpencil." katanya.

"Satu tahun saya nggak bertemu bapak saya, pas saya pulang sudah kaku di ruang autopsi," 

Sebagai anak sematawayang, Salsabila sangat terpukul atas kejadian yang menimpa ayahnya.

"Saya anak satu-satunya pas pulang bapak saya udah gak ada," ucapnya dengan isak tangis. 

Pihak keluarga kini menuntut keadilan atas gugurnya Kapolsek Negara Batin AKP (Anumerta) Lusiyanto.

Mereka tidak terima atas tuduhan menerima uang setoran judi sabung ayam.

"Saya mau keadilan yang seadil-adilnya untuk ayah saya. Ayah saya sudah meninggal, masih difitnah soal setoran."

"Apapun itu, saya tidak peduli hal itu pak. Saya cuma ingin keadilan bagi ayah saya pak," ujar Salsabila.

Baca juga: Sudah, Sudah, Aipda Anm Petrus Sempat Memohon Ampun saat Lihat Kapolsek Ditembak Sebelum Tewas

Lebih lanjut, Bila juga mengungkapkan bahwa Aipda Anumerta Petrus Apriyanto, sempat menyaksikan detik-detik ayahnya ditembak oknum TNI, sebelum dirinya ikut tewas dalam melakukan penggerebekan judi sabung ayam.

Aipda Anumerta Petrus Apriyanto disebut sempat memohon ampun berusaha melindungi sang Kapolsek dari oknum TNI terduga pelaku penembakan.

Awalnya, dia mengatakan saat penggerebakn dilakukan, AKP Lusiyanto mengendarai mobil pribadinya yang ditumpangi bersama dengan anak buahnya dari Polsek Negara Batin menuju lokasi digelarnya judi sabung ayam. 

"Bapak saya di paling depan. Dan ketika bapak saya keluar, bapak saya langsung ditembak. Saya dengarnya seperti itu," kata Salsabila menjawab dengan lirih, kata Salsabila ketika konferensi pers bersama kuasa hukumnya, Hotman Paris disiarkan live streaming Breaking News KompasTV, Selasa (25/3/2025).

"Anggota bapak yang saya dengar Pak Petrus, setelah melihat bapak saya sudah ditembak dan terjatuh, dia memohon kepada yang nembak, 'sudah-sudah',” ungkap Salsabila dengan terisak tangis.

Setelah memohon tersebut, Aipda Anumerta Petrus turut ditembak dari arah depan tepat di mata sebelah kiri, menurut hasil autopsi.
 
"Dan pak Petrus ditembak dari jarak dekat. Di matanya pak Petrus," terang Salsabila.

Sementara sang ayah kata Salsabila, berdasarkan hasil autopsi, AKP Anumerta Lusiyanto ditemukan ada proyektil peluru ada di rongga dada sebelah kiri dan arah bekas peluruh di depan dada kanan.

Kini, pihak keluarga menunggu penetapan tersangka terhadap dua oknum TNI yang terlibat melakukan penembakan ke 3 polisi.

Hotman Paris juga berjanji akan mengawal kasus penembakan tiga polisi di Lampung hingga tuntas.

"Soal perencanaan atau tidak itulah yang akan kita kawal nanti, karena kalau memang sudah tahu itu turun langsung di tembak berarti sudah tahu datang," kata Hotman Paris.

"Diduga besar sudah ada persiapan dan dibahas, logikanya begitu," sambungnya.

(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved