Berita Adv
Ramadan Penuh Hikmah : Momentum Gerakan Sayang Pangan, Transformasi Diri nan Berkah
Fenomena ini tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai Ramadhan, tetapi juga menimbulkan dampak serius bagi lingkungan dan ekonomi.
TRIBUNSUMSEL.COM- Ramadhan adalah bulan suci yang penuh berkah, mengajarkan kita untuk hidup sederhana, bersyukur, dan menghindari sikap berlebihan.
Dalam Surah Al-A'raf ayat 31, Allah SWT berfirman: "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebihan." Ayat ini menjadi pengingat kuat bagi umat Muslim untuk tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengendalikan nafsu dalam mengonsumsi makanan.
Namun, ironisnya, di bulan yang seharusnya menjadi momentum untuk mengendalikan diri ini, justru sering kali terjadi peningkatan pemborosan makanan.
Fenomena ini tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai Ramadhan, tetapi juga menimbulkan dampak serius bagi lingkungan dan ekonomi.
Islam sangat menekankan pentingnya menghargai rezeki. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri yang banyak." (HR. Ahmad).
Oleh karena itu, Ramadhan seharusnya menjadi momentum untuk memulai Gerakan Sayang Pangan, sebuah langkah kecil yang dapat dilakukan setiap individu namun bisa membawa perubahan besar bagi lingkungan dan Masyarakat luas.
Apa Itu Sampah Makanan?
Sampah makanan terdiri dari dua jenis: food loss dan food waste. Food loss terjadi ketika makanan berkualitas baik terbuang selama proses produksi hingga distribusi, misalnya karena kerusakan atau penurunan kualitas.
Sementara itu, food waste adalah makanan yang sebenarnya masih layak konsumsi, tetapi terbuang karena kebiasaan buruk seperti menyisakan makanan, memasak berlebihan, atau tidak menyukai hidangan tertentu.
Menurut kajian Bappenas, setiap orang di Indonesia membuang 115–184 kg makanan per tahun.
Angka ini setara dengan kerugian ekonomi sebesar Rp 213–551 triliun per tahun.

Kontributor terbesar sampah makanan berasal dari hotel, restoran, katering, supermarket, dan kebiasaan masyarakat yang gemar menyisakan makanan.
Selain merugikan secara ekonomi, sampah makanan juga menjadi ancaman serius bagi lingkungan.
Tumpukan sampah organik yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari tanah dan air, serta menghasilkan gas metana yang berbahaya bagi atmosfer.
Program CSR PT SCK dan PT HSK Bangun Pagar Kantor Desa Manggar Raya |
![]() |
---|
CitraLand Palembang Bangun Club House dengan Tema Modern Tropis, Target Tahun Depan Selesai |
![]() |
---|
Minah Sempoyan, Host Cantik Asal Indonesia Juara 1 Community Fest 2025 TikTok di Vietnam |
![]() |
---|
Helmi Yansah Terpilih Jadi Presiden Indonesia Marketing Association Chapter Palembang 2025-2028 |
![]() |
---|
NutriSari Luncurkan Varian Blackcurrant Tea, Umumkan Pemenang Umroh Program Tukar Sachet |
![]() |
---|