Berita Adv

Ramadan Penuh Hikmah : Momentum Gerakan Sayang Pangan, Transformasi Diri nan Berkah

Fenomena ini tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai Ramadhan, tetapi juga menimbulkan dampak serius bagi lingkungan dan ekonomi.  

Editor: Sri Hidayatun
dokumentasi bilik pangan
Momentum Gerakan Sayang Pangan, Transformasi Diri nan Berkah 

Ramadhan dan Fenomena Food Waste

Ramadhan seharusnya menjadi waktu untuk mengendalikan nafsu, termasuk dalam hal konsumsi makanan.

Namun, kenyataannya justru sering terjadi sebaliknya. Di luar Ramadhan, kita memiliki waktu sekitar 16 jam dalam sehari untuk makan.

Sedangkan di bulan Ramadan, waktu makan berkurang menjadi sekitar 8 jam .  

Meski waktu makan lebih singkat, justru terjadi peningkatan penyediaan makanan yang berlebihan, terutama saat berbuka puasa.

Tagline media sosial seperti "14 menit berbuka mengalahkan 14 jam berpuasa" menggambarkan betapa mudahnya kita tergoda untuk berlebihan saat berbuka. Akibatnya, makanan yang tidak termakan berakhir sebagai sampah.

Fakta Meningkatnya Sampah Makanan di Ramadan

Data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan bahwa selama ramadan, volume sampah di sejumlah daerah meningkat 5 persen –20 persen.  

Sebagai contoh, di Kota Palembang, komposisi sampah didominasi oleh sisa makanan, yaitu 53 persen dari total sampah yang dihasilkan.  

Ramadhan Penuh Hikmah : Momentum Gerakan Sayang Pangan, Transformasi Diri nan Berkah
Ramadhan Penuh Hikmah : Momentum Gerakan Sayang Pangan, Transformasi Diri nan Berkah

Artinya, dari 1.205 ton sampah per hari, sekitar 639 ton adalah sisa makanan.

Jika terjadi peningkatan 5 persen selama ramadan, maka sampah makanan di Palembang bisa mencapai 670 ton per hari.  

Angka ini dibagi dengan jumlah penduduk, didapatkan gambaran bahwa setiap orang membuang 0,4 kg makanan per hari.  

Dalam satu keluarga yang terdiri dari 4 orang, ada 1,5 kg makanan terbuang setiap hari. Jenis makanan yang paling sering terbuang adalah nasi, sayur, dan buah. 

Menurut data Bappenas 2021, sampah makanan terbanyak berasal dari padi-padian dan sayur-sayuran.

Bahkan, sebuah penelitian terbaru di Kota Bogor menunjukkan bahwa setiap orang membuang 14,2 kg nasi per tahun, diikuti oleh wortel dan pisang.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved