Hari Raya Nyepi

Rangkaian Nyepi Saka 1947/2025, Dari Melasti Hingga Nyepi, Berikut 4 Pantangan Harus Ditaati

Artikel kali ini menyajikan rangkaian Nyepi Saka 1947/2025, dari Melasti hingga Nyepi, beriktu 4 pantangan 24 jam.

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
GRAFIS TRIBUN SUMSEL
HARI RAYA NYEPI SAKA 1947/2025 - Ilustrasi rangkaian Nyepi Saka 1947/2025, Melasti hingga Nyepi. Hari Raya Nyepi Saka 1947/2025 tahun ini bertepatan Sabtu, 29 Maret 2025. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Artikel kali ini menyajikan rangkaian Nyepi Saka 1947/2025, dari Melasti hingga Nyepi, berikut 4 pantangan 24 jam.

Nyepi adalah hari raya agama Hindu yang dirayakan sebagai bagian dari tradisi Tahun Baru Saka.

Berbeda dari perayaan Tahun Baru umumnya, Hari Raya Nyepi justru dirayakan dalam suasana hening. 

Hari Raya Nyepi Saka 1947/2025 tahun ini bertepatan Sabtu, 29 Maret 2025.

Berikut ini rangkaian Nyepi Saka 1947/2025 dari Melasti yang diadakan sebelum Nyepi hingga Ngembak Geni yakni hari setelah Nyepi diolah dari twinkl.co.id. 

RANGKAIAN NYEPI SAKA 1947/2025

1. Melasti (Penyucian Alam dan Diri)

Melasti adalah upacara penyucian dilakukan beberapa hari sebelum Hari Raya Nyepi. Umat Hindu berbondong-bondong menuju sumber air suci, seperti laut, sungai, atau danau, untuk melakukan persembahyangan dan membersihkan diri.

Air dalam upacara ini melambangkan elemen pemurnian yang dapat membersihkan kotoran lahir dan batin.

Selain itu, benda-benda sakral dari pura juga dibersihkan agar tetap suci. Melasti mengajarkan pentingnya menjaga kesucian diri sebelum memasuki tahun baru Saka.

2. Tawur Kesanga (Upacara Pengusiran Bhuta Kala)

Tawur Kesanga dilaksanakan sehari sebelum Nyepi sebagai bentuk harmonisasi energi alam. Umat Hindu memberikan persembahan berupa sesajen kepada Bhuta Kala, simbol dari kekuatan negatif yang dapat mengganggu keseimbangan kehidupan.

Tujuan upacara ini adalah mengembalikan keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Hyang Widhi. Upacara ini biasanya diadakan di perempatan jalan atau tempat suci.

3. Pawai Ogoh-Ogoh (Simbolisasi Pengusiran Kejahatan)

Malam sebelum Nyepi, masyarakat menggelar pawai ogoh-ogoh, yaitu patung raksasa berbentuk menyeramkan yang melambangkan roh jahat.

Ogoh-ogoh ini diarak keliling desa sebelum akhirnya dibakar. Tradisi ini melambangkan penghancuran energi negatif dalam diri dan lingkungan. Selain menjadi ritual keagamaan, pawai ogoh-ogoh juga menjadi atraksi budaya yang menarik banyak wisatawan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved